H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Kamis, 11 April 2013

PROFIL MEMANJANG JALAN


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Profil memanjang jalan diperlukan untuk membuat trase jalan kereta api, jalan raya dan saluran air. Dalam pembuatan jalan profil memanjang dibuat pada sumbu atau as jalan yang akan dibuat. Profil memanjang dan melintang jalan diperlukan untuk menghitung volume tanah yang harus digali dan juga diperlukan untuk menghitung penimbunan (Elias, 1999).
Pembuatan penampang jalan termasuk pada survei lapangan pemeriksaan lapangan dan mempelajari sifat-sifat topografi sering membantu untuk memperoleh keterangan yang diperlukan tentang tanah dan kondisi air tanah dalam menentukan program pemeriksaan, di lapangan dapat mempelajari sifat-sifat yang dapat dilakukan antara lain: Topografi setempat, Penggalian, Pemotongan,Penggalian batu, keadaan erosi, dan longsor tanah, ukuran, kedudukan, air sumur dan aliran debit dan drainase (Forsblad, 1989).
Dalam pembuatan penampang memanjang jalan diperlukan penggalian dan penimbunan. Galian-galian seperti sumur dan alur diberi tanda dengan rambu-rambu. Ini disusun dari 2 piket atau lebih yang di bagian atasnya dipasang sepotong papan horizontal. Bagian atas papan tersebut ditetapkan dengan cermat terhadap permukaan tanah atau bagain atas tengah jalan, tergantung situasi setempat. Penempatan rambu-rambu hendaknya diatur sedemikian rupa, sehingga semua itu saat berlangsungnya penggalian tidak menimbulkan getaran. Talud dari galian tergantung pada :
1.       Jenis tanah yang akan digali
2.       Beban atas misalnya mesin-mesin penggali
3.       Dalamnya tanah, dan
4.       Ada tidaknya getaran
(Irvine, 1995).
Suatu penampang melintang tertentu dapat menentukan tingkat pelayanan dimana keamanan menjadi pertimbangan utama. Pengetahuan tentang hal-hal ini belum lengkap sehingga tidak diketahui sampai sejauh mana unsur-unsur tersebut serta interaksinya berpengaruh terhadap kecelakaan. Profil memanjang jalan dalam pembuatan jalan berkaitan dengan galian dan timbunan sangat memerlukan pengetahuan tentang tanah baik struktur ataupun jenis tekanan tanahnya. Ada beberapa jenis tekanan tanah, yaitu :
  1. Tekanan tanah lateral
  2. Tekanan tanah pasif
  3. Tekanan tanah aktif
  4. Tekanan tanah ranking
  5. Tekanan tanah coulum
Profil memanjang dan melintang jalan diperlukan untuk menghitung volume tanah yang harus digali dan juga diperlukan untuk menghitung penimbunan. Pembuatan penampang memanjang jaln dibuat setelah dihubungkan       (Purwardjo, 1986).
Pembuatan penampang memanjang jalan dibuat setelah titik A – B bisa dihubungkan. Titik-titik profil pada pembuatan trase jalan A – B dipindahkan pada kertas mm. Skala vertikal merupakan ketinggian tempat (m dpl), dengan skala peta 1 : 2000. Galian harus rasional, dengan menggali lebih baik daripada menimbun. Dari segi mekanika tanah, tanah timbunan lebih labil. Suatu permukaan tanah yang miring dengan sudut tertentu terhadap bidang horizontal dan tidak dilindungi, kita namakan sebagai talud tak tertahankan. Talud ini dapat menjadi secara alamiah atau buatan (Elias, 1999).

Tujuan
            Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah:
  1. Untuk mengetahui jalan tanjakan atau turunan.
  2. Untuk mengurangi tingkat kecelakaan.
  3. Untuk mengetahui jalan yang harus ditimbun atau digali.
  4. Untuk mengetahui kondisi rencana trase jalan yang akan dibuat galian atau timbunan.

TINJAUAN PUSTAKA

Suatu penampang melintang tertentu dapat menentukan tingkat pelayanan dimana keamanan menjadi pertimbangan utama. Pengetahuan tentang hal-hal ini belum lengkap sehingga tidak diketahui sampai sejauh mana unsur-unsur tersebut serta interaksinya berpengaruh terhadap kecelakaan. Untuk  pembuatan jalan berkaitan dengan galian dan timbunan sangat memerlukan pengetahuan tentang tanah baik struktur ataupun jenis tekanan kondisinya (Irvine, 1995).
Analisis stabilitas suatu talud bukanlah merupakan sautu pekerjaan yang ringan. Bahkan untuk mengetahui evaluasi variabel seperti tanah dan lapisannya serta parameter-parameter kekuatan geser tanah mungkin merupakan pekerjaan yang membosankan. Rembesan dalam talud dan kepemilikan,kemungkinan longsor atau tergelincir menambah rumitnya masalah  yang akan ditangani     (Elias, 1999).
Masalah pokok dalam pembuatan analisis distribusi adalah penentuan lokasi dari penstasional titik-titik keseimbangan antara mana galian dan timbunan ditambah dengan penyusuran yang diperbolehkan. Pada pekerjaan kecil titik-titik keseimbangan (balance) yang utama bisa didapat dengan membuat sub total yang terpisah dari galian-galian dan timbunan-timbunan yang telah dikoreksi, titik-titik keseimbangan ditentukan letaknya dimana kedua sub total adalah sama. Pada pekerjaan penting, cara ini kurang baik. Ia tidak menunjukkan bagaimana menjadwalkan pekerjaan. Analisis yang lebih detail dapat dibuat dengan cara station atau dengan cara diagram massa (Meyer dan David 1984).
Penampang memanjang jalan diperlukan untuk membuat trase jalan kereta api, jalan raya, sungai, saluran irigasi (saluran air) misalnya irisan tegak penampang memanjang yang mengikuti sumbu rute. Penampang merupakan gambaran irisan tegak. Bila pada peta tofografi bisa dilihat bentuk proyek tegak model bangunan, maka pada gambar penampang bisa dilihat moel potongan tegak bangunan dalam arah memanjang ataupun melintang tegak llurus arah potongan memanjang (Forsblad, 1989).
Pada masa lalu, kemiringan yang besar masih merupakan standar bagi beberapa perencanaan jalan raya karena tidak terlalu banyak melobatkan pekerjaan tanah. Tetapi, pada tahun-tahun terakhir kemiringan biasanya diperdatar lagi agar pengoperasian kenderaan dapat lebih aman, memungkinkan penanaman pohon serta mengurangi erosi dimana kestabilan merupakan hal yang pokok dan untuk mengurangi biaya perawatan. Kemiringan yang curam pad timbunan badan jalan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan yang serius. Kemiringan timbunan yang datar memmiliki keuntungan yang lain yaitu dapat dilihat dari tiap kenderaan sehingga jalan akan nampak lebih aman untuk dilalui (Purwardjo, 1986).
Galian-galian seperti sumur-sumur dan alur-alur kita berikan tanda dengan rambu-rambu. Rambu-rambu ini disusun dari dua buah piket atau lebih yang dibagian atasnya dipasang sepotong papan horizontal. Bagian atas papan ini ditetapkan dengan cermat terhadap HAP. Permukaan tanah atau bagian atas tengah jalan tergantung dari situasi setempat. Setidak-tidaknya kita pasangkan pada semua titik dari galian sebuah rambu dan demikian pula untuk alur-alur dengan jarak masing-masing maksimal sekitar 20 m. Penempatan rambu-rambu hendaknya diatur sedemikian rupa, sehingga kesemua itu sewaktu berlangsungnya penggalian tidak akan menimbulkan getaran (Forsblad, 1989).
Bila transisi diantara galian dan timbunan berada pada sisi bukit sebanyak 5 penampang melintang mungkin diperlukan, secara teoritis penampang melintang yang lengkap tidak memerlukan pada sudut-sudut penampang yang mencolok ke dalam permukaan tetapi pengoperasionalnya diperlukan untuk menentukan puncak piramida-piramida yang mempunyai dasar akhir dengan bentuk segitiga. Jadi penampang melintang pada tradisi menjadi 3, yaitu :
1. Pada dasar timbunan
2. Pada titik grade di garis sumbu
3. Pada titik grade di dasar galian
Ketiga penampang-penampang pada transisi sangat berdekatan, kontur grade tersebut dianggap tegak lurus pada garis sumbu, selanjutnya akan berbentuk baji pada sebelah-sebelah kontur grade (Elias, 1999).
            Dalam pembuatan penampang memanjang ini, terdiri dari pembuatan galian dan timbunan. Pembuatan galian dan timbunan ini harus disesuaikan supaya penekanan biaya dan tenaga yang digunakan dalam pengangkutan dapat benar-benar diefisienkan. Untuk itu pembuatan penampang memanjang jalan ini perlu dipelajari dan harus benar-benar dipahami. Penampang umumnya merupakan irisan tegakan, bila pada peta topografi dapat dilihat bentuk proyeksi tegak model bangunan, maka pada gambar penampang bisa dilihat model potongan tegak bangunan dalam arah memanjang ataupun melintang tegak lurus arah potongan memanjang bisa dipahami bahwa gambar penampang merupakan gambaran dua dimensi dengan elemen unsur jarak (datar) dan ketinggian. Pada gambaran penampang dibuat dan disajikan dalam rencana rancangan bangunan dalam arah tegak skala horizontal pada gambar penampang umumnya lebih kecil dari skala tegak (Irvine, 1995).

METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat
Adapun praktikum keteknikan hutan yang berjudul “Penampang Memanjang Jalan” ini dilaksanakan pada hari Jumat 21 September 2007 pukul 14.00 Wib sampai dengan selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Ruang 304 Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Alat dan Bahan
            Adapun alat yangb digunakan dalam praktikum ini :
1.      Penggaris 50 cm dan 30 cm  sebagai alat untuk mengukur panjang.
2.      Penggaris busur, untuk menarik sudut pada peta.
3.      Jangka untuk membuat belokan
4.      Kalkulator,  untuk menghitung data hasil pengukuran
5.      Pensil, untuk menulis data
6.      Penghapus, untuk menghapus data yang salah
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini :
1.      Peta kontur skala 1 : 2000 sebagai bahan praktikum
2.      Kertas mm untuk membuat penampang memanjang jalan
3.      Tally sheet, untuk menulis data

Prosedur Kerja
  1. Dibuat penampang memanjang jalan diatas kertas millimeter dengan memplotkan trase yang telah diperoleh kedalam salib sumbu.
  2. Satu per satu profil titiknya diplotkan.
  3. Pada penampang memanjang jalan ini perlu diberikan keterangan tentang jarak antar titik profil, jarak langsung, tinggi tanah di as jalan, helling mula-mula, helling garis perataan, perbedaan besarnya galian dan tumbuhan dalam mm, serta keterangan jalan lurus atau belokan.
  4. Jarak datar dihitung dengan menjumlahkan jarak antar titik profil. Ketinggian dari titik profil dapat berubah dengan adanya garis perataan ini helling dari trase juga berubah. Perubahan ini diusahakan lebih kecil dari helling awal. Syarat utama adalah helling untuk belokan maksimum 5% dan untuk jalan lurus 7%.
  5. Garis perataan ini dibuat untuk pertimbangan keamanan lalu lintas yang melewati jalan tersebut.
  6. Tinggi as jalan dihitung setelah adanya garis perataan. Perbedaan galian dan timbunan dihitung adanya perubahan ketinggian titik profil dari kedudukan semula.
  7. Dipindahkan ke kertas millimeter.
8.      Dimasukkan semua data kedalam grafik

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Data yang didapat terlampir

Pembahasan
Dari hasil didapat 2 galian dan 1 timbunan. Pada praktikum ini dilihat jalan yang harus digali atau ditimbun. Tujuan galian atau timbunan dibuat untuk memudahkan atau membuat jarak pandang supir semakin jauh sehingga tingkat keselamatan dijalan semakin tinggi. Pembuatan penampang memanjang jalan untuk galian lebih baik dari pada timbunan. Ini dilihat dari segi fisik tanah, yang lebih stabil keadaan tanah dan galian. Kegiatan penimbunan harus memperhatikan aspek kematangan tanah dan kadar air di permukaan tanah.
Pekerjaan penggalian dan timbunan merupakan pekerjaan yang berat dan membutuhkan alat bantu dalam pelaksanaannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Elias  (1999) yang menyatakan bahwa untuk galian-galian kita mempergunakan alat peraih yang didemonstrasikan misalkan gerobak pengangkut atau traktor yang sangat membantu dalam pekerjaan timbunan dan galian tanah. Semakin sedikit pekerjaan galian dan timbunan akan semakin cepat pekerjaan diselesaikan dan biayanya akan semakin murah serta kerusakan tanah akibat galian dan timbunan akan semakin kecil.
Galian bergantung pada jenis tanah, beban atas dalam galian, kadar air tanah, rendahnya tanah dan ada tidaknya getaran. Dalam merencanakan pembuatan penampang memanjang jalan harus dilihat dari segi biaya. Jalan yang harus dibuat lebih baik dilakukan galian. Hal itu karena sifat fisik tanah galian lebih stabil.
Pengamatan tanah diperlukan antara untuk menentukan distribusi tekanan tanah dan benda yang menekan di atasnya dalam perencanaan perluasan jalan. Lapangan terbuka dan lain-lain untuk memberikan informasi tentang beban-beban yang dipikul oleh pendukung-pendukung sementara atau permanent yang bekerja secara individu untuk tanah selama atau sesudah pekerjaan.
Dalam merencanakan pembuatan penampang memanjang jalan harus dilihat dari segi kepraktisan dan dari segi biaya. Jalan yang harus dibuat lebih baik dengan di lapangan dan biaya lebih murah. Untuk itu dalam perencanaan jaringan trase jalan dibuat jaringan jalan yang sedapat mungkin menghindari daerah dengan perbedaan kecuraman yang tinggi. Perencanaan penampang memanjang jalan akan lebih mudah diketahui apabila jalan yang dilalui ada tanjakan/timbunan. Dalam hal ini perlu diketahui jalan yang perlu digali atau ditimbun.
Untuk mengetahui daerah/bagian jalan yang perlu ditimbun atau digali, maka perlu dilakukan pengamatan atau survei untuk mengetahui topografi tanah. Hal ini sesuai dengan Meyer dan Gibson (1984) pembuatan penampang memanjang jalan termasuk pada survei lapangan, pemeriksaan lapangan dan mempelajari sifat-sifat topografi sering membantu untuk memperoleh keterangan tentang tanah dan kondisi air tanah dalam menentukan program.
Pembuatan profil memanjang jalan diperlukan untuk melihat apakah jalan yang menghubungkan titik profil merupakan tanjakan atau turunan. Dari segi keamanan penggalian juga lebih aman untuk dilewati dengan kendaraan karena lapisan tanahnya lebih padat dibandingkan dengan yang timbunan.
Pada penggalian dilakukan pada titik profil 1 – 2; 2 – 3; 3 – 4 dan 4 – 5 dengan tinggi as jalan 357, 3 m. Pada titik profil 8 – 9; 9 – 10; dan 10 – 11 dengan tinggi as jalan 348,5 m. sedangkan untuk penimbunan dilakukan pada titik profil   5 – 6; 6 – 7; dan 7 – 8 dengan tinggi as jalan 355,5 m.
Menurut Forsblad (1989)  pemadatan yang direncanakan dan akan dilaksanakan sedemikian rupa mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap keamanan, kualitas dan rentangan umur dari bangunan yang telah jadi karena pemadatan yang efisien kemungkinan peningkatan daya dukung dan stabilitas dari sebuah bidang tanah urungan. Jadi bagaimanapun juga pemanfaatan menjadikan tanah cukup stabil untuk menahan gerak permanen dan getaran-getaran lalu lintas. Walaupun secara teori maupun telah dicoba dilapangan telah terbukti bahwa menggali lebih baik dari menimbun. Namun kita juga harus benar-benar memperhatikan faktor biaya, tenaga dan waktu jika akan melakukan penggalian yang cukup besar akan mengeluarkan biaya yang cukup besar pula.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1.      Dari hasil yang diperoleh pada pembuatan penampang memanjang jalan terdapat 2 galian dan 1 timbunan.
2.      Pembuatan galian dan timbunan, semakin rapat jarak antara satu garis kontur dengan kontur yang lain maka galian dan timbunan dibuat semakin besar.
3.      Menggali lebih baik daripada menimbun karena tanah galian lebih kompak dari tanah hasil timbunan.
4.      Pada penggalian dilakukan di titik profil 1 – 2; 2 – 3; 3 – 4 dan 4 – 5 dengan tinggi as jalan 357, 3 m.
  1. Penimbunan dilakukan di titik profil 5 – 6; 6 – 7; dan 7 – 8 dengan tinggi as jalan 355,5 m.
  2. Profil memanjang dibuat pada as jalan untuk menghitung volume tanah yang harus digali dan harus ditimbun.
  3. Semakin banyak galian bila dibandingkan timbunan maka perencanaan jalan semakin baik.

Saran
1.       Agar tidak membahayakan atau mencelakai kenderaan yang melalui jalan tersebut maka penentuan atau pembuatan galian dan timbunan pada penampang memanjang jalan harus dilakukan secara tepat dan cermat agar tidak membahayakan atau mencelakai kenderaan yang melalui jalan tersebut.
2.       Diusahakan agar banyaknya pembuatan galian dan timbunan itu sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar