H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Rabu, 05 November 2025

Bersyukurlah Kepada Tuhan Sebab Tuhan Baik

 Shalom, selamat pagi Saudaraku 🙏😊


*BERSYUKURLAH KEPADA TUHAN, SEBAB TUHAN BAIK*


_*Mazmur 107:1 Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.*_


Teks asli dalam bahasa Ibrani berbunyi:       

 הוֹדi.                          

 (hodu) Hodu

Bersyukurlah, pujilah, Bentuk imperatif (perintah) 

dari akar kata ידה (yadah) , artinya mengakui, memuji, mengucap syukur dengan tangan terangkat. Ini bukan sekadar ucapan, tapi tindakan aktif dalam ibadah dan pengakuan iman.

לַיהוָה (la-YHWH) kepada YHWH Kepada TUHAN Nama perjanjian Allah (YHWH) yang menekankan hubungan pribadi dan kesetiaan Allah kepada umat-Nya.

כִּי־טוֹב (ki tov) karena Ia baik Sebab Ia baik “Tov” berarti “baik” bukan sekadar moral, tapi juga berarti “murah hati, penuh kebaikan, mendatangkan berkat”.

כִּי לְעוֹלָם (ki le‘olam) sebab untuk selama-lamanya Karena untuk kekekalan Menunjuk pada dimensi waktu tanpa akhir—bukan hanya lama, tapi abadi dan terus-menerus

חַסְדּוֹ (ḥasdo) kasih setia-Nya Kebaikan setia, covenant love Dari akar kata חֶסֶד (ḥesed), yang sangat kaya makna: kasih setia Allah yang berlandaskan perjanjian (covenantal love), tidak berubah meski manusia gagal.


Jadi, secara literal ayat ini dapat diterjemahkan:

 *“Akuilah dan pujilah TUHAN, karena Ia murah hati; kasih setia-Nya kekal tanpa akhir.”* 


Struktur Mazmur 107 menampilkan empat kisah penebusan (ayat 4–32):

1 Orang yang mengembara di padang gurun → Tuhan memimpin mereka ke tempat tinggal

2 Orang yang terbelenggu → Tuhan membebaskan.

3 Orang yang sakit parah → Tuhan menyembuhkan.

4 Pelaut yang diombang-ambing badai → Tuhan menenangkan laut.


Setiap bagian diakhiri dengan seruan yang sama:

*“Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya dan karena perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia* .”

(Mazmur 107:8, 15, 21, 31)


Artinya, ayat 1 bukan sekadar pembuka liturgis, tetapi tema besar dari seluruh mazmur ini — seruan untuk mengenali kesetiaan Allah dalam setiap bentuk pembebasan hidup.


Makna Teologis:

a. “Bersyukurlah kepada TUHAN” – Sikap Respons Iman

Kata “hodu” berarti mengakui kebaikan Allah dengan tindakan nyata. Dalam teologi Ibrani, syukur bukan reaksi emosional sesaat, tetapi pengakuan iman bahwa Allah telah dan sedang bekerja menyelamatkan.

_*Ibrani 13:15 Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.*_

Jadi, bersyukur kepada TUHAN adalah ibadah yang hidup — mengakui bahwa semua berasal dari kasih karunia Allah.


b. “Sebab Ia baik” – Watak Allah yang Tidak Berubah

Kata tov (baik) dalam konteks ini menunjuk pada karakter dasar Allah yang penuh kemurahan.

Kebaikan Allah bukan sekadar tindakan moral, tapi sumber dari segala berkat dan kehidupan.

_*Mazmur 34:9 Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!*_

Artinya, kebaikan Allah dapat dialami secara pribadi oleh orang percaya — bukan hanya diketahui secara teoretis.


c. “Kasih setia-Nya untuk selama-lamanya” – ḥesed: Kasih yang Tidak Pernah Luntur


Kata kunci ḥesed adalah salah satu istilah teologis paling kaya dalam Perjanjian Lama.

Maknanya meliputi:

* Kasih yang berakar pada perjanjian Allah, bukan perasaan sementara.

* Kasih yang tetap setia meski manusia tidak setia (lih. Hosea 2:19–20).

* Kasih yang aktif, bukan pasif — selalu dinyatakan dalam tindakan penyelamatan dan pemeliharaan.

_*Ratapan 3:22-23 Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!*_

Dengan kata lain, ḥesed adalah kasih yang tidak bisa diputus oleh waktu, dosa, atau keadaan.


*Kesimpulan:*

Mazmur 107:1 adalah seruan universal bagi seluruh umat Allah:

* Untuk mengakui kebaikan Allah (tov) yang nyata, dan kasih setia-Nya (ḥesed) yang kekal (le‘olam), dengan ucapan syukur (yadah) sebagai respons iman terhadap karya penyelamatan-Nya.

* Dalam terang Perjanjian Baru, kasih setia Allah ini mencapai puncaknya dalam Kristus Yesus, yang adalah wujud nyata dari ḥesed Elohim — kasih setia Allah yang menyelamatkan manusia selamanya _*Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.*_


Jangan pernah kecewa, mengucap syukurlah senantiasa kepada Tuhan Yesus 


Terima kasih

Tuhan Yesus memberkati







2 komentar:

  1. * Kasih yang tetap setia meski manusia tidak setia (lih. Hosea 2:19–20).

    BalasHapus
  2. _*Mazmur 34:9 Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!*_

    BalasHapus