KESEMPATAN KEDUA
# Kesaksian dari Keshia Giovanny
Saya
sudah mulai melayani di gereja sejak SMA. Namanya anak SMA, saya masih suka
mencari jati diri. Terkadang saya serius melayani, tetapi ada kalanya saya
hanya ingin dilihat oleh manusia.
Setelah
saya lulus sekolah, saya pun bekerja sambil kuliah sembari sabtu dan minggu
melayani di kebaktian remaja. Kerap kali saya pulang malam setelah pelayanan di
hari sabtu, malam itu, teman-teman saya mengajak saya jalan-jalan. Tujuan kami
ke arah Tanjung Priok – Jakarta Utara. Di tengah jalan, saya yang biasanya peka
kalau ada yang mengikuti, kali ini tidak sadar ada yang mengikuti kami dari
belakang. Di tengah jalan, saya dijambret dan karena panik, kami pun mengejar
tanpa mengetahui keadaan jalan di daerah itu.
Saya
hanya bisa berteriak, “darah Yesus berkuasa !” dan “Tuhan tolong!” ternyata
motor kami pun terjatuh dan helm yang saya gunakan terlepas. Saya tidak sadar
entah berapa lama, sampai saya merasakan ada yang mengangkat saya ke dalam
bajai. Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, saya tidak dapat merasakan bahu
kiri dan kepala saya, akan tetapi saya sadar kalau kepala saya bocor.
Di rumah
sakit, dokter mengambil tindakan agar jidat saya dijahit karena jidat saya
bolong dan tengkoraknya sedikit terlihat. Saya pun menyetujui perkataan dokter.
Selama dijahit, saya kembali diingatkan oleh Tuhan Yesus kalau kuasa darahNya
itu benar-benar dahsyat. Selama proses menjahit, saya hanya bisa bernyanyi
memuji Tuhan. Dokter yang menjahit dan suster disampingnya sampai bingung
darimana saya mendapatkan kekuatan untuk bernyanyi memuji Tuhan.
Setelah
proses penjahitan, dokter berkata kepada saya,” saya sering mendengar kalau
darah Yesus itu berkuasa, tetapi saya tidak pernah menyaksikan sendiri dengan
mata saya, kamu harusnya mati, karena motor kamu hancur dan helm kamu lepas.
Kamu membentur aspal dengan sangat keras dan terseret lebih dari 20 meter.
Kalaupun tidak mati, harusnya kamu amnesia. Tetapi kamu hanya harus dijahit dan
bahu kiri saja yang patah. Saya baru menyaksikan kuasa darah Yesus.” Saya tidak
menjawab dan hanya bisa tersenyum dengan kondisi muka bonyok.
Saat di
rumah, saya minta ampun kepada Tuhan karena sudah sering menyakitinya. Saya
berterima kasih kepadaNya karena sudah diberikan kesempatan kedua untuk
melayani Tuhan melalui suara saya. Proses penyembuhan saya tidak sampai 1
bulan, saya kembali melayani Tuhan di gereja dengan keadaan kepala saya yang
masih dibalut perban dan tangan saya masih memakai handsling.
Tuhan
Yesus sudah memberikan saya kesempatan kedua untuk dapat hidup dan saya
bersyukur untuk hal tersebut. Sejak saat itu, saya memberikan hidup saya untuk
Tuhan melalui suara dan hidup saya. Saya percaya bahwa Tuhan akan memakai
setiap anak-anakNya untuk menjadi saluran berkatNya.
“Karena
itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya
(matius 25 : 13). Hendaklah kita senantiasa berjaga-jaga dan menghargai setiap
kesempatan yang diberikan oleh Tuhan untuk mengakui dosa dan bertobat karena
kita tidak akan pernah tahu kapan kesempatan hidup kita akan berakhir. Sebelum
semuanya terlambat, datanglah kepadaNya hari ini juga dan bertobatlah. If you
are given a second chance to worship Him, don’t wait ! Tuhan Yesus Memberkati
By :
Blessing 2016
Mari menanam |
menanam itu seperti.... |
Kehidupan yang selalu berjalan.. All the time
BalasHapus