BELAJAR
DIKOREKSI
Amsal 1:20-33 (Tgl 11 Februari 2023,
Sabtu)
Saat
menulis renungan ini, saya sedang menunggu buku baru saya yang akan terbit
dalam waktu dekat. Ini buku kesepuluh saya. Bila menengok ke belakang, saya
merasa, bagian paling menjemukan dalam penulisan naskah adalah editing dan
revisi. Seorang penulis yang sudah tahu jalan cerita yang ditulisnya harus
membaca cerita itu lagi dan lagi. Penulis pun tidak bisa lepas tangan kalau
naskah dinyatakan layak terbit. Naskah saya pernah ada yang diralat dan
dipertanyakan editor, dan saya pun harus merevisi beberapa bagian sampai tiga
kali. Tapi itulah upaya memberikan bacaan terbaik kepada pembaca yang sangat
mungkin hanya membaca cerita itu sekali.
Proses
penyuntingan selalu menyadarkan saya tentang kelapangan hati menerima koreksi. Koreksi
itu dari tiga arah : editor yang menangani naskah, kaidah atau ilmu bahasa yang
lebih baik dan benar, dan dari diri sendiri yang kadang masih menemukan
kesalahan dalam berbagai hal penulisan. Walaupun melelahkan, editing dan revisi
adalah kesempatan mempelajari banyak hal dalam tulis-menulis. Ayat-ayat di
kitab Amsal yang kita baca hari ini sebagian besar ditujukan kepada orang yang
enggan belajar, malas mencari pengetahuan. Ayat ini bahkan dengan sangat tegas
memperingatkan bahwa “Orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh
keengganannya (ay.32)”. Yang terbunuh bukan hanya raga; tapi hasrat untuk
mencari kebenaran, hikmat dan pengetahuan.
Semakin
banyak belajar, orang akan makin menyadari bahwa ia perlu banyak mengoreksi
diri. Kemahiran seseorang dalam suatu bidang ditentukan dari pengalamannya; dan
pengalaman yang berharga terbentuk dari kesalahan-kesalahan yang kita kenali,
lalu kita ubah.
Homines
sumus non Dei, kata sebuah pepatah latin; artinya : Kita manusia yang lemah,
bukan Dewa. Mungkin sudah tiba waktunya bagi Anda bersikap reflektif pada saat
ini , merenungkan kembali kesalahan yang pernah Anda lakukan. Mungkinkah selama
ini kita mengabaikan masukan berharga dari orang-orang di sekeliling kita ?
Maukah kita menerima koreksi ? (Sidik)
“Bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau
menerima teguranku (Amsal 1:25)”
Koreksi akan mempertajam kita,
sayang tidak semua orang bersedia menerimanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar