H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Senin, 04 Maret 2013

Ph Tanah


Penetapan Bahan Organik
            Tanah yang banyak mengandung humus atau bahan organik adalah tanah-tanah lapisan atas atau top soil. Semakin kelapisan bawah tanah maka kandungan bahan organik semakin berkurang, sehingaga tanah menjadi kurus. Oleh karena itu, top soil perlu di pertahankan. Di daerah rawa-rawa, seperti daerah rawa-rawa pasang surut sering dijumpai tanah-tanah dengan kandungan bahan organik yang sangat tinggi dan tebal. Apabila tanah tersebut mengandung bahan organik lebih dari 20 persen (untuk tanah pasir) atau lebih dari 30 persen (untuk tanah liat) dan tebalnya lebih dari 40 cm maka tanah tersebut disebut tanah organik atau tanah gambut (Hardjowigeno, 2007).
            Pengaruh bahan organik tidak dapat disangkal terhadap kesuburan tanah. Pada bagian terdahulu telah diketemukan bahwa bahan organik mempunyai daya serap kation yang lebih besar daripada koloid liat berarti semakin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah makin tinggi pulalah KTKnya. Ketentuan ini berlaku apabila faktor-faktor lainnya relatif sama (Hakim, dkk, 1986).
            Kadar C organik tanah bervariasi, tanah mineral biasanya mengandung     C organik antara 1 hingga 9%, sedangkan tanah  gambut dan lapisan organik tanah hutan dapat mengandung 40 sampai 50% C organik dan biasanya < 1% di tanah gurun pasir. Karbon adalah komponen utama bahan organik.   Pengukuran   pada     C-organik  secara tidak langsung dapat menentukan bahan organik melalui penggunaan  faktor koreksi  tertentu. Faktor yang selama  beberapa tahun ini telah digunakan adalah faktor benmelen yaitu 1,724 dan didasarkan pada asumsi bahwa bahan organik mengandung 58% karbon. Beberapa studi menunjukkan bahwa kandungan C organik dalam bahan organik cukup bervariasi di dalam tanah. Suatu penelitian menemukan bahwa lapisan tanah bawah (sub soil) memmiliki faktor yang lebih besar dari permukaan tanah. Permukaan tanah biasanya memiliki faktor 1,8 hingga 2,0. Lapisan tanah bawah sekitar 2,5. Soil Survey Laboratory menetapkan untuk menggunakan kadar C-organik dalam tanah lebih baik daripada penggunaan kadar bahan organik (Muklis, 2007).
Kandungan bahan organik tanah menentukan kepekaaan tanah terhadap erosi karena bahan organik dapat meningkatkan kemantapan struktur tanah. Tanah-tanah yang cukup mengandung bahan organik umumnya mempunyai stuktur yang mantap sehingga tahan terhadap erosi (Hasibuan, 2006).

Penetapan pH Tanah
            Dari pelajaran kimia umum telah kita ketahui, bahwa benda-benda masam adalah benda yang mengandung H (kat-ion H+) yang dapat ditentukan dengan kat-ion mineral ( Ca++, dan K+). Pengertian dari kimia umum ini berlaku pula untuk tanah, maka bila tanah banyak mengandung ion H+ dalam larutan tanah atau terikat dalam kompleks liat humus, maka tanah itu adalah masam. Reaksi kemasaman tanah tidaklah selalu , ada yang sangat masam, masam, agak masam, netral, alkalis, agak alkalis, dan sangat alkalis (basis). Hanya pH-lah yang dapat menentukan taraf keasaman dan kebasisan tanah, yang biasa dinyatakan dengan angka 0-14. Yakni yang menunjukkan angka-angka 1-3,5 adalah sangat masam, 3,5-5,5 masam 5,5- 6,5 agak masam, 6,5-7,5 adalah netral. Sedangkan angka yang
menunjukkan 7,5-8,5 adalah agak basis, 8,5-10,5 adalah basis, dan 10,5-14 adalah sangat alkalis (basis) (Suhardi, 1983).
            Keasaman tanah (pH) juga mempengaruhi pertumbuhan akar. pH tanah dengan kisaran 5,0-8,0 berpengaruh langsung pada pertumbuhan akar. Meskipun masing-masing tanaman menghendaki kisaran pH tertentu, tetapi kebanyakan tanaman tidak dapat hidup pada pH yang sangat rendah (di bawah 4,0) dan sangat tinggi (di atas 9,0). Karena pada pH tersebut merupakan kondisi yang beracun bagi pertumbuhan akar tanaman. Pada pH kurang dari 6,0 kelarutan aluminium, mangan dan besi meningkat sehingga dapat bersifat meracun yang akan menghambat pertumbuhan akar. Pada tanaman citrus, pada pH di sekitar netral (7,0) didapatkan pertumbuhan akar yang baik dan pertumbuhan akan menurun pada pH 4,0 dan pH 9,0. Akar tanaman yang tumbuh pada tanah masam dengan kelarutn Al yang tinggi akan berhenti pertumbuhannya, ujung akar menumpul. Jika keracunan Al terjadi pada tingkat yang tinggi akar tanaman akan mati. Keasaman tanah (pH) dapat juga menentukan kelakuan dari unsur-unsur hara tertentu karena pH dapat mengendapkan atau membuatnya tersedia. Misalnya, gejala klorosis pada tanaman didapatkan pada tanaman dengan pH tinggi. Sehingga tanaman kekurangan besi (Fe) yang disebabkan karena terjadinya pengendapan besi,yang tidak dapat diisap oleh tanaman (Islami, 1995).
            Pengujian pH dengan kertas lakmus sudah biasa dilakukan untuk mengetahui apakah tanah termasuk asam atau basa; tapi sayang tidak mampu menunjukkan derajat keasaman atau kebasaannya, sehingga sekarang tidak dipakai lagi. Di lapangan, penggunaan kertas indikator universal lebih praktis. Tanah yang dibasahi disentuhkan dengan kertas pH, dan perubahan warna kertas dicocokkan dengan warna standard pada kertas yang menunjukkan pH tanah bersangkutan. Kelemahannya, kertas ini mudah dipengaruhi keadaan, warna mudah luntur dan tidak dapat disimpan lama. Penggunaan alat “pH stick” yang dilengkapi batere dapat menunjukkan angka-angka yang tepat. Setelah tanah dibasahi pada kapasitas lapang, bagian elektroda dari alat ini ditancapkan (Kuswandi, 1993).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar