*“Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau.”*
📖 *Yeremia 33:3*
Anton, seorang ayah dua anak di Manado, kehilangan pekerjaannya setelah pabrik tempatnya bekerja tutup. Ia berusaha mencari pekerjaan baru, namun tak ada yang menerima. Uang tabungannya habis, dan suatu malam ia hanya punya satu mangkuk nasi untuk keluarganya. Dalam keputusasaan, ia berdoa, “Tuhan, kalau Engkau masih di sana, tolong aku.”
Keesokan paginya, seorang tetangga datang membawa beras dan telur. Dengan ragu tetangga itu berkata, “Semalam saya seperti mendengar suara di hati saya: ‘Bantu Anton.’ Saya tak tahu kenapa, tapi saya bawa saja.”
Anton menangis. Ia sadar bahwa Tuhan tidak pernah tuli. Jawaban-Nya datang tidak lewat mukjizat besar, tetapi lewat kasih seseorang yang mau taat. Beberapa minggu kemudian, Anton diterima bekerja di tempat baru dengan gaji lebih baik.
Doa bukan alat untuk mengubah kehendak Tuhan, tapi untuk menyesuaikan hati kita dengan rencana-Nya. Kadang Tuhan menunda jawabannya agar kita belajar percaya, bukan pada keadaan, tapi pada Pribadi yang memegang keadaan.
Anton belajar bahwa Tuhan tidak selalu menjawab doa dengan cara spektakuler. Kadang Ia menjawab lewat hal-hal sederhana — perhatian orang lain, kesempatan kecil, atau bahkan damai di hati. Yang penting bukan bagaimana doa dijawab, tetapi bahwa Tuhan memang mendengar.
Tuhan mengundang kita untuk berseru bukan supaya Ia tahu apa yang kita perlukan (karena Ia sudah tahu), melainkan supaya kita belajar datang sebagai anak yang bergantung pada kasih Bapa. Setiap doa yang dinaikkan dengan iman tidak pernah lenyap di udara — semua disimpan dalam wadah kasih Tuhan, menunggu waktu terbaik untuk dijawab.
✝️ *Ketika tampaknya Tuhan diam, percayalah Ia sedang bekerja dalam diam.*
✅ *TUHAN YANG MENJAWAB DI WAKTUNYA*

*Ketika tampaknya Tuhan diam, percayalah Ia sedang bekerja dalam diam.*
BalasHapusTuhan mengundang kita untuk berseru bukan supaya Ia tahu apa yang kita perlukan (karena Ia sudah tahu), melainkan supaya kita belajar datang sebagai anak yang bergantung pada kasih Bapa.
BalasHapus