PENDAHULUAN
Latar Belakang
Profil
memanjang jalan diperlukan untuk membuat trase jalan kereta api, jalan raya dan
saluran air. Dalam pembuatan jalan profil memanjang dibuat pada sumbu atau as
jalan yang akan dibuat. Profil memanjang dan melintang jalan diperlukan untuk
menghitung volume tanah yang harus digali dan juga diperlukan untuk menghitung
penimbunan (Elias, 1999).
Pembuatan
penampang jalan termasuk pada survei lapangan pemeriksaan lapangan dan
mempelajari sifat-sifat topografi sering membantu untuk memperoleh keterangan
yang diperlukan tentang tanah dan kondisi air tanah dalam menentukan program
pemeriksaan, di lapangan dapat mempelajari sifat-sifat yang dapat dilakukan
antara lain: Topografi setempat, Penggalian, Pemotongan,Penggalian batu,
keadaan erosi, dan longsor tanah, ukuran, kedudukan, air sumur dan aliran debit
dan drainase (Forsblad, 1989).
Dalam pembuatan penampang memanjang jalan
diperlukan penggalian dan penimbunan. Galian-galian seperti sumur dan alur
diberi tanda dengan rambu-rambu. Ini disusun dari 2 piket atau lebih yang di
bagian atasnya dipasang sepotong papan horizontal. Bagian atas papan tersebut
ditetapkan dengan cermat terhadap permukaan tanah atau bagain atas tengah
jalan, tergantung situasi setempat. Penempatan rambu-rambu hendaknya diatur
sedemikian rupa, sehingga semua itu saat berlangsungnya penggalian tidak
menimbulkan getaran. Talud dari galian tergantung pada :
1.
Jenis tanah
yang akan digali
2.
Beban atas misalnya
mesin-mesin penggali
3.
Dalamnya tanah,
dan
4.
Ada tidaknya
getaran
(Irvine, 1995).
Suatu
penampang melintang tertentu dapat menentukan tingkat pelayanan dimana keamanan
menjadi pertimbangan utama. Pengetahuan tentang hal-hal ini belum lengkap
sehingga tidak diketahui sampai sejauh mana unsur-unsur tersebut serta
interaksinya berpengaruh terhadap kecelakaan. Profil memanjang jalan dalam
pembuatan jalan berkaitan dengan galian dan timbunan sangat memerlukan
pengetahuan tentang tanah baik struktur ataupun jenis tekanan tanahnya. Ada beberapa jenis tekanan
tanah, yaitu :
- Tekanan tanah lateral
- Tekanan tanah pasif
- Tekanan tanah aktif
- Tekanan tanah ranking
- Tekanan tanah coulum
Profil memanjang dan melintang jalan diperlukan
untuk menghitung volume tanah yang harus digali dan juga diperlukan untuk
menghitung penimbunan. Pembuatan penampang memanjang jaln dibuat setelah
dihubungkan (Purwardjo, 1986).
Pembuatan penampang memanjang jalan dibuat
setelah titik A – B bisa dihubungkan. Titik-titik profil pada pembuatan trase
jalan A – B dipindahkan pada kertas mm. Skala vertikal merupakan ketinggian
tempat (m dpl), dengan skala peta 1 : 2000. Galian harus rasional, dengan
menggali lebih baik daripada menimbun. Dari segi mekanika tanah, tanah timbunan
lebih labil. Suatu permukaan tanah yang miring dengan sudut tertentu terhadap
bidang horizontal dan tidak dilindungi, kita namakan sebagai talud tak
tertahankan. Talud ini dapat menjadi secara alamiah atau buatan (Elias, 1999).
Tujuan
Adapun
tujuan dalam praktikum ini adalah:
- Untuk mengetahui jalan tanjakan atau turunan.
- Untuk mengurangi tingkat kecelakaan.
- Untuk mengetahui jalan yang harus ditimbun atau digali.
- Untuk mengetahui kondisi rencana trase jalan yang akan dibuat galian atau timbunan.
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu
penampang melintang tertentu dapat menentukan tingkat pelayanan dimana keamanan
menjadi pertimbangan utama. Pengetahuan tentang hal-hal ini belum lengkap
sehingga tidak diketahui sampai sejauh mana unsur-unsur tersebut serta
interaksinya berpengaruh terhadap kecelakaan. Untuk pembuatan jalan berkaitan dengan galian dan
timbunan sangat memerlukan pengetahuan tentang tanah baik struktur ataupun
jenis tekanan kondisinya (Irvine,
1995).
Analisis stabilitas suatu talud bukanlah
merupakan sautu pekerjaan yang ringan. Bahkan untuk mengetahui evaluasi
variabel seperti tanah dan lapisannya serta parameter-parameter kekuatan geser
tanah mungkin merupakan pekerjaan yang membosankan. Rembesan dalam talud dan
kepemilikan,kemungkinan longsor atau tergelincir menambah rumitnya masalah yang akan ditangani (Elias, 1999).
Masalah
pokok dalam pembuatan analisis distribusi adalah penentuan lokasi dari
penstasional titik-titik keseimbangan antara mana galian dan timbunan ditambah
dengan penyusuran yang diperbolehkan. Pada pekerjaan kecil titik-titik
keseimbangan (balance) yang utama
bisa didapat dengan membuat sub total yang terpisah dari galian-galian dan
timbunan-timbunan yang telah dikoreksi, titik-titik keseimbangan ditentukan
letaknya dimana kedua sub total adalah sama. Pada pekerjaan penting, cara ini
kurang baik. Ia tidak menunjukkan bagaimana menjadwalkan pekerjaan. Analisis yang lebih detail dapat dibuat
dengan cara station atau dengan cara diagram massa (Meyer dan David
1984).
Penampang memanjang jalan diperlukan untuk
membuat trase jalan kereta api, jalan raya, sungai, saluran irigasi (saluran
air) misalnya irisan tegak penampang memanjang yang mengikuti sumbu rute.
Penampang merupakan gambaran irisan tegak. Bila pada peta tofografi bisa
dilihat bentuk proyek tegak model bangunan, maka pada gambar penampang bisa
dilihat moel potongan tegak bangunan dalam arah memanjang ataupun melintang
tegak llurus arah potongan memanjang (Forsblad, 1989).
Pada
masa lalu, kemiringan yang besar masih merupakan standar bagi beberapa
perencanaan jalan raya karena tidak terlalu banyak melobatkan pekerjaan tanah.
Tetapi, pada tahun-tahun terakhir kemiringan biasanya diperdatar lagi agar
pengoperasian kenderaan dapat lebih aman, memungkinkan penanaman pohon serta
mengurangi erosi dimana kestabilan merupakan hal yang pokok dan untuk
mengurangi biaya perawatan. Kemiringan yang curam pad timbunan badan jalan
dapat menimbulkan bahaya kecelakaan yang serius. Kemiringan timbunan yang datar
memmiliki keuntungan yang lain yaitu dapat dilihat dari tiap kenderaan sehingga
jalan akan nampak lebih aman untuk dilalui (Purwardjo, 1986).
Galian-galian
seperti sumur-sumur dan alur-alur kita berikan tanda dengan rambu-rambu.
Rambu-rambu ini disusun dari dua buah piket atau lebih yang dibagian atasnya
dipasang sepotong papan horizontal. Bagian atas papan ini ditetapkan dengan
cermat terhadap HAP. Permukaan tanah atau bagian atas tengah jalan tergantung
dari situasi setempat. Setidak-tidaknya kita pasangkan pada semua titik dari
galian sebuah rambu dan demikian pula untuk alur-alur dengan jarak
masing-masing maksimal sekitar 20 m. Penempatan rambu-rambu hendaknya diatur
sedemikian rupa, sehingga kesemua itu sewaktu berlangsungnya penggalian tidak
akan menimbulkan getaran (Forsblad, 1989).
Bila
transisi diantara galian dan timbunan berada pada sisi bukit sebanyak 5
penampang melintang mungkin diperlukan, secara teoritis penampang melintang
yang lengkap tidak memerlukan pada sudut-sudut penampang yang mencolok ke dalam
permukaan tetapi pengoperasionalnya diperlukan untuk menentukan puncak
piramida-piramida yang mempunyai dasar akhir dengan bentuk segitiga. Jadi
penampang melintang pada tradisi menjadi 3, yaitu :
1. Pada dasar
timbunan
2. Pada titik
grade di garis sumbu
3. Pada titik
grade di dasar galian
Ketiga
penampang-penampang pada transisi sangat berdekatan, kontur grade tersebut
dianggap tegak lurus pada garis sumbu, selanjutnya akan berbentuk baji pada
sebelah-sebelah kontur grade (Elias, 1999).
Dalam pembuatan penampang memanjang
ini, terdiri dari pembuatan galian dan timbunan. Pembuatan galian dan timbunan
ini harus disesuaikan supaya penekanan biaya dan tenaga yang digunakan dalam
pengangkutan dapat benar-benar diefisienkan. Untuk itu pembuatan penampang memanjang
jalan ini perlu dipelajari dan harus benar-benar dipahami. Penampang umumnya
merupakan irisan tegakan, bila pada peta topografi dapat dilihat bentuk
proyeksi tegak model bangunan, maka pada gambar penampang bisa dilihat model
potongan tegak bangunan dalam arah memanjang ataupun melintang tegak lurus arah
potongan memanjang bisa dipahami bahwa gambar penampang merupakan gambaran dua
dimensi dengan elemen unsur jarak (datar) dan ketinggian. Pada gambaran
penampang dibuat dan disajikan dalam rencana rancangan bangunan dalam arah
tegak skala horizontal pada gambar penampang umumnya lebih kecil dari skala
tegak (Irvine,
1995).
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Adapun
praktikum keteknikan hutan yang berjudul “Penampang Memanjang Jalan” ini
dilaksanakan pada hari Jumat 21 September 2007 pukul 14.00 Wib sampai dengan
selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Ruang 304 Departemen Kehutanan Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Alat dan Bahan
Adapun alat yangb digunakan dalam
praktikum ini :
1.
Penggaris 50 cm dan 30 cm sebagai alat untuk mengukur panjang.
2.
Penggaris busur, untuk menarik sudut pada peta.
3.
Jangka untuk membuat belokan
4.
Kalkulator,
untuk menghitung data hasil pengukuran
5.
Pensil, untuk menulis data
6.
Penghapus, untuk menghapus data yang salah
Adapun
bahan yang digunakan dalam praktikum ini :
1.
Peta kontur skala 1 : 2000 sebagai bahan praktikum
2.
Kertas mm untuk membuat penampang memanjang jalan
3.
Tally sheet, untuk menulis data
Prosedur Kerja
- Dibuat penampang memanjang jalan diatas kertas millimeter dengan memplotkan trase yang telah diperoleh kedalam salib sumbu.
- Satu per satu profil titiknya diplotkan.
- Pada penampang memanjang jalan ini perlu diberikan keterangan tentang jarak antar titik profil, jarak langsung, tinggi tanah di as jalan, helling mula-mula, helling garis perataan, perbedaan besarnya galian dan tumbuhan dalam mm, serta keterangan jalan lurus atau belokan.
- Jarak datar dihitung dengan menjumlahkan jarak antar titik profil. Ketinggian dari titik profil dapat berubah dengan adanya garis perataan ini helling dari trase juga berubah. Perubahan ini diusahakan lebih kecil dari helling awal. Syarat utama adalah helling untuk belokan maksimum 5% dan untuk jalan lurus 7%.
- Garis perataan ini dibuat untuk pertimbangan keamanan lalu lintas yang melewati jalan tersebut.
- Tinggi as jalan dihitung setelah adanya garis perataan. Perbedaan galian dan timbunan dihitung adanya perubahan ketinggian titik profil dari kedudukan semula.
- Dipindahkan ke kertas millimeter.
8. Dimasukkan
semua data kedalam grafik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Data yang
didapat terlampir
Pembahasan
Dari
hasil didapat 2 galian dan 1 timbunan. Pada praktikum ini dilihat jalan yang
harus digali atau ditimbun. Tujuan galian atau timbunan dibuat untuk memudahkan
atau membuat jarak pandang supir semakin jauh sehingga tingkat keselamatan
dijalan semakin tinggi. Pembuatan penampang memanjang jalan untuk galian lebih
baik dari pada timbunan. Ini dilihat dari segi fisik tanah, yang lebih stabil
keadaan tanah dan galian. Kegiatan penimbunan harus memperhatikan aspek
kematangan tanah dan kadar air di permukaan tanah.
Pekerjaan
penggalian dan timbunan merupakan pekerjaan yang berat dan membutuhkan alat
bantu dalam pelaksanaannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Elias (1999) yang menyatakan bahwa untuk
galian-galian kita mempergunakan alat peraih yang didemonstrasikan misalkan
gerobak pengangkut atau traktor yang sangat membantu dalam pekerjaan timbunan
dan galian tanah. Semakin sedikit pekerjaan galian dan timbunan akan semakin
cepat pekerjaan diselesaikan dan biayanya akan semakin murah serta kerusakan
tanah akibat galian dan timbunan akan semakin kecil.
Galian
bergantung pada jenis tanah, beban atas dalam galian, kadar air tanah, rendahnya
tanah dan ada tidaknya getaran. Dalam merencanakan pembuatan penampang
memanjang jalan harus dilihat dari segi biaya. Jalan yang harus dibuat lebih
baik dilakukan galian. Hal itu karena sifat fisik tanah galian lebih stabil.
Pengamatan
tanah diperlukan antara untuk menentukan distribusi tekanan tanah dan benda
yang menekan di atasnya dalam perencanaan perluasan jalan. Lapangan terbuka dan
lain-lain untuk memberikan informasi tentang beban-beban yang dipikul oleh
pendukung-pendukung sementara atau permanent yang bekerja secara individu untuk
tanah selama atau sesudah pekerjaan.
Dalam merencanakan pembuatan penampang
memanjang jalan harus dilihat dari segi kepraktisan dan dari segi biaya. Jalan
yang harus dibuat lebih baik dengan di lapangan dan biaya lebih murah. Untuk
itu dalam perencanaan jaringan trase jalan dibuat jaringan jalan yang sedapat
mungkin menghindari daerah dengan perbedaan kecuraman yang tinggi. Perencanaan
penampang memanjang jalan akan lebih mudah diketahui apabila jalan yang dilalui
ada tanjakan/timbunan. Dalam hal ini perlu diketahui jalan yang perlu digali
atau ditimbun.
Untuk mengetahui daerah/bagian jalan yang
perlu ditimbun atau digali, maka perlu dilakukan pengamatan atau survei untuk
mengetahui topografi tanah. Hal ini sesuai dengan Meyer dan Gibson
(1984) pembuatan penampang memanjang jalan termasuk pada survei lapangan,
pemeriksaan lapangan dan mempelajari sifat-sifat topografi sering membantu
untuk memperoleh keterangan tentang tanah dan kondisi air tanah dalam
menentukan program.
Pembuatan
profil memanjang jalan diperlukan untuk melihat apakah jalan yang menghubungkan
titik profil merupakan tanjakan atau turunan. Dari segi keamanan penggalian
juga lebih aman untuk dilewati dengan kendaraan karena lapisan tanahnya lebih
padat dibandingkan dengan yang timbunan.
Pada
penggalian dilakukan pada titik profil 1 – 2; 2 – 3; 3 – 4 dan 4 – 5 dengan
tinggi as jalan 357, 3 m. Pada titik profil 8 – 9; 9 – 10; dan 10 – 11 dengan
tinggi as jalan 348,5 m. sedangkan untuk penimbunan dilakukan pada titik
profil 5 – 6; 6 – 7; dan 7 – 8 dengan
tinggi as jalan 355,5 m.
Menurut
Forsblad (1989) pemadatan yang
direncanakan dan akan dilaksanakan sedemikian rupa mempunyai pengaruh yang
menentukan terhadap keamanan, kualitas dan rentangan umur dari bangunan yang
telah jadi karena pemadatan yang efisien kemungkinan peningkatan daya dukung
dan stabilitas dari sebuah bidang tanah urungan. Jadi bagaimanapun juga
pemanfaatan menjadikan tanah cukup stabil untuk menahan gerak permanen dan
getaran-getaran lalu lintas. Walaupun secara teori maupun telah dicoba
dilapangan telah terbukti bahwa menggali lebih baik dari menimbun. Namun kita
juga harus benar-benar memperhatikan faktor biaya, tenaga dan waktu jika akan
melakukan penggalian yang cukup besar akan mengeluarkan biaya yang cukup besar
pula.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Dari hasil yang diperoleh pada pembuatan
penampang memanjang jalan terdapat 2 galian dan 1 timbunan.
2. Pembuatan galian dan timbunan, semakin
rapat jarak antara satu garis kontur dengan kontur yang lain maka galian dan
timbunan dibuat semakin besar.
3. Menggali lebih baik daripada menimbun
karena tanah galian lebih kompak dari tanah hasil timbunan.
4.
Pada penggalian dilakukan di titik profil 1 – 2; 2 – 3;
3 – 4 dan 4 – 5 dengan tinggi as jalan 357, 3 m.
- Penimbunan dilakukan di titik profil 5 – 6; 6 – 7; dan 7 – 8 dengan tinggi as jalan 355,5 m.
- Profil memanjang dibuat pada as jalan untuk menghitung volume tanah yang harus digali dan harus ditimbun.
- Semakin banyak galian bila dibandingkan timbunan maka perencanaan jalan semakin baik.
Saran
1.
Agar tidak membahayakan atau mencelakai kenderaan yang
melalui jalan tersebut maka penentuan atau pembuatan galian dan timbunan pada
penampang memanjang jalan harus dilakukan secara tepat dan cermat agar tidak membahayakan
atau mencelakai kenderaan yang melalui jalan tersebut.
2.
Diusahakan agar banyaknya pembuatan galian dan timbunan
itu sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar