A.Latar Belakang
Dalam pembuatan trase jalan kereta
api, jalan raya, dan saluran air
diperlukan adanya profil memanjang jalan yang dibuat pada sumbu as jalan
yang akan dibuat.Profil memanjang dan membimbing jalan diperlukan unuk
menghitung penimbunan.
Pembuatan penampang jalan memanjang
dibuat setelah titik A-B bisa dihubungkan.Titik-titk profil pada pembuatan
trase jalan A-B dipindahkan pada kertas
mm.Skala vertikal merupakan ketinggian tempat (mdpl) skala 1:2000, horizontal
merupakan jarak (m) skala 1:2000.
Jarak terdekat antara A – B berupa
garis lurus. Semakin lurus jalan yang dibuat maka akan semakin murah.Adanya
pembatas-pembatas atau keadaan di
lapangan (misalnya: kelerengan, tanah yang labil, tempat migrasi satwa dll),
menyebabkan pembuatan jalan yang lurus tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan.
Dalam pembuatan penampang memanjang ini,
terdiri dari pembutan galian dan timbuanan. Pembuatan galian dan timbunan ini
harus disesuaikan supaya penekanan biaya dan tenaga yang digunakan dalam pengangkutan
dapat benar-benar diefisiensikan.Untuk itu
pembuatan penampang memanjang jalan itu perlu dipelajari dan harus
benar-benar dipahami oleh mahasiswa
kehutanan karena hal ini menyangkut tingkat keefesienan dari penampang
jalan yang dibuat.
Apabila jalan secara keseluruhan
tidak mampu mendukung beban muatan, maka jalan akan mengalami penurunan serta
pengerasan, sehingga akibatnya permukaan jalan menjadi bergelombang, berlubang
dan akhirnya rusak sama sekali yang dapat menunda kegiatan pemanenan.
Pembuatan penampang memanjang jalan
termasuk survei lapangan pemeriksaan lapangan dan mempelajari sifat-sifat
topografi sering membantu untuk memperoleh keterangan yang didapat tentang
tanah dan kondisi air tanah dalam menentukan program pemeriksaan selanjutnya.
Kemudian di lapangan dapat mempelajari sifat-sifat yang dapat dilakukan antara
lain : tofografi setempat, penggalian, pemotongan, penggalian batu, keadan
erosi, dan kelongsoran tanah, urungan, kedudukan air sumur dan aliran debit dan
drainase contoh dan lain-lain.
Profil memanjang jalan diperlukan
untuk membuat trase jalan kereta api, jalan raya dan saluran air. Dalam
pembuatan jalan, profil memanjang dibuat sumbu atau as jalan yang akan dibuat.
Profil memanjang dan melintang jalan diperlukan untuk menghitung volume tanah
yang harus digali dan juga diperlukan untuk menghitung penimbunan. Pembuatan
penampang memanjang jalan dibuat setelah titik A – B bisa dihubungkan.
Titik-titik profil pada pembuatan trase jalan A – B dipindahkan pada kertas
milimeter. Skala vertikal merupakan ketinggian tempat ( mdpl ) skala 1 : 2000.
Horizontal merupakan skala ( m ) skala 1 : 2000.
Dalam kegiatan pengusahaan hutan
produksi di lokasi HPH/HTI ada kita jumpai kegiatan-kegiatan pembuatan trase
jalan maupun jembatan, sama halnya dengan pembuatan kereta api, jalan raya dan
saluran air yang kesemuanya memerlukan adanya profil memanjang jalan yang
dibuat pada sumbu di jalan. Karena hal diatas, maka sangatlah perlu praktikum
keteknikan hutan dilakukan suatu praktikum
“Pembuatan Penampang Memanjang Jalan”
yang dilakukan pada peta kontur dengan skala 1 : 2000 sehingga diharapkan kita
mampu membuat trase jalan dialokasi HPH/HTI ataupun lokasi lainnya.
II.TINJAUAN PUSTAKA
Penampang merupakan gambar irisan
tegakan.Bila pada peta topografi dapat dilihat bentuk proyeksi tegak mode
bangunan, maka pada gambar penampang bisa dilhat model potongan tegak bangunan
dalam arah memanjang.Bisa dipahami bahwa gambar penampang merupakan gambaran
dua dimensi dengan elemen unsur
jarak(datar)dan ketinggian.Pada gambar penampang umumnya lebih kecil dari skala tegak (Kwantes, dkk, 1987).
Ada jenis penampang yang merupakan keharusan
:
1.Penampang
memanjang, yaitu penampang horizontal sepanjang garis sumbu pada seluruh
panjang suatu kerja.
2.Penampang
melintang, yaitu penampang vertikal yang dibuat tegak lurus pada garis sumbu
suatu kerja (Irvine, W, 1995).
Informasi yang diperoleh dari
penampang memberikan data untuk:
a.Menentukan
gradien yang cocok untuk kerja
konstruksi,
b.Menghitung
volume kerja tanah
c.memberikan
rincian tentang kedalaman galian atau tinggi timbunan yang akan ditentukan
(Irvine,W, 1995).
Alue galian (increasing) adalah sebuah alur yang digali di badan jalan selebar
perkerasan jalan yang telah ditentukan dan sejauh profil memanjang jalan untuk
tempat lapisan dari perkerasan jalan. Alur galian (increasing) ini jika dibuat di jalan badan yang ditimbun, haruslah
ditunggu dulu sampai tanah. Tanah tersebut padat betul (compacting). Jika tanah basah, dikorek sedalam yang diperlukan
(tidak kurang daripada sedalam tanah gembur) (Husni, 1974).
Bila transisi diantara galian dan
timbunan berada pada sisi bukit, sebanyak 5 penampang melintang mungkin
diperlukan. Secara teoritis penampang melintang yang lengkap tidak diperlukan
pada sudut-sudut penampang yang mencolok ke dalam permukaan tetapi
penstasionannya diperlukan untuk menentukan puncak piramida. Piramida yang
mempunyai dasar akhir dengan bentuk segitiga. Jadi penampang melintang pada
transisi menjadi 3, yaitu :
1. Pada dasar
timbunan
2. Pada titik
grade di garis sumbu
3. Pada titik
grade di dasar galian
Ketiga penampang
transisi sangat berdekatan. Kontur grade tersebut dianggap tegak lurus pada
garis sumbu. Selanjutnya akan berbentuk baji pada sebelah menyebelah kontur
(Meyer dan Gibson, 1984).
Pada rencana jalan, potongan
memanjang umumnya bisa diukur langsung
dengan cara sifat dasar kecuali pada lokasi perpotongan dengan sungai.Gambar
potongan memanjang jalan merupakan potongan melintang sungai , yaitu
perpotongan jalan merupakan potongan -
potongan melintang sungai.Gambar
potongan memanjang suatu rute umumnya digambar pada suatu lembar bersama-sama
dengan peta rencana digometri horizontal (Terzaghi dan Peck, 1987).
Pematangan tanah pembangunan adalah pekerjaan – pekerjaan menjelang tanah yang sesungguhnya serta
kegiatan-kegiatan pembangunan lainnya.Proses pematangan mencakup:
1.Menghilangkan
pepohonan dan semak-semak beserta akar-akarnya
2.Menimbun
selokan dengan kemungkinan menggali sarana air baru.
3.Meninggikan
tanah (Kwantes,dkk,1987).
Galian bergantung pada :
1.Jenis tanah
yang akan digali
2.Beban atas
Masalah pokok dalam pembuatan
analisis distribusi adalah penentuan lokasi dari penstasionan titik-titik keseimbangan antara galian dengan timbunan
ditambah dengan penyusutan yang diperbolehkan.Pada pekerjaan kecil titik-titik
keseimbangan (balance)yang utama bisa didapat dengan membuat subtotal yang terpisah
dari galian-galian dan
timbunan-timbunan yang telah dikoreksi ,
titik-titik keseimbangan ditentukan
letaknya dimana kedua sub total dalah sama.Pada pekerjaan penting .Cara ini kurang baik. Cara ini tidak
menetapkan titik – titik keseimbangan
diantaranya juga tidak memberikan data untuk menghitung overhoul, juga tidak menunjukkan bagaimana
menjadwalkan pekerjaan .Analisis yang
lebih detail dapat dibuat dengan cara
stasion atau dengan cara diagram massa (Meyer, 1984).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat dalam praktikum ini antara lain:
1.
Penggaris 1 m dan 30 cm
2.
Penggaris busur
3.
Jangka
4.
Pensil
5.
Penghapus
6.
Meja gambar
7.
Kalkulator
8.
Alat tulis menulis
Bahan yang digunakan adalah:
1.
Peta kontur skala 1 : 2000,
2.
Kertas milimeter A3,
3.
Tally sheet.
B.Metode Praktikum
1.Dibuat
penampang memanjang jalan diatas kertas milimeter dengan memplotkan trase yang
diperoleh kedalam salib sumbu
2.Satu
persatu titik profil diplotkan
3.Diberi
keterangan tentang :
a.Jarak antar titik profil
b.Jarak langsung
c.Tinggi tanah diatas as jalan
d.Tinggi as jalan
e.Helling mula-mula
f.Helling garis peralatan
g.Perbedaan besarnya galian dan
timbunan
h.Keterangan jalan lurus atau belokan
4.Di hitung
jarak antara datar dengan menjumlahkan
jarak antar titik profil .
5.Dihitung
tinggi as jalan setelah adanya garis peralatan
6.Dihitung
perbedaan galian dan timbunan
7.Dipindahkan ke
dalam kertas milimeter
Rumus-Rumus
Ø
Jarak langsung adalah penjumlahan
jarak antara tiitk profil yang dihubungkan .
Ø
Tinggi tanah di as jalan :tinggi mula- mula
tititk profil (mdpl)
Ø
Tinggi as jalan :tinggi tanah setelah
dihubungkan menjadi trase jalan
Ø
Hellling
mula-mula(%): AH x 1 x 100%
m x
Ø
Helling peralatan(100%): AH x 100%
jarak
Ø
Perbedaan galian dan timbunan:tingginya galian
atau timbunan setelah dibuat peralatan
Ø
Jalan lurus / belokan :trase jalan yang
direncanakan pada peta
Ø
Jarak antar profil: jarak di peta dikalikan skala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar