H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Kamis, 11 April 2013

PEMBUATAN TRASE JALAN 2


PENDAHULUAN

            Pada perencanan trase jalan hutan hal yang penting harus diperhatikan adalah persyaratan teknis jalan hutan, yaitu kemiringan lapangan memanjang jalan tidak boleh melewati 12%, sedapatnya lebih kecil dari 10% (Muhdi, 2002).
            Jarak terdekat antara titik A ke titik B berupa garis lurus. Semakin lurus jalan yang dibuat maka biaya jalan akan semakin murah. Adanya pembatas-pemtasa atau keadaan di lapangan (misalnya : keterangan, tanah stabil, tempat migrasi satwa, dll), menyebabkan pembuatan jalan yang lurus tidak sepenunya dapat dilaskanakan. Dihutan produksi terrdapat areal yang harus dihindari areal.kawasan tertentu yang dilindungi peraturan perundang-undangan misalnya kawsan lindung, kanan kri sungai, mata air dan areal yang sangat curam (Muhdi,2002).
            Pada lokasi-lokasi baru dari lintas jalur dia atas mana grade adalah yang paling penting, peta kontur yang teliti harus ada. Relokasi dari lintas jalur yang ada. Seperti jalan raya, kadang-kadang dapat dibuat dengan merevisi survey pendahuluan langsung di atas tanah. Cara ini yang dinamakan “lokasi lapangan” atau “lokasi langsung”. Tidak dianjurkan untuk garis baru. Memang beenar bahwa beberapa  insyinyur mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk melokasikan garis yang memuaskan, meskipun tidak selalu yang paling baik untuk melokasikan garis yang memuaskan, meskipun tidak selalu yang paling baik dengan cara-cara lapangan langsung. Bakat seperti ini tidak dapat diremehkan tapi pada lahan yang sulit tetap diperlukan. Studi di kantor yang teliti dengan bentuk atau bantuan peta kontur (Meyer dan David, 1984)
            Pada jalan yang menanjak lereng resiko kecelakaan sangat besar. Kerugian lan dari jalan yang terlalu menanjak akan memeprsingkat masa pakai/life time alat (misalnya masa pakai truk 10 tahun menjadi hanya 5 tahun). Jalan yang terlalu menanjak juga akan meningkatkan biaya operasional (biaya mesin, BEM/Oli, pemeliharaan dan perbaikan alat) (Muhdi, 2002)
            Pada praktikum Keteknikan Hutan ini pembatasnya adalah lereng (helling). Dimana helling/kemiringan maksimal trace jalan di daerah daftar maksimal 5%, sedang 6-7% dan berat 8-10%. Adapun alat dan bahan yang dipegunakan pada praktikum kali ini adalah peta kontur, busur, jangka, kalkulator, dan alat tulis lainnya yang mendukung dalam pembuatan trace jalan.

II.  TINJAUAN PUSTAKA

            Kontur adalah garis-garis pada peta yang menghubungkan titik-titik atau tempat-tempat yang memiliki ketinggian tempat yang sama. Agar dibuat atau agar dibuat atau dilukiskan garis-garis ketinggian titik-titik yang cukup banyak dan lokasi yang dipetakan. (Soetomo, 1989)
            Titik-titik dengan tinggi di atas bidang tinggi tidak dapat diukur. Garis potong bidang tinggi garis bidik atau suatu bidang horizontal lain dengan lapangan miring dinamakan garis-garis kontur. Garis kontur berarti garis yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama. Garis-garis kontur menjadi penting pada topografi karena memungkinkan menggambarkan peta yang memperlihatkan bentuk dan sebagainya pada suatu di lapangan. Biasanya garis-garis kontur digambar/ditentukan pada suatu jarak antaranya yang tertentu. Jarak sejajar anting antara dua garis kontur dinamakan equidistance. Suatu peta dengan garis-garis kontur memungkinkan penentuan tinggi tiap-tiap titik sembarang. Pemilihan jarak garis-garis kontur tergantung dari skala peta dan kemiringan lapangan biasanya antara 0,50 m s/d 5,00 m (Henrick, 1995)
            Pembuatan belokan sangat berperan dan penting dalam ilmu kehutanan karena sering dipakai di lapangan, misalnya dalam kegiatan HPH. Adapun manfaatnya yang lain adalah :
-          Pembuatan jalan raya
-          Pembuatan jalur kereta api
-          Pembuatan jalan saluran air untuk pengairan
Pada percobaan ini digunakan metode perpanjangan tali busur. Hal-hal yang perlu atau dipakai dalam melakukan perhitungan (Setyarso, 1987)
            Dalam pembuatan belokan, kegunaan juga dapat dipakai untuk menghubungkan dua arah yang berpotongan agar perpindahan dari arah yang satu kearah yang lain berjalan lancar. Alat ukur yang biasa digunakan untuk mempermudah pengerjaannya dengan theodolit. Dalam perhitungannya sendiri meemrlukan banyak ketelitian mulai dari penentuan titik-titik utama, titik-titik detail, penentuan tempat titik-titik utama busur yang merupakan data yang saling mendukung atau berkait. Sehingga seseorang yang mempunyai pekerjaan membuat belokan jalan-jalan selain harus tahu pengukuran lapangan juga harus tahu perhitungan data yang diperoleh di lapangan (Brinker, 1989)
            Ketika membuat belokan dalam pembuatan jalan raya maupun jalur kereta api maka diperlukan keahlian dalam pengukuran sehingga belokan yang terbentuk dapat lebih baik dan tidak menimbulkan kecelakaan atau sering disebut tikungan mati. Dalam bidang kehutanan pembuatan belokan sering dilakukan dan sangat penting terutama untuk mempermudah dalam pemanenan maupun pemasaran hasil hutan. Pembuatan belokan pada kehutanan lebih sulit dibandingkan pembuatan belokan pada jalan raya atau jalur kereta api. Hal ini terjadi karena banyaknya rintangan yang harus dihadapi seperti kondisi topografi yang berbukit-bukit, jurang bahkan lembah-lembah yang dapat menghambat proses pembuatan belokan. Dalam hal ini diperlukan biaya yang lebih besar. Dan hal yang paling penting dan tidak boleh dianggap mudah adalah perencanaan dalam kegiatan yang baik atau mantap. Dimulai dari pengukuran di lapangan, perhitungan hingga praktek pembangunannya (Soetomo, 1989).
            Sebuah pengukuran topografik yang teliti dan peta lokasi adalah sarana penting dalam merancang jalan-jalan, pembuangan limbah dan saluran air, serta struktur. Kemudian juru ukur menata letak dan kedudukan fasilitas-fasilitas ini menurut rencana rancangan. Senuah peta akhir yang bersifat “seperti dibangun” memuat segala macam perubahan yang diterapkan terhadap rencana rancangan yang dibuat selama dan  setelah rancangan bangun, dan kemudian diarsipkan, peta-peta kemudian ini sangat penting, terutama dalam terlibat utilitas bawah tanah. Untuk menjamin agar dapat ditentukan lokasinya dengan cepat bila terjadi kesulitan atau kerusakan dan tidak akan terganggu oleh perbaikan yang menyusul (Brinker dan Wolf, 1997)
            Cara penentuan lekungan dapat dilakukan dengan membuat tali busurnya terlebih dahulu. Dengan cara ini, tali busur harus ditentukan sehingga perbedaan antara tali busur dan busurnya kecil sekali/sekecil mungkin. Panjang tali busur yang didapat tidak boleh lebih besar dari sepersepuluh (1/10) dari panjang jari-jari lengkung tersebut. Apabila diinginkan ketelitian yang tinggi maka perbandingan antara tali busur dan jari-jarinya harus lebih kecil dari 1/10 lengkungan tersebut. Busur lingkaran di lapangan sering dijumpai pada pembuatan jalan raya, jalan kereta api. Saluran air untuk pengairan dan sebagainya. Busur lingkaran untuk menghubungkan dua arah yang berpotongan. Dalam segi konstruksi, belokan harus dipatok diatas tanah untuk berbagai tujuan, belokan dapat merupakan bagian utama jalan dapat membentuk garis trotoar pada suatu persimpangan yang jelas (Wongsotjitro, 1990)
DAFTAR PUSTAKA

Brinker, R.C. dan P.R. Wolf, 1997. . Dasar-Dasar Pengukuran Tanah (Surveying).Terjemahan Djoko Walijatun Erlangga, Jakarta.

Brinker, R.C.,1989 . Dasar-Dasar Pengukuran Tanah .Terjemahan Djoko Walijatun Erlangga, Jakarta.

Heinrick, T. 1995. Ilmu Ukur Tanah dan Penerapan Dalam bidang-Bidangnya. Yayasan Kanisius, Yogyakarta.

Meyer, C.F. dan David W.G. 1984. Survei dan Perencanaan Lintas Jalur. Erlangga, Jakarta.

Muhdi, 2002. Panduan Praktikum Keteknikan Hutan. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Setyarso, A. 1987. Perencanaan Inventarisasi Hytan. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Soetomo.W. 1989. Ilmu Ukur Tanah. Kanisius. Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar