MEMBERIKAN
YANG TERBAIK
Imamat 2:1-10 (Tgl 20 September 2022, Selasa)
Suatu
hari saya melihat berita tentang sekelompok pelajar SMP di Jakarta yang
mendapat juara pertama lomba budaya internasional yang diadakan di Turki. Salah
satu pelajar menyatakan bahwa jauh sebelum berlomba, mereka rutin berlatih dan
berlatih sangat keras selama beberapa bulan untuk menampilkan yang terbaik. Kerja
keras mereka akhirnya terbayar lunas. Penampilan mereka benar benar maksimal
dan berhasil memuaskan para penonton dan dewan juri. Seusai penyerahan hadiah ,
tepuk tangan membahana seperti tanda penghormatan pun mereka terima. Menyaksikan
tayangan itu saya seperti diingatkan untuk selalu melakukan segala sesuatu
dengan sebaik baiknya.
Salah
satu hukum dasar yang tidak boleh kita lupakan dalam kehidupan ini adalah :
siapa menabur akan menuai. Dengan kata lain apa yang kita tuai atau peroleh
sebenarnya merupakan cerminan dari apa yang telah kita lakukan atau tabur sebelumnya.
Jadi jangan pernah mengharapkan akan
memperoleh hasil yang terbaik jika kita tidak pernah menabur yang terbaik pula.
Itulah pelajaran yang dapat kita petik dari kisah sukses para pelajar diatas. Namun
demikian, bukan hanya terhadap manusia dan pekerjaan sehari hari kita harus
memberikan yang terbaik, karena hal yang sama juga harus kita berikan kepada
Tuhan. Perhatikanlah apa yang diisyaratkan Tuhan terhadap korban sajian yang
berkenan dihadapanNya. Kitab Imamat menyatakan bahwa Tuhan meminta agar tepung
(bahan baku utama) yang digunakan dalam persembahan adalah tepung yang terbaik
(Im 2:1; 4), bukan tepung kualitas kedua atau ketiga. Bahkan jika kita telusuri
lebih jauh tentang syarat syarat persembahan yang baik kepada Tuhan, maka
semuanya akan mengarah kepada tuntutan untuk memberikan hanya yang terbaik. Mengapa
demikian ? Karena Tuhan ingin supaya umatNya tahu bahwa apa yang terbaik selalu
muncul dari yang terbaik pula.
Merenungkan
kembali segala sesuatu yang telah dan akan kita lakukan di sepanjang hari ini,
mari tegaskan kembali komitmen kita
untuk selalu memberikan yang terbaik. Karena kita adalah ciptaan Tuhan
yang terbaik dan sudah seharusnya menghasilkan hanya terbaik pula. (lus)
“Apabila seseorang hendak mempersembahkan persembahan
berupa korban sajian kepada Tuhan, hendaklah persembahannya itu tepung yang
terbaik dan ia harus menuangkan minyak serta membubuhkan kemenyan keatasnya (Im
2:1)”
Standar nilai yang kita
terapkan untuk pekerjaan kita adalah cerminan nilai diri kita yang sebenarnya
Tetap Berdoa |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar