PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perencanaan
daftar pekerjaan tanah sangat penting dalam sustu pembangunan jalan yang terkait
denagn jalan timbunan yang dikenakan pada permukaan tanah. Perubahan-perubahan
volume tanah pada galian-galian atau pada pekerjaan tanah dapat diakibatkan
oleh pemadatan tanah dari beban statis yang bekerja diatasnya. Konsolidasi
yaitu pengurangan volume pori
sehingga mengakibatkan bertambahnya tanah pada pekerjaan penggalian dan
penimbunan yang dilakukan (Meyer dan David, 1984).
Seluruh
pekerjaan berada dalam alur galian, alur galian ini dibuat jika badan jalan
telah cukup kuat atau tidak lagi menyusut atau berubah bentuk. Sebelum lapisan
dasar dimulai, alur galian lebih dahulu digali, didalamnya tidak perlu dikorek
penuh, tapi kira-kira setengah dari yang diperlukan. Tanah dan korekan galian
dapat digunakan untuk meratakan. Setelah pekerjaan siamaka letak pengerasan
harus sama tinggi dengan ketinggian yang telah ditetapkan. Pengerasan dari
kelas-kelas jalan yang berat dan konstruksi tetap. Lapisan atas disebut juga
pedoman serta konstruksi penahan disebut juga lapisan penahan lapisan dasar ini
mempunyai fungsi selain untuk memikul dan menyalurkan berat kendaraan kebumi
juga untuk membuang air yang masuk kebadan jalan oleh sebab itu lapisan kuat
(Sagala, 1994).
Keadaan
normal pada tanah sangat menentukan pekerjaan tanah dilapangan keadaan normal
tanah seperti :
- Tidak tergenang air atas dan air bawah.
- Hampir tidak ada beban atas.
- Tanah tidak diturunkan
- Tidak terjadi getaran kuat.
- Sifat-sifat tanah tidak menurun selama terbentuknya galian.
Dari penampang
melintang didapatkan luas galian dan timbunan dari masing-masing titik profil.
Luas penampang rata-rata galian dapat ditentukan dengan menjumlahkan luas
penampang galian dan timbunan. Volume galian dan timbunan dapat menentukan
keadaan kondisi badan jalan apakah terjal atau tidak (Elias, 1999).
Penentuan kuantitas pekerjaan tanah pada
penampang melintang yang diambil dengan metode tertentu merupakan dasarnya.
Pada pekerjaan jalan raya atau jalan baja, penampang melintang adalah vertikal
dan tegak lurus garis sumbu survei. Tiap seksi adalah daerah yang dibatasi oleh
permukaan asli dan permukaan yang sudah teratur yang terakhir ditentukan oleh
lorong samping, bahu-bahu lapisan bawah, jalur penengah dan selokan-selokan
drainase, untuk kemudahan perhitungan dan pekerjaan penampang melintang biasnya
diambil tiap patok stasion penuh (Brinker, 1987).
Pada kegiatan pembuatan penampang
melintang dan memanjang jalan, masalah galian dan timbunan harus diperhatikan.
Pada pembuatan galian dan timbunan harus rasional. Galian yang dibuat jangan
terlalu curam agar keamanan lalu lintas terjaga. Galian lebih baik daripada
timbunan. Pembuatan timbunan banyak memakan biaya dan akan menambah jumlah
tenaga kerja (Rachman,
1979).
Tujuan
Adapun
dari praktikum ini adalah :
- Untuk mengetahui luas penampang galian dan timbunan.
- Untuk mengetahui luas penampang rata-rata galian dan timbunan yang ada.
- Untuk mengetahui volume galian dan timbunan yang ada
TINJAUAN PUSTAKA
Penentuan
kuantitas pekerjaan tanah didasarkan pada penampang melintang di kontur atau di
lapangan yang diambil dengan cara tertentu. Pada pekerjaan jalan raya atau
jalan baja, landasan jalan baja pada kontur biasanya dapat dinaikkan atau
ditimbun, supermasi disesuaikan dengan balance cadas. Volume pekerjaan tanah
dalam selokan-selokan drainase biasanya dihitung secara terpisah. Pada kondisi
jalan raya subgrade dapat ditimbun, pada tangen-tangen dan biasanya ditumbuk
secara sejajar dengan permukaan pada permukaan kurva. Lagi pula selokan-selokan
drainase dan bahu jalan biasanya dianggap bagian-bagian dari luas penampang
melintang pada perencanaan jalan (Meyer dan David, 1984).
Perubahan bentuk dari setiap jenis tanah
tertentu akibat beban lalu lintas. Perubahan bentukyang besar akan mengakibatkan
jalan tersebut rusak. Tanah tanah plastisitas tinggi akan cenderung untuk
mengalami hal tersebut. Lapisan tanah rusak yang terdapat dibawah tanah dasar
harus diperhatikan. Daya dukung tanah dasar yang tidak akan merata pada daerah
yang bahan tanah berbeda. Penelian secara seksama atas jenis tanah dan sifat
tanah dasar sepanjang jalan dapat mengurangi akibat tidak meratanya daya dukung
tanah dasr pada perencanaan tebal pekerjaan dapat dibuat berbeda-beda dengan
menggali jalan menjadi segmen yang berlainan (Elias, 1999).
Hasil
yang tidak teratur (irreguler) bisa didapat dengan bantuan koordinat atau
dengan cara grafik. Luas masing-masing ujung bagaimanapun tidak teraturnya
didapat dengan mudah dengan mengeploatkan sesuai skala dan menentukannya dengan
planimeter. Cara ini dikerjakan secara luas pada pekerjaan jalan raya terutama
pada belokan-belokan dan bahu-bahu jalan adalah bagian pada penampang melintang
jalan. Dalam konstruksi jalan raya modern, kecenderungan adalah untuk
menyatakan semua galian sebagai yang tidak dapat diklasifikasikan, luas-luas ditentukan dengan planimeter dan
volume-volume dari irisan horizontal dan pekerjaan dengan cara luas ujung
rata-rata (Rachman, 1979).
Pengukuran volume secara langsung, jarak yang
dapat dikerjakan dalam pengukuran tanah, karena sulit untuk menerapkan dengan
sebenarnya sebuah satuan terhadap material yang terlibat sebagai gantinya
dilakukan pengukuran tak langsung. Untuk memperolehnya dilakukan pengukuran
garis dan luas yang mempunyai kaitan dengan volume yang diijinkan. Ada tiga
sistem utama yang dipakai, yaitu :
- Metode tampang melintang
- Metode luas satuan atau lubang galian sumbang.
- Metode luas garis tinggi.
Metode
tampang melintang dipakai hampir khusus untuk menghitung volume baja , kanal
(saluran), luas ujung yang dapat ditentukan dengan grafik (Elias, 1999).
Tanah
dapat digunakan dalam rancang bangun jalan dengan fungsi utamanya untuk
menyebarkan beban roda pada permukaan tanah fondasi sehingga terlindung dari
perubahan bentuk dan beban lebih. Permukaan jalan harus diratakan sehingga air
hujan dapat mengalir dengan cepat. Apabila muka tanah tidak horizontal pada
komponen gaya
berat yang cenderung melongsorkan tanah tersebut. Apabila tahanan geser tidak
cukup besar untuk memelihara keseimbangan, maka tanah yang ada diatas bidang
gelincir akan mengelincir. Keadaan demikian disebut tanah longsor (Sagala,
1994).
Secara
harfiah, penampang melintang dapat didefenisikan sebagai suatu gambaran irisan
yang tegak lurus dan potongan melintang, posisi dari irisan ini adalah tegak.
Gambar penampang melintang secara rinci menyajikan dua unsur, yakni unsur
alamiah serta unsur rancangan sehingga gabungan dari dua unsur tersebut dapat
digunakan sebagai modal dasar dalam kegiatan perhitungan kualitas pekerjaan
(Brinker, 1987).
Pada
umumnya pembangunan jalan di Indonesia,
terutama di daerah-daerah, dikerjakan secara sederhana dengan mempergunakan
tenaga dan peralatan seadanya, sehingga jalan tersebut tergolong kedalam
konstruksi jalan murah. Hal ini
disebabkan karena terbatasnya
biaya yang tersedia,
peralatan seadanya, tenaga-tenaga
ahli terlatih dan terdidik dan fasilitas laboratorium. Namun hasilnya cukup memuaskan andaikata
diperhatikan hal-hal sebagai berikut: memilih sistem konstruksi yang aman,
sistem pelaksanaan yang baik, sehingga dapat mendekati syarat-syarat konstruksi
jalan. Selalu mengikuti perkembangan lalu lintas sehingga tidak terlambat
mengadakan upgrading, mengadakan
pemeliharaan secara intensif dan terus-menerus terutama menghadapi musim hujan.
Dalam pembuatan daftar pekerjaan tanah, penampang melintang dan memanjang
jalan, masalah galian dan timbunan harus kita perhatikan. Pada pembuatan galian
dan timbunan haurs rasional, galian yang dibuat harus tidak terlalu curam
(Elias, 1999).
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Adapun
praktikum keteknikan hutan yang berjudul “Daftar Pekerjaan Tanah” ini
dilaksanakan pada hari Jumat 02 November 2007 pukul 14.00 Wib sampai dengan
selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Ruang 304 Departemen Kehutanan Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Alat dan Bahan
Adapun alat yangb digunakan dalam
praktikum ini :
1.
Penggaris 50 cm dan 30 cm sebagai alat untuk mengukur jarak pada peta
2.
Penggaris busur, untuk menarik sudut pada peta.
3.
Pensil, untuk menulis data.
4.
Penghapus, untuk menghapus data yang salah.
5.
Meja gambar, sebagai alat/tempat untuk menggambar.
- Kalkulator, untuk menghitung
- Dot grid, untuk emngitung luas.
Adapun
bahan yang digunakan dalam praktikum ini :
1.
Peta kontur skala 1 : 2000 sebagai bahan praktikum
2.
Tally sheet, untuk menulis data.
Prosedur Kerja
- Dihitung luas galian dan timbunan dengan menggunakan dot grid dari penampang melintang dan pada masing-masing titik profil.
- Dihitung luas penampang rata-rata dan volume galian dan timbunan dengan menjumlahkan luas penampang atau galian dan timbunan titik profil yang berurutan dan dibagi dua.
- Dihitung volume pekerjaan berdasarkan trase yang telah dibuat
Dengan
Rumus:
a. Volume galian A – 1 = (LG A + LG 1) x jarak A – 1
2
b. Volume timbunan A – 1 = (LT A + LT 1) x jarak A – 1
2
- Dimasukkan dalam tabel daftar pekerjaan tanah dari hasil perhitungan
- Dimasukkan data dari hasil kedalam tabel
Contoh
Tabel 6. Daftar Pekerjaan Tanah
No.
Profil
|
Jarak antar
Profil (m)
|
Luas Penampang (m2)
|
L P rata-rata (m2)
|
Volume (m3)
|
|||
Galian
|
Timbunan
|
Galian
|
Timbunan
|
Galian
|
Timbunan
|
||
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari penghitungan yang dilakukan, didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 7. Daftar Pekerjaan Tanah
No.
Profil
|
Jarak antar
Profil (m)
|
Luas Penampang (m2)
|
L P rata-rata (m2)
|
Volume (m3)
|
|||
Galian
|
Timbunan
|
Galian
|
Timbunan
|
Galian
|
Timbunan
|
||
A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
B
|
100
100
100
100
96
122,11
122,11
100
100
100
100
52
|
2,16
2,40
2,20
1,88
1,80
1,72
1,76
1,56
2,48
2,12
2,08
2,48
2,52
|
1,6
1,56
1,12
1,96
1,28
1,40
1,24
1,40
1,68
1,64
1,68
1,72
1,80
|
2,28
2,30
2,04
1,84
1,76
1,74
1,66
2,02
2,30
2,10
2,28
2,50
|
1,58
1,34
1,54
1,62
1,34
1,32
1,32
1,54
1,66
1,66
1,70
1,76
|
228
230
204
176,64
214,91
212,47
166
202
230
210
228
130
|
158
134
154
155,52
163,63
161,18
132
151
166
166
170
91,52
|
Total
|
27,16
|
20,08
|
24,82
|
18,38
|
2.432,02
|
1.805,85
|
Pembahasan
Dari
perhitungan yang dilakukan maka didapatkan volume galian dan timbunan. Volume
galian terbesar adalah 228 m3 terletak pada titik profil 10 – 11,
sedangkan volume galian terkecil adalah 130 m3 ada pada titik profil
11 – B. volume timbunan yang terbesar adalah 170 m3 yang terletak
pada titik profil 10 – 11, sedangkan volume timbunan terkecil adalah 91,52 m3
yang terdapat pada titik profil 11 – B.
Dari
data hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa luas penampang rata-rata galian
sebesar 24,82 m2 dan rata-rata timbunan sebesar 18,38 m2
dari hasil permukaan ini dapat menghasilkan volume galian dan timbunan. Volume
galian total didapatkan sebesar 2.432,02 m3, sedangkan untuk timbnan
didapatkan sebesar 1.805,85 m3. perbedaan volume ini menunjukkan
bahwa volume galian lebih besar dari volume timbunan. Volume ini secara galian
lebih mudah dilakukan daripada melakukan timbunan.
Perbedaan volume ini juga dapat dikatakan
bahwa tidak terjadi keseimbangan dalam jumlah volume galian dan timbunan. Sehingga
dari data ini menunjukan bahwa galian melebihi dari jumlah timbunan yang
diharapkan. Namun disisi lain mempunyai keuntungan yaitu sebagian besar jalan
yang direncanakan merupakan profil tanah yang sama atau alami. Karena pada
daerah galian tanah yang akn ditinggalkan masih sama dengan tanah sebelumnya
terhadap tanah dalam perencanaan jalan bahwa tanah yang mempunyai komposisi
yang berbeda dengan tanah sebelumnya maka secara langsung akan menurunkan
kekuatan tanah dibanding dengan tanah yang alami atau komposisi sama
sebelumnya.
Berdasarkan volume yang lebih besar dari
volume galian yang lebih besar dari volume timbunan yang diharapkan maka dapat
dikatakan bahwa pengerjaan tanah yang dilakukan adalah baik, karena lebih
banyak penggalian daripada timbunan, dimana volume timbunan yang lebih kecil
akan mengurangi resiko kerusakn tanah
dan mengurangi resiko biaya dalam pembangunan jalan. Menurut Meyer dan Gibson
1984, menyatakan bahwa pembangunan suatu jalan diusahakan seoptimal mungkin
dalam arti secara teknis memenuhi persyaratan dan secara ekonomi biaya
pembangunannya, termasuk biaya pemeliharaan dan pengoperasiananya, biaya
pembangunannya serendah mungkin paling tidak dapat mengimbangi keuntungan
akibat adanya jalan yang direncanakan. Biaya pengoperasian pada penggalian
sangat mudah daripada timbunan karena dari segi peralatan yang dibutuhkan dan
proses kegiatan yang dilakukan sangat singkat dibandingkan dengan penimbunan.
Selain itu jika terjadi penimbunan yang banyak maka dapat membahayakan
kendaraan yang lintas dijalan tersebut karena tanah yang ditimbun lebih mudah
runtuh atau hancur akibat berat kendaraan yang tinggi.
Secara teknis bila hasil galian dijadikan
untuk penimbunan dari tempat lain maka perlu diperhatikan mengenai kadar air
tanah yaitu : jika permukaan tanah terlalu basah maka tanah menjadi plastis dan
bahkan hampir cair. Jika permukaan tanah terlalu kering tanah dapat retak-retak
dan mudah hancur. Contoh tanah jika diremas dengan tangan, harus tetap dapat
bersatu dalam satu gumpalan. Kalau tanah kohesif terurai ketika genggaman
tangan dibuka berarti tanah terlalu kering, tanah nonkohesi atau selalu teruai.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
- Volume galian untuk jalan A ke B adalah sebesar 2.432,02 m3.
- Volume timbunan untuk jalan A ke B adalah sebesar 1.805,85 m3.
3.
Volume galian terbesar terdapat pada profil 10 – 11
yaitu 228 m3 sedangkan untuk volume galian terkecil terdapat pada
profil 11 – B yaitu sebesar 91,52 m3.
4.
Volume timbunan terbesar terdapat pada profil 10 – 11
yaitu 170 m3 sedangkan untuk volume timbunan terkecil terdapat pada
profil 11 – B yaitu sebesar 170 m3.
- Luas penampang rata-rata galian seluruhnya yaitu 24,82 m2 dan timbunan sebesar 18,38 m2.
- Perencanaan jalan dari A ke B secara teknis dapat dilaksanakan seoptimal mungkin dan dapat dibiayai serta layak untuk dikerjakan.
- Penggalian lebih mudah dilakukan daripada timbunan jalan secara teknis.
Saran
1. Dalam praktikum ini sebaiknya praktikan
lebih teliti dan serius dalam melakukan pengukuran, pembuatan gambar atau
profil penampang sehingga data yang dihasilkan lebih akurat dan dapat
dipergunakan dikemudian hari.
2.
Agar dalam menghitung data supaya lebih baik dan teliti
agar hasilnya bagus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar