MENDOAKAN
ORANG LAIN
1 Timotius 2:1-3 (Tgl 8 Juli 2022,
Jumat)
Robert H. Schuller
seorang pendeta dan penulis terkenal di Amerika. Suatu kali sedang dirawat di
salah satu rumah sakit di Belanda. Ketika ia sadar usai operasi pendaraan otak,
ia tidak langsung menanyakan penyakitnya kepada dokter yang menanganinya. Ia tidak
bertanya bagaimana kondisi kesehatannya kepada keluarga. Sebaliknya , hal yang
ia lakukan ialah mendoakan dokter, rumah sakit, dan keluarganya.
Mendoakan,
memikirkan orang lain, hal ini semakin langka kita temui. Kebanyakan yang
terjadi adalah orang sibuk mendoakan dirinya sendiri. “Saya saja masih
bergumul. Doa saya saja , masih ada yang belum terpenuhi, bagaimana bisa saya
mendoakan teman-teman,” mungkin begitu pikirnya. Tapi renungkan ini, kalau kita
menunggu sampai masalah kita selesai, menunggu sampai semua doa-doa terjawab,
maka sampai kapanpun kita tidak akan punya waktu untuk orang lain. Sebab,
selama kita hidup persoalan akan terus hadir, dan selalu ada saja keinginan
yang akan kita panjatkan pada Tuhan. Ya, satu doa terjawab, doa yang lain pun
akan kita naikkan kepadaNya.
Kerygmers, jangan
tunggu keadaan sempurna baru mau melayani. Jangan tunggu semua beres, baru mau
mendoakan orang lain. Mulailah hari ini juga, apapun kondisi kita. Mau ?
Doaku : Tuhan, mampukan aku untuk
terus berdoa bagi orang lain, Amin
“Pertama-tama aku menasihatkan : naikkanlah permohonan,
doa syafaat, dan ucapan syukur untuk semua orang (1 Tim 2:1)”
Jika kita menunggu keadaan
baik baik saja maka kita tidak akan melakukan apa-apa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar