H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Minggu, 19 Maret 2023

Kesaksian Seorang Teman

 *Kesaksian Seorang Teman dan Harapan Buat Tapanuli dan Nias* 


Di SPBU Laguboti, kabupaten Toba, saya membeli bandrek dan roti, dari penjualnya marga Harahap. Saya tanya asalnya, dia mengatakan berasal dari Tapsel.  Ketika saya bertanya agamanya, dia mengaku muslim. Saya memperkenalkan diri beragama Kristen.


Dia mengatakan senang berjualan di tempat itu sampai larut malam karena aman, tidak pernah diganggu. Saya katakan bahwa Muslim boleh berjualan di daerah yang mayoritas Kristen, sedangkan kristen tidak boleh berjualan di daerah yang mayoritas Muslim. Dia mengangguk membenarkannya. 


Lalu dia mencontohkan Sumbar adalah daerah yang sangat sulit berjualan bagi pendatang.


Kemudian dia dengan bangga menceritakan omsetnya berjualan di tempat itu sehari bisa mencapai Rp 300.000 dan roti yang dijualnya rasanya enak karena di pesan langsung dari kota Medan.    


Saya berkata kepadanya: Di agama kristen ada roti hidup, dan roti hidup adalah Yesus (Yoh 6:35). Kita memakan roti ini untuk bertahan hidup di dunia, tetapi kalau memakan roti hidup, yaitu percaya pada Tuhan Yesus, kita akan bertahan hidup sampai kepada kekekalan.


Dia terperangah, ekspresi wajahnya ingin mengatakan sesuatu, tetapi menyadari dirinya berada di daerah mayoritas Kristen, dia tidak berani mengucapkannya. 


Selanjutnya saya berkata kepadanya: “Yesus datang dari sorga ke dunia untuk membawa manusia ke sorga. Yesus bisa menjadi juruselamat karena berasal dari sorga.” 


Dia berkata: “Kalau di agama kami, Muhammad nanti yang akan menjadi penyelamat kami.”


Muhammad? Di mana dia sekarang? Tanya saya.


Wajahnya terperangah, lalu menjawab dengan lemas: "Muhammad sudah meninggal."


Saya katakan kepadanya: “Kalau Muhammad sudah meninggal, dia tidak mungkin menyelamatkan manusia, dia sendiri sudah meninggal.”


Masih lemas, dia berkata: “Meskipun sudah meninggal, tapi rohnya masih bisa berbicara kepada manusia.”


Saya tanya: “Di mana rohnya sekarang?”


Dengan ragu ia menjawab: “Rohnya ada di batu petak yang di ka'bah itu.”


Saya menyambung ucapannya: “Berarti roh Muhammad masih di dunia ini, kalau dia sendiri masih di dunia, dia tidak bisa membawa manusia ke sorga, sedangkan Yesus sekarang ada di sorga.”  Belum selesai saya berkata, dia menyela: "Karena Yesus ada di sorga, Yesus bisa membawa umat-Nya ke sorga!"


Saya tersenyum, bukan cuma umat-Nya, kita semua bisa dibawa-Nya ke sorga!


Dia tersenyum dan wajahnya menunjukkan kelegaan. 


Pelajaran yang bisa dipetik dari cerita di atas:


1. Daerah mayoritas Kristen adalah tempat yang bagus bersaksi kepada umat non-Kristen, karena mereka  pendatang dan minoritas, sehingga mereka segan menolak kita. Kita dapat bersaksi dengan cara langsung berhadapan muka dengan mereka, atau dengan sekedar membagikan Alkitab, atau traktat Injil Yesus Kristus kepada mereka.


2. Gereja-gereja  di wilayah yang mayoritas Kristen,  seharusnya menggerakkan jemaat atau kaum mudanya membagi-bagikan Alkitab atau Traktat Injil Yesus kepada para pedagang muslim, karena secara terselubung kedatangan mereka ke Tapanuli dan ke Nias adalah terencana untuk mengislamkan orang Kristen. Saat ini, para pedagang muslim bukan cuma ada di ibukota kabupaten, tetapi telah masuk sampai ke desa-desa terpencil di pedalaman. Di desa-desa itu mereka berzikir, yaitu doa yang ditujukan untuk menyihir alam pikiran penduduk desa agar malas berdoa, malas membaca Alkitab, dan ke depannya mereka akan mendirikan rumah ibadah mereka. Setelah itu, mereka akan menduduki posisi strategis politis. Ingat bagaimana sistemiknya HTI menguasai, sekolah-sekolah, Perguruan Tinggi dan lembaga-lembaga pemerintah lainnya dalam tempo hanya kurang lebih 20 tahun.


3. Rekan saya pernah mendatangi beberapa pendeta di Tapanuli,  untuk menghimbau mereka agar tidak menganggap enteng akan kedatangan para pedagang muslim itu dan secepatnya bergerak menginjili mereka.  Namun, tidak satupun dari pendeta itu yang menyambut baik ajakan itu, tidak seantusias membicarakan Sinode Godang (pemiliha ephorus). Malahan ada yang pesimis dan berkata: "Paling berapa oranglah yang bisa ditarik menjadi Kristen, apalah artinya itu." Padahal Tuhan Yesus berkata: “ _Demikian juga akan *ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat* , lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."_ (Luk. 15:7)


Apakah jawaban itu karena keengganan menginjili karena  akan menambah kerja,  menyita waktu, serta membebani keuangan? Atau, untuk sebuah kegiatan peginjilan haruskah melalui rapat pendeta dimana para pendeta itu sudah pesimis duluan akan hasil dari rapat itu? Entahlah.  


4. Kiranya Tuhan Yesus menggerakan hati umat-Nya ber PI secara pribadi, tidak harus menunggu program PI oleh lembaga/gereja.

Dari senior saya 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar