SUSUT KAYU
Susut kayu pada panjang dalam hal ini merupakan bidang longitudinal
memiliki angka atau persentase susut yang sangat kecil, karena dalam peringkat
kembang susut pada arah longitudinal berkisar antara 0,1%-0,2%, dan dikarenakan
pada bagian ini aliran air dan udara melalui pori tidak seperti radial melalui
jari-jari atau tangensial yang melalui noktah.
Pada percobaan kami ada dimensi yang mengembang, terutama pada kondisi kipas
angin hal ini mungkin disebabkan kondisi mekanik kipas yang tidak selalu
senantiasa berputar. Dan pada proses pengovenan mungkin diakibatkan retakan
dimensi dan pengaturan suhu yang tidak selalu konstan yang diakibatkan
pemekaian banyak data kegiatan.
Kadar air yang kami dapat merupakan perhitungan dari langkah pengeringan
sehingga ada yang didapat kadar air sama dengan nol. Hal ini bukan berarti kayu
tersebut tidak mempunyai kandungan air, namun penyusutannya tidak ada dan
relatif stabil. Pengembangan pada kayu dapat terjadi akibat jaringan
ultrastruktur pada kayu mengalami penambahan dimensi, sedangkan penyusutan
terjadi akibat jaringan ultrastruktur kayu yang mengalami pengurangan dimensi.
Hal ini sesuai dengan literatur Dumanauw (1993) yang menyatakan bahwa
penambahan air atau zat cair lain pada zat dinding sel akan menyebabkan
jaringan mokrofibril mengembang, keadaan ini berlangsung sampai titik jenuh
serat tercapai. Dalam proses ini dikatakan bahwa kayu mengembang atau memuai.
Penambahan air seterusnya pada kayu tidak akan mempengaruhi perubahan
volume dinding sel sebab air yang ditambahkan di atas titik jenuh serat akan
ditampung dalam rongga sel. Sebaliknya jika air dalam kayu dengan kadar air
maksimum dikurangi, maka pengurangan air pertama-tama akan terjadi pada air
bebas dalam rongga sel sampai mencapai titik jenuh serat. Pengurangan air
selanjutnya di bawah titik jenuh serat akan menyebabkan dinding sel kayu itu
menyusut atau mengerut. Dalam hal ini dikatakan kayu itu mengalami penyusutan
atau pengerutan. Perubahan dimensi dinyatakan dalam persen dari dimensi
maksimum kayu itu. Dimensi maksimum adalah dimensi sebelum ada penyusutan. Maka
pengembangan dan penyusutan umumnya dinyatakan dalam persen dari volume atau
ukuran kayu dalam keadaan basah atau diatas titik jenuh serat.
Penyusutan (%) =
perubahan dimensi terhadap dimensi maksimum x 100%
dimensi maksimum
Penyusutan (%) =
dimensi awal – dimensi akhir x 100%
dimensi
awal
Arah merupakan faktor yang sangat menentukan besarnya kembang susut suatu
kayu. Hal ini sesuai dengan literatur Budianto (2000) yang menyatakan bahwa
kembang susut kayu mempunyai arah tertentu karena adanya perbedaan struktur
pori-pori kayu atau trakeida pada kayu berdaun jarum. Pada umumnya, terdapat 3
arah penyusutan utama pada kayu, yaitu tangensial, radial, dan longitudinal
(aksial). tangensial merupakan arah penyusutan searah dengan arah lingkaran
tahun. Besar penyusutan pada arah ini adalah 4,3%-14% atau rata-rata 10%.
radial merupakan arah penyusutan searah dengan jari-jari kayu atau memotong
tegak lurus lingkaran tahun. penyusutan pada arah ini berkisar antara 2,1%-8,5%
atau rata-rata 5 %. longitudinal (aksial) merupakan arah peyusutan searah
dengan panjang kayu atau serat batang kayu. Penyusutan arah ini berkisar antara
0,1%-0,3% atau biasa diperhitungkan 0,3%.
Meminimalisir kadar air hingga stabil merupakan langkah ampuh mengatasi
penyusutan pada kayu. Jumlah kadar air biasanya serupa dengan besarnya
penyusutan dan banyaknya air yang dikeluarkan dari dalam kayu. Berarti kayu
yang memiliki kayu dengan kerapatan tinggi mempunyai kadar air yang rendah dan
sebaliknya juka kayu memiliki kerapatan rendah maka kandungan air dalam kayu
tinggi. Hal ini sesuai dengan literature Haygreen dan Bowyer (1996) yang
menyatakan bahwa variasi dalam penyusutan contoh-contoh uji yang berbeda dari
spesies yang sama dibawah kondisi yang sama terutama akibat dari tiga faktor:
Ukuran dan bentuk potongan. Ini mempengaruhi orientasi serat dalam potongan dan
keseragaman kandungan air di seluruh tebalnya. Kerapatan contoh uji. Semakin
tinggi kerapatan contoh uji, semakin banyak kecenderungannya untuk menyusut.
Laju pengeringan contoh uji. Kondisi pengeringan yang cepat, tegangan
internal terjadi karena perbedaan penyusutan. Hal ini sering mengakibatkan
penyusutan akibat yang lebih kecil daripada kalau tidak terjadi hal tersebut.
Besarnya penyusutan umumnya sebanding dengan banyaknya air yang dikeluarkan
dari dinding sel. Hal ini berarti bahwa spesies dengan kerapatan tinggi
haruslah menyusut lebih banyak per persen perubahan kandungan air daripada
spesies dengan berat jenis rendah. Hubungan antara penyusutan dan kandungan air
pada dasarnya adalah linier.
THH 1 BUS ^^ |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar