H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Rabu, 03 April 2013

PEMBUATAN PENAMPANG JALAN


 A.Latar Belakang
      Dalam pembuatan trase jalan kereta api, jalan raya, dan saluran air  diperlukan adanya profil memanjang jalan yang dibuat pada sumbu as jalan yang akan dibuat.Profil memanjang dan membimbing jalan diperlukan unuk menghitung  penimbunan.

     Pembuatan penampang jalan memanjang dibuat setelah titik A-B bisa dihubungkan.Titik-titk profil pada pembuatan trase jalan A-B dipindahkan  pada kertas mm.Skala vertikal merupakan ketinggian tempat (mdpl) skala 1:2000, horizontal merupakan jarak (m) skala 1:2000.

    Jarak terdekat antara A – B berupa garis lurus. Semakin lurus jalan yang dibuat maka akan semakin murah.Adanya pembatas-pembatas atau keadaan  di lapangan (misalnya: kelerengan, tanah yang labil, tempat migrasi satwa dll), menyebabkan pembuatan jalan yang lurus tidak sepenuhnya dapat  dilaksanakan.

    Dalam pembuatan penampang memanjang ini, terdiri dari pembutan galian dan timbuanan. Pembuatan galian dan timbunan ini harus disesuaikan supaya penekanan biaya dan tenaga yang digunakan dalam pengangkutan dapat benar-benar diefisiensikan.Untuk itu  pembuatan penampang memanjang jalan itu perlu dipelajari dan harus benar-benar dipahami oleh mahasiswa  kehutanan karena hal ini menyangkut tingkat keefesienan dari penampang jalan yang dibuat.

       Apabila jalan secara keseluruhan tidak mampu mendukung beban muatan, maka jalan akan mengalami penurunan serta pengerasan, sehingga akibatnya permukaan jalan menjadi bergelombang, berlubang dan akhirnya rusak sama sekali yang dapat menunda kegiatan pemanenan.

    Pembuatan penampang memanjang jalan termasuk survei lapangan pemeriksaan lapangan dan mempelajari sifat-sifat topografi sering membantu untuk memperoleh keterangan yang didapat tentang tanah dan kondisi air tanah dalam menentukan program pemeriksaan selanjutnya. Kemudian di lapangan dapat mempelajari sifat-sifat yang dapat dilakukan antara lain : tofografi setempat, penggalian, pemotongan, penggalian batu, keadan erosi, dan kelongsoran tanah, urungan, kedudukan air sumur dan aliran debit dan drainase contoh dan lain-lain.

     Profil memanjang jalan diperlukan untuk membuat trase jalan kereta api, jalan raya dan saluran air. Dalam pembuatan jalan, profil memanjang dibuat sumbu atau as jalan yang akan dibuat. Profil memanjang dan melintang jalan diperlukan untuk menghitung volume tanah yang harus digali dan juga diperlukan untuk menghitung penimbunan. Pembuatan penampang memanjang jalan dibuat setelah titik A – B bisa dihubungkan. Titik-titik profil pada pembuatan trase jalan A – B dipindahkan pada kertas milimeter. Skala vertikal merupakan ketinggian tempat ( mdpl ) skala 1 : 2000. Horizontal merupakan skala ( m ) skala 1 : 2000.
    Dalam kegiatan pengusahaan hutan produksi di lokasi HPH/HTI ada kita jumpai kegiatan-kegiatan pembuatan trase jalan maupun jembatan, sama halnya dengan pembuatan kereta api, jalan raya dan saluran air yang kesemuanya memerlukan adanya profil memanjang jalan yang dibuat pada sumbu di jalan. Karena hal diatas, maka sangatlah perlu praktikum keteknikan hutan dilakukan suatu praktikum “Pembuatan Penampang Memanjang Jalan” yang dilakukan pada peta kontur dengan skala 1 : 2000 sehingga diharapkan kita mampu membuat trase jalan dialokasi HPH/HTI ataupun lokasi lainnya.


II.TINJAUAN PUSTAKA

            Penampang merupakan gambar irisan tegakan.Bila pada peta topografi dapat dilihat bentuk proyeksi tegak mode bangunan, maka pada gambar penampang bisa dilhat model potongan tegak bangunan dalam arah memanjang.Bisa dipahami bahwa gambar penampang merupakan gambaran dua dimensi dengan elemen  unsur jarak(datar)dan ketinggian.Pada gambar penampang umumnya   lebih kecil dari skala tegak        (Kwantes, dkk, 1987).
            Ada jenis penampang yang merupakan keharusan :
1.Penampang memanjang, yaitu penampang horizontal sepanjang garis sumbu  pada seluruh  panjang  suatu kerja.
2.Penampang melintang, yaitu  penampang vertikal  yang dibuat tegak lurus pada garis sumbu suatu  kerja (Irvine, W, 1995).
            Informasi yang diperoleh dari penampang memberikan data  untuk:
a.Menentukan gradien  yang cocok untuk kerja konstruksi,
b.Menghitung volume kerja tanah
c.memberikan rincian tentang kedalaman galian atau tinggi timbunan yang akan ditentukan (Irvine,W, 1995).
            Alue galian (increasing) adalah sebuah alur yang digali di badan jalan selebar perkerasan jalan yang telah ditentukan dan sejauh profil memanjang jalan untuk tempat lapisan dari perkerasan jalan. Alur galian (increasing) ini jika dibuat di jalan badan yang ditimbun, haruslah ditunggu dulu sampai tanah. Tanah tersebut padat betul (compacting). Jika tanah basah, dikorek sedalam yang diperlukan (tidak kurang daripada sedalam tanah gembur) (Husni, 1974).
            Bila transisi diantara galian dan timbunan berada pada sisi bukit, sebanyak 5 penampang melintang mungkin diperlukan. Secara teoritis penampang melintang yang lengkap tidak diperlukan pada sudut-sudut penampang yang mencolok ke dalam permukaan tetapi penstasionannya diperlukan untuk menentukan puncak piramida. Piramida yang mempunyai dasar akhir dengan bentuk segitiga. Jadi penampang melintang pada transisi menjadi 3, yaitu :
1. Pada dasar timbunan
2. Pada titik grade di garis sumbu
3. Pada titik grade di dasar galian
Ketiga penampang transisi sangat berdekatan. Kontur grade tersebut dianggap tegak lurus pada garis sumbu. Selanjutnya akan berbentuk baji pada sebelah menyebelah kontur (Meyer dan Gibson, 1984).
            Pada rencana jalan, potongan memanjang umumnya  bisa diukur langsung dengan cara sifat dasar kecuali pada lokasi perpotongan dengan sungai.Gambar potongan memanjang jalan merupakan potongan melintang sungai , yaitu perpotongan jalan  merupakan potongan - potongan melintang  sungai.Gambar potongan memanjang suatu rute umumnya digambar pada suatu lembar bersama-sama dengan peta rencana digometri horizontal (Terzaghi dan Peck, 1987).
            Pematangan tanah pembangunan  adalah pekerjaan – pekerjaan  menjelang tanah  yang sesungguhnya serta kegiatan-kegiatan  pembangunan  lainnya.Proses pematangan mencakup:
1.Menghilangkan pepohonan dan semak-semak beserta akar-akarnya
2.Menimbun selokan dengan kemungkinan menggali sarana air baru.
3.Meninggikan tanah (Kwantes,dkk,1987).
            Galian bergantung pada :
1.Jenis tanah yang akan digali
2.Beban atas
            Masalah pokok dalam pembuatan analisis distribusi adalah penentuan lokasi dari penstasionan titik-titik  keseimbangan antara galian dengan timbunan ditambah dengan penyusutan yang diperbolehkan.Pada pekerjaan kecil titik-titik keseimbangan (balance)yang utama bisa didapat dengan membuat subtotal  yang terpisah  dari galian-galian  dan timbunan-timbunan yang telah  dikoreksi , titik-titik keseimbangan ditentukan  letaknya  dimana kedua  sub total dalah sama.Pada pekerjaan  penting .Cara ini kurang baik. Cara ini tidak menetapkan  titik – titik keseimbangan diantaranya  juga  tidak memberikan  data untuk menghitung  overhoul, juga tidak menunjukkan bagaimana menjadwalkan  pekerjaan .Analisis yang lebih detail dapat dibuat dengan  cara stasion atau dengan cara diagram massa (Meyer, 1984).   
                                                      



III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan
Alat dalam praktikum ini antara lain:
1.    Penggaris 1 m dan 30 cm
2.    Penggaris busur
3.    Jangka
4.    Pensil
5.    Penghapus
6.    Meja gambar
7.    Kalkulator
8.    Alat tulis menulis
            Bahan yang digunakan adalah:
1.    Peta kontur skala 1 : 2000,
2.    Kertas milimeter A3,
3.    Tally sheet.

B.Metode Praktikum

1.Dibuat penampang memanjang jalan diatas kertas milimeter dengan memplotkan trase yang diperoleh  kedalam salib sumbu
2.Satu persatu  titik profil diplotkan
3.Diberi keterangan tentang :
            a.Jarak antar titik profil
            b.Jarak langsung
            c.Tinggi tanah diatas as jalan
            d.Tinggi as jalan
            e.Helling mula-mula
            f.Helling garis peralatan
            g.Perbedaan besarnya galian dan timbunan
            h.Keterangan jalan lurus  atau belokan
4.Di hitung jarak antara  datar dengan menjumlahkan jarak antar titik  profil .
5.Dihitung tinggi as jalan setelah adanya garis peralatan
6.Dihitung perbedaan galian dan timbunan
7.Dipindahkan ke dalam kertas milimeter
Rumus-Rumus
Ø  Jarak langsung adalah  penjumlahan  jarak antara tiitk profil yang dihubungkan .
Ø  Tinggi tanah di as jalan :tinggi mula- mula tititk profil (mdpl)
Ø  Tinggi as jalan :tinggi tanah setelah dihubungkan menjadi trase jalan
Ø   Hellling mula-mula(%): AH  x  1 x  100%
                                              m      x
Ø  Helling peralatan(100%): AH      x 100%
                                              jarak
Ø  Perbedaan galian dan timbunan:tingginya galian atau timbunan setelah dibuat  peralatan
Ø  Jalan lurus / belokan :trase jalan yang direncanakan pada peta
Ø  Jarak antar profil: jarak di peta dikalikan  skala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar