SUAMI ISTRI, KISAH SEHIDUP SEMATI
Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.
Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.
1 Korintus 7:3-4 (TB)
Pernikahan Kristen, adalah ikatan perjanjian kudus di hadapan Allah antara seorang pria dan wanita, tetap setia satu dengan yang lain hingga maut memisahkan. Awalnya memang terlihat mudah dan indah, namun semakin lama kok semakin menjemukan dan memuakkan hidup bersama satu orang untuk selama-lamanya, dengan sifat asli yang betul- betul berbeda dari sebelum menikah dulu. Ditambah adaptasi dan perubahan sifat dan sikap akibat segala hal di dalam sekian lama waktu pernikahan.
Disinilah Firman Tuhan akan bekerja, Dia telah memperingatkan kita terlebih dahulu akan segala kelemahan dalam setiap pernikahan yang kita alami. Pernikahan tidak boleh hanya terdiri dari dua pihak, namun harus dipimpin oleh pihak ketiga yaitu Allah di dalamnya, jikalau tidak dipastikan akan hancur kandas di tengah jalan. Bagaimana, sudahkah kita membiarkan pernikahan kita dipimpin oleh Allah?
Suami memiliki kewajiban kepada istri demikian juga sebaliknya istri terhadap suami. Suami dan istri telah saling memiliki satu dengan yang lainnya, namun bukanlah berarti melakukannya dengan semena-mena, tanpa kasih atau dengan kasar dan kejam.
Dalam pernikahanlah, praktek melakukan teori Kasih dalam firman Tuhan dilakukan setiap hari, bagaimana kita harus mampu belajar terus mengasihi, mengampuni dan berbesar hati terhadap segala kekurangan pasangan kita yang awalnya juga bukanlah siapa2nya kita melainkan hanyalah orang lain yang diizinkan Tuhan masuk dalam hidup kita, dan untuk selama-lamanya pula.
Dalam pernikahan kita juga, Allah mau semakin menguatkan pondasi iman kita supaya keluarga kita dapat menjadi kesatuan yang kuat untuk pergi melayaniNya. Hendaknya suami dan istri saling mendukung dalam melayaniNya. Jangan menghabiskan energi pasangan dengan mengurusi tetek bengek keinginan kita yang tidak berkenan pada Allah, atau pemuasan ego/nafsu pribadi kita namun mari kuatkanlah pasangan kita masing-masing untuk semakin mengasihi Allah dan semangat mengerjakan setiap pekerjaan baik yang dia lakukan di hadapan Allah.
Perceraian apapun alasannya tidak diperkenankan Allah. Kalau kita memaksa bercerai, itu hanyalah kekerasan hati semata. Tidak ada permasalahan yang tidak bisa diselesaikan, asal ada kerendahan hati dan kasih di dalamnya. Kristus telah memberi contoh sempurna, merendahkan diriNya sampai mati karena kasihNya bagi kita, kenapa kita suami dan istri masih berat meneladaniNya? Kecuali kita pun sudah punya motivasi busuk yang terselubung, di luar kehendak Allah akan masa depan pribadi kita.
Apapun masalah pernikahan kita, mari datang berdua di hadapan Tuhan, seperti waktu pertama kita diberkati ketika menikah dulu, mintalah Dia agar berkenan memperindah lagi pernikahan kita, mintalah Dia supaya memampukan kita untuk saling menerima dan menyempurnakan segala kekurangan masing-masing. Kiranya Allah berkenan memberkati pernikahan kita anak-anakNya, supaya melalui setiap keluarga anak-anakNya keberadaan kerajaan surga semakin dinyatakan di tengah-tengah dunia ini.
Terpujilah nama Tuhan dahulu, sekarang dan selamanya. Amin.
#erbs220620
Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.
Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.
1 Korintus 7:3-4 (TB)
Pernikahan Kristen, adalah ikatan perjanjian kudus di hadapan Allah antara seorang pria dan wanita, tetap setia satu dengan yang lain hingga maut memisahkan. Awalnya memang terlihat mudah dan indah, namun semakin lama kok semakin menjemukan dan memuakkan hidup bersama satu orang untuk selama-lamanya, dengan sifat asli yang betul- betul berbeda dari sebelum menikah dulu. Ditambah adaptasi dan perubahan sifat dan sikap akibat segala hal di dalam sekian lama waktu pernikahan.
Disinilah Firman Tuhan akan bekerja, Dia telah memperingatkan kita terlebih dahulu akan segala kelemahan dalam setiap pernikahan yang kita alami. Pernikahan tidak boleh hanya terdiri dari dua pihak, namun harus dipimpin oleh pihak ketiga yaitu Allah di dalamnya, jikalau tidak dipastikan akan hancur kandas di tengah jalan. Bagaimana, sudahkah kita membiarkan pernikahan kita dipimpin oleh Allah?
Suami memiliki kewajiban kepada istri demikian juga sebaliknya istri terhadap suami. Suami dan istri telah saling memiliki satu dengan yang lainnya, namun bukanlah berarti melakukannya dengan semena-mena, tanpa kasih atau dengan kasar dan kejam.
Dalam pernikahanlah, praktek melakukan teori Kasih dalam firman Tuhan dilakukan setiap hari, bagaimana kita harus mampu belajar terus mengasihi, mengampuni dan berbesar hati terhadap segala kekurangan pasangan kita yang awalnya juga bukanlah siapa2nya kita melainkan hanyalah orang lain yang diizinkan Tuhan masuk dalam hidup kita, dan untuk selama-lamanya pula.
Dalam pernikahan kita juga, Allah mau semakin menguatkan pondasi iman kita supaya keluarga kita dapat menjadi kesatuan yang kuat untuk pergi melayaniNya. Hendaknya suami dan istri saling mendukung dalam melayaniNya. Jangan menghabiskan energi pasangan dengan mengurusi tetek bengek keinginan kita yang tidak berkenan pada Allah, atau pemuasan ego/nafsu pribadi kita namun mari kuatkanlah pasangan kita masing-masing untuk semakin mengasihi Allah dan semangat mengerjakan setiap pekerjaan baik yang dia lakukan di hadapan Allah.
Perceraian apapun alasannya tidak diperkenankan Allah. Kalau kita memaksa bercerai, itu hanyalah kekerasan hati semata. Tidak ada permasalahan yang tidak bisa diselesaikan, asal ada kerendahan hati dan kasih di dalamnya. Kristus telah memberi contoh sempurna, merendahkan diriNya sampai mati karena kasihNya bagi kita, kenapa kita suami dan istri masih berat meneladaniNya? Kecuali kita pun sudah punya motivasi busuk yang terselubung, di luar kehendak Allah akan masa depan pribadi kita.
Apapun masalah pernikahan kita, mari datang berdua di hadapan Tuhan, seperti waktu pertama kita diberkati ketika menikah dulu, mintalah Dia agar berkenan memperindah lagi pernikahan kita, mintalah Dia supaya memampukan kita untuk saling menerima dan menyempurnakan segala kekurangan masing-masing. Kiranya Allah berkenan memberkati pernikahan kita anak-anakNya, supaya melalui setiap keluarga anak-anakNya keberadaan kerajaan surga semakin dinyatakan di tengah-tengah dunia ini.
Terpujilah nama Tuhan dahulu, sekarang dan selamanya. Amin.
#erbs220620
Tidak ada komentar:
Posting Komentar