*“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.”*
📖 *Matius 7:12*
Setiap pagi, Ibu Rika menjual nasi uduk di trotoar kecil di Jakarta. Ia hidup sederhana bersama dua anaknya. Meski keadaannya pas-pasan, ia punya kebiasaan aneh — selalu menyiapkan tiga porsi nasi uduk gratis untuk anak-anak jalanan yang lewat. Ketika ditanya kenapa, ia hanya menjawab, “Kalau aku dulu lapar, aku ingin ada yang memberiku makan. Jadi aku lakukan itu.”
Suatu malam, hujan deras mengguyur. Lapaknya hampir roboh, dagangan habis, dan ia kehabisan uang untuk membeli bahan besok. Ia berdoa singkat, “Tuhan, apa aku harus berhenti?”
Keesokan harinya, beberapa pekerja bangunan datang membetulkan tenda jualannya. Salah satu berkata, “Bu, dulu Ibu kasih kami makan waktu kami nggak punya uang. Sekarang giliran kami bantu.” Air mata Ibu Rika menetes. Tuhan menjawab dengan cara yang indah — melalui kebaikan yang dulu ia tabur.
Dunia sering berkata bahwa menolong orang lain adalah kehilangan. Tapi di mata Tuhan, menabur kasih tidak pernah sia-sia. Setiap tindakan kecil yang dilakukan dengan cinta akan berbuah, meski kadang setelah waktu yang lama.
Ibu Rika tidak menabur karena ia kaya, tapi karena hatinya dipenuhi kasih. Ia percaya bahwa Tuhan cukupkan setiap kebutuhan orang yang berbagi dari hati.
Yesus mengajarkan prinsip emas: perlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan. Prinsip ini bukan sekadar etika sosial, tapi cerminan kasih Allah sendiri.
Ketika kita belajar memberi, kita sedang memperluas hati agar bisa menampung lebih banyak berkat rohani. Kebaikan yang dilakukan dalam kasih akan kembali, bukan selalu dalam bentuk uang, tapi dalam bentuk kedamaian, sukacita, dan pertolongan ilahi di waktu yang tak terduga.
✝️ *Jangan berhenti berbuat baik, sebab kasih yang ditabur dengan tulus akan berbuah pada waktunya.*
✅ *KEBAIKAN YANG TAK PERNAH HILANG*

*Jangan berhenti berbuat baik, sebab kasih yang ditabur dengan tulus akan berbuah pada waktunya.*
BalasHapusKetika kita belajar memberi, kita sedang memperluas hati agar bisa menampung lebih banyak berkat rohani.
BalasHapus