H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Rabu, 03 April 2013

Penentuan Kelas Tanah dan Warna Tanah


PENENTUAN KELAS DAN PEWARNAAN TANAH

A. Latar Belakang
            Klasifikasi lapangan di bidang kehutanan adalah penggambaran dan pengelompokan areal hutan berdasarkan sifat-sifat dapat tidaknya diterapkan sistem kerja atau mesin-mesin tertentu di areal  tersebut adan kepekaan lapangan terutama terhadap kerusakan tanah dan erosi yang disebabkan oleh tindakan-tindakan dalam kegiatan pengelolaan hutan (Muhdi, 2002).
            Klasifikasi lapngan dibidang kehutanan dapat dibedakan atas klasifikasi primer dan sekunder. Klasifikasi primer menggambarkan dan mengelompokkan areal hutan berdasarkan sifat-sifat lapangan yang tidak berubah, sedangkan klasifikasi sekunder mengelompkkkan areal hutan berdasarkan kemungkinan terbaik aplikasi sistem kerja/mesin di areal tersebut.
            Pada praktikum kali sebagai bahan praktikum utamanya adalah peta kontur. Pembuatan peta kontur dilakukan untuk membuat gambar di atas kertas yaitu gambar permukaan bumi yang memiliki beda tinggi yang berbeda di atas permukaan laut.adapun yang diperlukan dalam pembuatan kontur ini adalah kita harus mengeetahui sudut azimuth dari setiap titik, dan kemudian kita juga harus mengetahui beda tinggi, jarak yang sudah dihitung (jarak pada peta). Hal ini dilakukan untuk memeprmudah kita dalam melakukan pembuatan peta kontur (Muhdi, 2002).
            Dengan mempelajari cara pembuatan kontur kita dapat mengetahui keadaan wilayah hutan yang ingin kita pelajari yaitu dengan melihat peta dan mengetahuai tinggi rendahnya permukaan tanah sebuah hutan. Ilmu ukur ini adalah atau sudah benyak berkembang apalagi pada zaman modern seperti saat ini, karena pada zaman ini sudah banyak teori yang sudah mendukung dan dilengkapi dengans arena-sarana yang dibutuhkan. Jika kita benar-benar ingin mampu mengukur tanah, maka kita perlu mempelajari ilmu ini dengan seksama. Ilmu ini sangat berguna bagi sarjana kehutanan maupun masyarakat lainnya yang nantinya diharapkan ilmu ini dapat menyelesaikan tugas dan pelajaran (Muhdi,2002).
            Garis kontur merupakan garis kontinu dan tidak dapat bertemu atau berpotongan dengan garis kontur yang lain. Demikian juga garis kontur tidak dapat membelah atau bergabung dengan garis kontur lain. Kecuali pada batu karang atau tanah yang menganjur. Adapun pengertian garis kontur ialah sebuah garis yang digambarkan atau banyak garis yang digambarkan di atas sebuah kertas, yang menghubungkan semua titik yang ketinggiannya sama.

B. Tujuan
            Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1.      Untuk mengetahui persen kemiringan lapangan
2.      Penentuan kelas dan pewarnaan
3.      Untuk mengetahui tata guna lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA

            Bila suatu daerah yang fibatasi oleh garis-garis lurus tertutup dan diukur dengans alah satu cara pengukutan yang telah dibicarakan sebelumnya. Penentuan luas tergantung pada cara pengukuran daerah itu dan pada ketelitian yang dikehendaki. Cara grafis akan digunakan untuk menentukan luas suatu daerah, bila penentuan luas tidak dapat dilakukan dengan penggunakan jarak-jarak yang diukur atau dengan menggunakan koordinat-koordinat seperti pada pengukuran daerah dengan B.T.M atau planchet. Maka untuk pengukuran luas dengan cara grafis, ada beberapa cara yan semuanya akan menggunakan alat pengukur luas (planimeter) yang dibuat dari gelas, pada gelas mana digores garis-garis yang merupakan skala tertentu (William, 1995).
            Garis kontur adalah sebuah garis yang digambarkan pada daerah yang menghubungkan semua titik yang ketinggiannya sama, diatas atau di bawah datum tertentu. Garis kontur merupakan garis kontinu dan tidak dapat bertemu atau berpotongan dengan jenis kontur yang lain. Demikian juga garis kontur yang lain. Demikian juga garis kontur tidak dapat membelah atau bergabung dengan kontur lain, kecuali pada batu karang atau tanah yang menganjur (Irvine, 1995).
            Tidaklah mudah memetakan kawasan hutan yang meliputi tajuk yang lekat tanpa dibekali dengan peta-peta yang dimaksud adalah, peta tematik, dimana peta tematik merupakan peta yang menyajikan kenampakan nyata di muka bumi terhadap skala yang sesuai dengan pekerjaan kartogrqafi melalui peta  dasar bumi yang cocok. Sebuah peta matik merupakan sebuah gambaran grafis sejumlah kemampuan terpilih di dalam suatu daerah yang telah dibatasi, dimana penampilannya dikaitkan dengan permukaan bumi (Wongsotjitro, 1980)
            Bentuk permukaan tanah dapat dibedakan dinyatakan dengan susunan garis kontur atau susunan garis-garis lengkung horizontal dengan interval tinggi tertentu. Flevasi lapangan atau sudut kemitingan dapat diukur dari gari-garis lengkung horizontal yang sama. (Sasrodarsono, 1992).
            Peta topografi berisikan garis kontur yang membedakan ketinggian permukaan sebagian bumi. Jadi topografi berarti penjelsan tertulis dengan keadaan lapangan. Sedangkan peta topografi adalah suatu yang terdiri dari garis-garis kontur yang berfungsi untuk mengetahui kondisi dari suatu bagian dan permukaan rupa bumi (Brinker, 1987).
            Garis kontur disebut juga dengan garis tinggi atau garis ketinggian. dua garis kontur tidak dapat berpotongan satu sama lain. Beberapa bentuk garis kontur antara lain :
a)      Daerah dengan kemiringan teratur
b)      Daerah dengan kemiringan cembung
c)      Daerah dengan kemiringan cekung
Garis kontur dalam topgrafi membedakan ketinggian permukaan sebagian bumi. Garis kontur ini menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama yang diukur terhadap permukaan laut atau bidang regenerasi tertentu. (Sastrodarsono,1992).
            Dalam peta topografi dan peta-peta umum yang serbaguna. Penyajian relief dari permukaan bumi sangat penting, karena dapat memberikan gambaran yang lebih tepat tentang bentuk permukaan bumi tersebut. Untuk peta-peta teknis, keakuratan dalam penyajian data relief sangat penting, karena dari peta tersebut dapat diperkirakan volume seluruh pekerjaan fisik. Relief permukaan bumi dapat digambarkan pada peta dengan berbagai bentuk/simbol. Seperti kontur, warna ketinggian dan bayangan gunung
(Sastrodarsono dan Takasaki,1983).



III. BAHAN DAN METODE

A.    Waktu dan Tempat
            Waktu percobaan dilakukan pada hari Kamis, 31 Agustus 2006, mulai dari jam 14.00 sampai dengan selesai.
            Tempat percobaan yang dilakukan adalah di ruang 202 di kampus Kehutanan USU, lantai 2, Medan.

B.     Bahan dan Akat
1.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah :
- Peta kontur, sebagai objek yang diteliti

2.      Alat
Adapun alat yang digunakan adalah :
-          Penggaris, untuk mengukur jarak datar
-          Penggaris busur, untuk menentukan garis tegak lurus
-          Pinsil, untuk menggaris garis pada peta
-          Pinsil warna, untuk mewarnai peta
-          Penghapus, untuk menghapus tulisan yang salah
-          Kalkulator, untuk menghitung perhitungan seperti kemiringan
-          Jangka, untuk membuat garis tegak lurus
-          Dotgrid, untuk menghitung luas peta

C.    Metode
Adapun metode/prosedur praktikum yang dilakukan adalah :
1.      Disediakan peta kontur
2.      Ditentukan titik pasti, dibuat garis tegak lurus dan ditentukan garis x dan y serta dibagibagi dalam kotak, ditarik garis tegak lurus terhadap garis kontur dari titik tengah ke garis kontur yang terdapat dan terjauh.
3.      Dicari beda tinggi
4.      Dicari panjang jarak pada peta
5.      Dihitung kemiringan lapangan

6.      Diwarnai sesuai dengan keras kemiringannya
7.      Dihitung luas peta keseluruhan
8.      Hasil dimasukkan dalam tabel.
Tabel 1. contoh tabel hasil kelas kemiringan lapangan :
No
Kelas
Lereng
Kemiringan
(%)
Keterangan
Luas
(ha)
Luas
(%)
1
2
3
4
5

-







IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil
Tabel 2. Tabel Hasil Klasifikasi Kemiringan Lapangan
No
Kelas
Lereng
Kemiringan
(%)
Keterangan
Luas
(ha)
Luas
(%)
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
0 - 10
10 - 20
20 - 33
33 - 40
≥ 40
Datar
landai
Sedang
curam
Sangat Curam
0,16
4,3676
7,9352
6,0864
7,7672
0,61
16,60
30,15
23,13
29,51

26,3164
100


B. Pembahasan
            Dari hasil percobaan yang dilakukan diperoleh bahwa luas peta kontur seluruhnya adalah 26,3164 ha. Dimana dalam mencari luasnya diperoleh dari rumus Y = ∆H/M   X   1/x  X  100% dan dengan menggunakan dotgrid. sesuai dengan pernyataan Wongsotjitro (1992) yang menyatakan bahwa bila suatu daerah yang dibatasi oleh garis-garis lurus tertutup dan diukur dengan salah satu pengukuran yang telah dibicarakan sebelumnya. Penentuan luas tergantung pada cara pengukuran daerah itu dan pada ketelitian yang dikehendaki.
            Pada hasil percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa kelas kemiringan 1 (datar) memiliki lias 0,16 ha, landai adalah 4,3676 ha, sedang adalah 7,9352, curam adalah 6,0864, dan sangat curam adalah 7,7672 ha.
            Pada praktikum yang dilakukan diketahui bahwa kelas kelerengan yang paling sedikit luasnya adalah kelas 1 yaitu sebesar 0,16 ha, dan yang terbesar luasnya adalah kelas kemiringan 3 (sedang) dengan luas sebesar 7,9352 ha. Dan dalam penentuan kelas kemiringan peta kontur ini dibedakan atas keetrangannya kelas lereng 1 (datar) diwarnai dengan warna hijau, kelas 2 (landai) diwarnai dengan kuning, kelas 3 (datar) diwarnai dengan warna biru, kelas 4 (curam) diwarnai dengan merah muda, kelas 5 (sangat curam) diwarnai dengan merah tua. sesuai dengan pendapat Irvine (1995) yang menyatakan bahwa garis kontur adalah sebuah garis yang digambarkan pada daerah yang menghubungkan semua titik yang ketinggiannya sama, diatas atau dibawah datum tertentu.
            Pada praktikum yang dilakukan diketahui bahwa sebagian besar daerah pada peta kontur adalah daerah sedang dengan persen kemiringan berkisar 20 - 33% dimana luasnya 30,15% dari luas keseluruhan areal tersebut. Dalam penentuan persen kemiringannya diketahui bahwa setiap kemiringan tanah/topografi tempat atau tanah maka tata guna lahannya juga pasti berbeda pula. Hal ini sesuai dengan pernyataan Brinker (1987) yang menyatakan bahwa peta topografi berisikan garis kontur yang membedakan ketingian permukaan sebagian bumi. Jadi topgrafi berarti penjelasan tertuis dengan keadaan lapangan dan untuk mengetahui kondisi dari suatu permukaan rupa bumi.
            Bila  diketahui jarak pada peta 0,8 cm dan beda tinggi yang diketahui 0,8 m, maka kemiringan lapangan (%) yang diperoleh dengan rumus : ∆H/M  x  1/x  x 100% = 80/200  x 1/0,8  x 100 = 5,  maka warna lerengnya adalah warna hijau dengan kelas lereng datar 91). Warna ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh William (1995) bahwa warna untuk kelas lereng datar 0 - 8 adalah hijau. Untuk kemiringan 8 -15 (landa) diberi warna kuning, untuk kemiringan 15 - 25 (sedang) diberi warna biru. Untuk kemiringan 15 - 25 (sedang) diberi warna merah muda. Untuk kemiringan ≥ 40% diberi warna merah tua.
            Peta yang digunakan merupakan peta topgrafi karean menyajikan relief permukaan bumi berupa konturm dan warna ketinggian. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh sastrodarsono dan Takasiki (1983) bahwa dalam peta topografi dan peta-peta umum, penyajian relief dari permukaan bumi dapat digambarkan pada peta dengan simbol seperti kontur, warna ketinggian dan bayangan gunung.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
            Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah :
1.      Kawasan pada peta kontur yang paling dominan adalah kawasan dengan topografi sedang yaitu sebesar 30,15 %.
2.      Kawasan pada peta kontur yang paling kecil adalah kawasan dengan topografi datar yaitu sebesar 0,16%.
3.      Luas kawasan seluruh pada peta kontur adalah 26,3164 ha.
4.      Pada setiap kelas lereng maka tata guna lahannya juga berbeda.
5.      Pada setiap kelas lelreng diberi tanda pewranaan yang berbeda yaitu datar adalah hijau, landai adalah kuning, sedang adalah biru, curam adalah merah muda, dan sangat curam adalah merah tua.
6.      Luas kelas 1 (datar) adalah 0,16 ha, kelas 2 (landai) adalah 4,3676 ha, luas kelas 3 (sedang) adalah 7,9352 ha, luas kelas 4 adalah 6,0864 ha, dan luas kelas 5 (sangat curam) adalah 7,7672 ha.

B. Saran
            Sebaiknya praktikan dalam perhitungan persen kemiringan dan luas kawasan peta kontur lebih teliti agar hasil yang diperoleh lebih akurat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar