BANYAK CARA BELAJAR
Untuk belajar membuat komik, banyak
cara yang bias kita lakukan. Beragam workshop tentang komik sering diadakan di
beberapa lembaga. Kita juga bias belajar otodidak dan mengasah kemampuan
menggambar sendiri. Kita pun bisa bergabung dengan komunitas atau kursus-kursus
membuat komik.
Salah satu tempat yang bisa menjadi
pilihan adalah Akademi Samali. Komunitas ini didirikan komikus Beng Rahadian,
Hikmat Darmawan, dan Zarki pada tahun 2005.
Di Akademi Samali, siapa saja bisa
belajar membuat komik. Beng mengatakan, siswa yang belajar membuat komik bisa
mengambil program satu sesi selama tiga bulan atau 12 kali pertemuan. Biaya
untuk dewasa Rp. 900.000 dan anak-anak Rp. 750.000. biasanya satu kelas hanya
dibatasi 5 peserta.
“Dengan catatan, mereka juga harus
mengerjakan PR (pekerjaan rumah) yang diberikan oleh mereka. Di satu sesi itu
diajarkan mengenai Story telling dan
menyusun gambar komik” katanya.
Sayang, saat ini Akademi Samali sedang
tak menerima murid karena kekurangan tenaga pengajar. Selain membuka kursus
membuat komik, Akademi Samali juga menerima siswa SMA dan mahasiswa yang ingin
magang. Les privat membuat komik juga bisa dilakukan di tempat ini. Setiap
bulan Akademi Samali mengeluarkan majalah gratis, Comical Magz.
Mampu bercerita
Untuk mengembangkan kemajuan
komik di Indonesia, Akademi Samali menggandeng beberapa pihak guna melakukan
pelatihan. Misalnya dnegan pusat kebudayaan perancis (CCF) dan bentara budaya
Jakarta, yang tak memungut biaya apapun untuk peserta yang ikut pelatihan
komik.
Menurut Beng, perkembangan komik di
Indonesia kurang bagus karena tak banyak orang yang mempunyai kemampuan
bercerita (story telling). Padahal salah satu kekuatan membuat komik adalah
mampu bercerita.
“Bagaimana pembaca tertarik untuk
menyelesaikan membaca komik, tergantung dari gambar dan cerita dalam kotak
terakhir di setiap halaman. Kalau tertarik, pembaca pasti membalik kertas ke
halaman berikutnya,” katanya.
Bidang komik bukan hanya milik
komikus, melainkan juga pihak lain yang berkontribusi membuat komik. Dia
mencontohkan orang yang punya keahlian mewarnai bisa terlibat dalam pembuatan
komik.
“Kalau ada orang yang bilang bekerja
di bidang komik, kita bisa Tanya apa tugasnya ? apakah menggambar, menyusun
cerita, atau mewarnai ?” katanya.
Bagaimanapun Beng yakin suatu saat
komik di Indonesia akan mengalami kemajuan pesat. Apalagi didukung oleh mereka
yang mempunyai bakat dan minat menggambar, serta kaya ide.
Buat MudDaers yang suka menggambar dan
senang membuat komik, jangan khawatir dengan perkembangan perkomikan Tanah Air.
Teruslah membuat karya yang membanggakan (SIE/BEE).
Sumber :
Koran Kompas Edisi Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar