H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Minggu, 05 Maret 2023

Sharing Firman Dibenarkan Oleh Iman

 *🌷DIBENARKAN OLEH IMAN🌷*

                  _*(ROMA 4:1-5, 13-17)*_


Shalom,

Selamat Hari Minggu _*REMINISCERE*_


Didalam perjalanan gereja Tuhan di dunia ini, ada orang Kristen yang mencoba membedakan cara kerja Allah didalam Perjanjian Lama dan Perjanjian baru. Kaum Marcionisme dalam pengaruh Gnostisisme yang kental, menganggap bahwa Allah didalam Perjanjian Lama berbeda dengan Allah didalam Perjanjian Baru. 


Sebagian orang Kristen  juga berpikir bahwa karya keselamatan Allah didalam Perjanjian Lama telah gagal, karena itu Allah mencoba keselamatan yang baru di dalam Perjanjian Baru yaitu melalui pembenaran oleh iman.


Bahkan ada yang memandang bahwa "Doktrin Pembenaran oleh  Iman (Sola Fide), hanyalah sebuah warisan dari zaman reformasi gereja. Apakah demikian ? Dahulu keselamatan kita adalah melalui Hukum Taurat tetapi Tuhan Allah sekarang berubah pikiran menyelamatkan orang berdosa melalui iman?


Begitulah jemaat Kristen Roma yang  berlatar belakang, masih bersikeras  percaya bahwa keselamatan oleh percaya kepada Tuhan Yesus harus dilengkapi dengan syariat melakukan Hukum Taurat dan hukum-hukum lainnya.


Pengajaran seperti itu ditentang oleh rasul Paulus dengan menunjuk pada Abraham, yang diakui dan diagungkan oleh orang Yahudi itu, bahwa Abraham telah diselamatkan,  jauh sebelum Hukum Taurat diberikan kepada Musa, sebab Abraham dibenarkan oleh iman, yaitu karena  percaya kepada Janji-Janji Tuhan Allah. 


Abraham diselamatkan bukan karena melakukan Hukum Taurat.  Abraham dibenarkan bukan atas kebenarannya sendiri, tetapi berdasarkan _“logizomai”_ atau kebenaran Tuhan yang diperhitungkan  Allah  kepadanya karena oleh  percaya kepada janji Tuhan Allah.


Perhatikanlah,  memang Hukum Taurat, sejak dahulu sampai sekarang ini menjadi kebanggaan utama orang Yahudi. Mereka yakin keselamatan diperoleh dengan melakukan Hukum Taurat dan itu diberikan hanya kepada orang Yahudi. Meskipun mereka telah gagal melakukannya, tetapi orang Yahudi sangat berbangga karena mereka adalah satu-satunya bangsa yang dekat dengan Tuhan Allah, umat pilihan Tuhan satusatunya bangsa yang memiliki  Hukum Taurat.


Besarnya kebanggaan akan Hukum Taurat lah yang kemudian membuat mereka menciptakan  banyak sekali perintah rincian Hukum Taurat (misalnya Mitsvot) supaya melalui melakukannya dengan detail mereka dapat berkenan di hadapan Tuhan Allah. Bahkan di zaman Yesus ada ulama yang mengawasi orang-orang yang ketahuan melanggar hukum, akan dikenakan hukuman berat.  


Bukankah sikap legalistik  seperti itu lah yang selalu dikecam oleh Tuhan Yesus, dan membuat mereka sangat membenci Yesus Kristus.


Apalagi ketika Tuhan Yesus mengatakan kepada orang yang percaya kepadaNya,   “imanmu menyelamatkan engkau”,  mereka sangat geram bagaimana mungkin orang-orang yang  tidak memiliki Hukum Taurat  ini dapat dikatakan selamat oleh Yesus Kristus. Karena itu semakin bencilah mereka kepada Tuhan Yesus.  Dia  mengatakan ahwa  Di dunia ini, Anak Manusia berkuasa mengampuni  dosa, lalu sontak para ulama Yahudi marah kepadaNya dan hendak membunuhnya.


Juga saat  Tuhan Yesus mengatakan, bahwa siapa percaya kepadaNya, tidak akan  mengalami maut sampai selama-lamanya, maka mereka langsung membandingkan Yesus Kristus dengan Abraham, nenek moyang  mereka yang agung.


_“Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabi pun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diriMu? (Yohanes 8:53)"_


Tuhan Yesus tidak mengecilkan Abraham dihadapan bangsaNya sendiri tetapi Dia mengenal BapaNya dan mengenal siapa Abraham nenek moyang mereka, sedangkan para pemimpin Yahudi menyebut-nyebutnya, padahal mereka tidak mengenal Allah dan tidak mengenal Abraham yang sesungguhnya. Dan Tuhan Yesus mengatakan Abraham bersukacita, karena ia telah melihat hari Tuhan (band Yoh 8:56). 


Abraham nenek moyang yang  terus mereka bangga-banggakan itu, telah melihat Hari Kristus datang ke dalam dunia karena Abraham adalah seorang yang beriman, yang percaya  penuh kepada Tuhan Allah, dan oleh sebab itu Abraham disebutkan sebagai  “bapa semua orang beriman”(band Kej 15:6, Roma 4:11)


Para pemimpin agama Yahudi sampai sekarang ini  masih bersikeras bahwa keselamatan manusia ditentukan oleh ketaatan mereka melakukan Hukum Taurat, sebab dengan mematuhi banyak larangan-larangan dan Hukum,  disanalah mereka memenuhi persyaratan untuk memperoleh belas kasih dan pengampunan dosa.


Mereka   menolak  Tuhan Yesus yang menawarkan pengampunan dosa karena percaya atau beriman kepada Dia yang adalah “Anak Allah”.


Ternyata setelah menjadi orang Kristen, jemaat Kristen Roma yang berlatar belakang Yahudi juga masih menganut  iman  Kristen yang salah karena setelah mereka menjadi anggota gereja Kristen di kota Roma, mereka juga masih percaya dan mengajarkan kepada saudra-saudara yang lain bahwa keselamatan kekal harus  diperjuangkan dengan melakukan Hukum taurat.


Disinilah rasul Paulus menegur orang-orang Kristen berlatar belakang Yahudi bahwa keselamatan kita bukanlah diperoleh karena melakukan Hukum Taurat, tetapi keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus Juruselamat.


*1. PERBUATAN BAIK TIDAK DAPAT MEMBENARKAN* 


Menjelaskan kepada orang-orang Kristen berlatar belakang Yahudi yang sangat mengagungkan Abraham, rasul Paulus mengatakan kalimat ini.


_“Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah (Roma 4:2)_


Rasul Paulus  mengatakan kepada mereka, bahwa memang benar Abraham adalah nenek moyang  kita yang kita agungkan karena dia melakukan segala perbuatan yang baik.


Didalam kitab Kejadian dikisahkan bahwa,  Abraham adalah seorang penyembah berhala dan menyembah dewi bulan. Tetapi dia bukannya dengan sengaja  melawan Tuhan dengan menyembah dewa-dewa di Tanah Ur, Kasdim itu tetapi dia melakukannya karena ketidak tahuannnya.


Di tengah kondisi yang seperti itulah Tuhan Allah datang menampakkan diri kepadanya dan berbicara kepadanya. Pada saat itu Abraham adalah seorang penguasa yang kaya raya di Tanah Ur tetapi Tuhan menyuruh dia pergi meninggalkan segala harta miliknya untuk pergi ke  suatu tempat yaitu Tanah Kanaan,  satu negeri yang ditunjukkan Tuhan Allah kepadanya.  Percaya menanggapi suruhan Tuhan kepadanya,  maka tanpa peta,  bersama keluarganya,  dia pun berangkat kesana.  


Abraham percaya janji Tuhan bahwa di tempat yang  dijanjikan Tuhan itu, Dia akan membuatnya menjadi bangsa yang besar, membuat namanya termashur yang olehnya  bangsa-bangsa di  muka bumi akan diberkati. 


Kitab Suci mengatakan bahwa Abraham adalah orang yang melakukan pekerjaan besar. Sebagaimana dikatakan kitab suci, demikianlah rasul Paulus menjelaskan kepada orang-orang Yahudi di gereja Roma, bahwa ia juga mengakui bahwa memang Abraham adalah kebanggaan khususnya kita orang Yahudi dan semua orang yang percaya kepada Tuhan Allah.


Tetapi menariknya, rasul Paulus mengatakan, kebanggaaan seperti itu mungkin ada gunanya bagi manusia untuk memegahkan diri, misalnya orang Yahudi, tetapi kebaikan-kebaikan Abraham tidak dapat diandalkan dihadapan Tuhan Allah.  Segala perkara besar yang telah dilakukan Abraham tidak dapat menarik hati Tuhan. Dan Abraham pun melakukan tindakannya untuk percaya kepada  Tuhan Allah,  sebetulnya bukan karena kekuatan yang berasal dari diri Abraham sendiri, tetapi karena Tuhan Allah sendiri berinisiatif  menghampirinya pada waktu dia masih menyembah berhala.


Disini rasul Paulus mengajarkan kepada jemaat Roma bahwa, Abraham  bukanlah seorang yang memegahkan diri atas perbuatan-perbuatannya yang baik  karena Tuhanlah yang telah menghampiri Abraham sehingga dia  mengikuti perintah Tuhan untuk taat dan pergi meninggalkan negerinya menuju tempat yang  belum diketahuinya.  


Tuhan tidak membenarkan seseorang karena perbuatan baik yang dilakukannya.  Jangan salah, bukan berarti hal ini menentang kitab Yakobus yang mewajibkan iman disertai perbuatan. Kitab Yakobus malah menegaskan bahwa perbuatan yang baik itu akan tampak jelas pada orang-orang yang sungguh  memiliki iman yang sejati.


Perhatikanlah bahwa pengajaran rasul Paulus penting kita perhatikan dan lakukan karena, sudah umum bahwa orang-orang   meski tidak secara terang-terangan, mereka ingin sekali perbuatan-perbuatan baik mereka mendapat penghargaan bahkan  seringkali mengarah kepada pemegahan diri yaitu supaya orang banyak dapat melihat apa yang baik yang telah dia lakukan. 


Sikap seperti ini dilakukan oleh banyak orang dimana-mana untuk menunjukkan dirinya adalah orang yang penting. Memang hal seperti ini dapat dilakukan dihadapan orang lain, tetapi tidak demikian di hadapan Tuhan Allah karena itu perbuatan baik manusia tidak akan dapat memperkenankan hati Tuhan.


*2. DIBENARKAN  KARENA PERCAYA*


Tuhan tidak pernah terkesan dengan  perbuatan baik yang dilakukan manusia yang didasarkan kepada keinginan untuk  menampakkan kelebihan diri  dari orang lain,  apalagi untuk memegahkan diri. Tuhan bukan melihat perbuatan baik yang tampak diluar tetapi Tuhan melihat hati,  bukan melihat penampilan luar.


Bukankah demikian dikatakan Alkitab ketika Tuhan memilih Daud yang masih muda untuk menjadi alat di tanganNya. Tuhan Allah tidak memilih abang-abangnya yang tampak lebih besar dan tangguh. 


Tuhan Allah melihat hati manusia dan Dia mengetahui keegoisan, keserakahan,  keegoisan, di  hati manusia. Tuhan Allah  mengetahui isi hati manusia dan melihat semua manuver dan manipulasi, yang ada di hati manusia. Itu sebabnya sejak semula penampilan luar tidak terlalu penting bagi Tuhan dan karenanya perbuatan baik tidak dapat menyelamatkan orang berdosa.


Jelas dikatakan, bahwa Tuhan berkenan kepada Abraham,  karena Abraham percaya kepada Tuhan Allah dan yang  menuruti perintahNya ketika Tuhan  memerintahkan dia pergi ke negeri yang jauh dan percaya akan janji-janjiNya yang mau  memberkati dia menjadi satu bangsa yang besar. 


Sebab apakah dikatakan nats Kitab Suci? 


_"Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." (Roma 4:3)_


Abraham percaya kepada Tuhan maka Dia memperhitungkan percayanya itu sebagai kebenaran. Untuk menjelaskan percayanya Abraham kepada Tuhan, rasul Paulus merujuk kepada kitab Kejadian 15, ketika pada sauatu malam Tuhan menampakkan diri kepada Abraham dan membawanya keluar  serta menunjukkan kepadanya bintang-bintang di langit. "Abraham, pandanglah ke langit! "Abraham memandang ke dalam keheningan malam, dengan bintang-bintang yang bertebaran dengan segala kemegahannya. Tuhan berkata kepadanya, "bagaikan bintang-bintang itu, demikianlah banyaknya keturunanmu kelak". Abraham percaya kepada Tuhan, dan imannya diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran" 


Dan ketika Yakobus mengutip  peristiwa Kejadian 15 ini,  dia berkata, "Abraham percaya kepada Allah, dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran," lalu dia menambahkan, "dan dia disebut sahabat Allah," (band Yakobus 2:23).  


Abraham berkenan kepada Tuhan. Abraham menjadi sahabat Tuhan, bukan karena dia berperilaku baik, atau karena dia adalah seorang yang saleh dan menaati Tuhan, dtetapi ia menjadi sahabat Tuhan karena dia percaya akan janji Tuhan. Abraham adalah contoh yang indah dari apa yang Paulus bicarakan di sini di  kitab Roma.


Inilah yang dilakukan oleh jemaat Roma berlatar belakang Yahudi, yang lebih mengagungkan Taurat daripada percaya bahwa  salib Kristus, yang lebih dari cukup untuk melayakkan mereka diampuni dan berkenan di hadapan Tuhan Allah. Keyahudian mereka yang kental telah menghalangi mereka memandang kasih Allah yang besar yang sudah memberikan nyawaNya kepada mereka sampai mereka kehilangan  mukzizat Salib Kristus dan hendak kembali mengandalkan Taurat padahal mereka tidak dapat melakukannya. Bukannya bersyukur atas kasih Allah jemaat Roma berlatar belkang Yahudi itu masih saja menyombongkan diri dihadapan Tuhan bahwa mereka melakukan perbuatabn baik dengan melakukan Taurat dan minta penghargaan dan keselelamatan kekal karena sudah merasa melakukan hukum Taurat.


Karena itu rasul Paulus mengingatkan bahwa Tuhan Allah hanya berkenan kepada orang yang rendah hati, percaya saja dan menerima serta taat akan pemberian Tuhan Allah yang telah mengorbankan AnakNya dan DarahNya menjadi pemberian terbesar yang hanya  akan menyenangkan hati Tuhan hanya apabila kita menerimanya sebagai  kasih karunia yang besar. Itulah iman yang menyelamatkan.


*3. TUHAN TIDAK BERHUTANG KEPADA MANUSIA*


_Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran (Roma 4:4-5)_


Sekarang rasul Paulus membuat satu argumentasi yang logis. Jika seseorang melakukan pekerjaan untuk sejumlah upah  yang telah disepakati, maka setelah pekerjaan itu  selesai maka si pemberi kerja berhutang sejumlah uang yang telah disepakati tersebut kepada si pekerja. Dan setelah hutang upah tersebut dibayarkan, si pemberi kerja tersebut tidaklah dikatakan, dia telah bermurah hati. Tetapi jika hutang upah tersebut belum juga dibayarkan setelah pekerjaan selesai, maka sipekerja dapat menuntut dan mengatakan, “kamu berhutang kepadaku”.


Tetapi, siapakah yang dapat mengatakan, Tuhan berhutang kepadanya ? Karena segala yang ada pada kita sebetulnya adalah milik Tuhan! Disinilah cara berpikir yang salah dari orang-orang Yahudi yang melakukan perbuatan baik berdasarkan legalisme, yaitu Tuhan harus membayarkan sesuatu kepada mereka karena mereka menganggap diri  telah melakukan hukum-hukum agama.  Didalam Roma 1:16-17 rasul Paulus mengatakan bahwa, orang benar akan hidup oleh iman. Sedangkan  perbuatan baik  adalah buah daripada iman yang benar.


Kalau kita mengatakan bahwa kita dapat membuat Tuhan berhutang kepada kita maka itu adalah kesombongan, karena Tuhan pemilik segalanya sampai kepada jiwa kita, karena itu Tuhan tidak pernah, berutang apa pun kepada siapa pun. Tuhan adalah Tuhan yang mengatakan “Aku adalah Aku”. Allah kita bereksistensi pada diriNya sendiri.


Perhatikan, orang-orang yang memfitnah rasul Paulus sebagaimana tertulis (band Roma 3:8), adalah para legalis yang sombong. Mereka adalah orang-orang yang mengajarkan bahwa melalui melakukan Hukum Taurat dan mengikuti aturan-aturan hukum tertentu,  mereka dapat membuat Tuhan memiliki kewajiban kepada mereka. 


Tetapi rasul Paulus berkata, “Tidak mungkin !” Tuhan tidak pernah berkewajiban. Tidak ada tempat  bagi kesombongan manusia di hadapan Tuhan. 


Tetapi inilah kabar baik! Ada ruang bagi kasih karunia, karena Allah membenarkan orang berdosa dengan cuma-cuma, asal kita mau percaya dan menerima pemberianNya didalam pengorbanan Kristus. Itulah yang telah dicontohkan oleh sikap Abraham yang percaya kepada janji-janji Tuhan. Dan Abraham  disebut sebagai sahabat Tuhan karena dia percaya kepada Tuhan. Untuk  menjadi beriman atau percaya bahwa Tuhan Allah membenarkan orang berdosa, setiap kita kita harus memulainya dengan mengaku bahwa  kita hanyalah seorang berdosa dan jahat  yang membutuhkan belas kasihan Allah. Kita memerlukan pertolongan Tuhan  bukan sebaliknya kita berani mengklaim bahwa Tuhan berutang kepada kita.  


Di hadapan Tuhan, kita semua adalah sama-sama orang berdosa, tidak ada orang yang lebih baik daripada orang lain. Sebab kalau kita berpikir bahwa saya lebih baik dari kebanyakan orang dan oleh karena itu Tuhan akan membenarkan kita, maka itu sama saja dengan berpikir bahwa Tuhan berutang kepada kita. 


Jangan kita pikir bahwa kita dibenarkan di hadapan Allah dengan cara membandingkan diri kita sendiri dengan orang lain berdasarkan standar yang kita buat sendiri. Kalau begini, artinya kita menganggap diri sendiri sebagai hakim dan inilah rasionalisasi yang sombong, yang dilakukan orang-orang Yahudi di zaman Yesus bahkan  dilakukan juga oleh orang  di zaman sekarang ini, sehingga kita menilai diri kita lebih saleh dari saudara-saudara kita. Inilah kesombongan rohani.


Rasul Paulus menjelaskan bahwa diluar Kristus, setiap kita adalah orang berdosa, yang tidak memenuhi standard Allah. Setiap kita sesungguhnya sudah kehilangan memuliaan Tuhan. 


Kalau ada sebuah pisang yang busuk dan berulat, meskipun tidak sebusuk yang lainnya, tetap saja pisang yang tidak seberapa busuk lainnya, tidak akan dimakan. Karena itu tidak soal dosa kecil dosa besar, di hadapan Tuhan Allah  Yang Maha Kudus, tetap saja orang berdosa akan menerima hukuman kekal.


Karena itu tidak ada jalan lain, untuk mendapatkan Kasih Karunia, atau keuntungan yang besar dari Tuhan Allah, langkah pertama yang harus dilakukan oleh orang berdosa, adalah mengakui bahwa  kita orang berdosa, yang membutuhkan belas kasihan Allah. Dan langkah  berikutnya adalah percaya kepada kemurahan Tuhan Yesus, karena Dia akan dengan menyatakan kita sebagai orang benar, kalau kita mau percaya kepadaNya dan meninggalkan kejahatan kita.


Tuhan Allah membenarkan orang fasik selamanya, ketika mereka percaya kepada Tuhan Yesus untuk keselamatannya, dan imannya diperhitungkan sebagai kebenaran. Saat kita dibenarkan di hadapan Allah, kita menerima pemberian cuma-cuma, bukan upah. Kita dikuduskan oleh DarahNya, yang sanggup melakukannya sebagaimana kata Firman Tuhan, "Sejauh Timur dari Barat, Dia membuang dosaku." 


Disanalah setiap orang percaya bersukacita karena  memahami bahwa kita sesungguhnya adalah orang berdosa karena itu mengapa kita menyombongkan diri dan membuat seolah Tuhan berhutang kepada kita?


Orang-orang yang merasa dirinya lebih saleh dari orang lain dan merasa Tuhan punya keawajiban kepada mereka, itulah cara pikir agama yang ditentang oleh Firman Tuhan, sebab semua orang sama dihadapan Tuhan, bahwa semua telah berdosa dan hanya dapat ditolong kalau mereka mau percaya dan beriman bahwa didalam Tuhan Yesus saja ada pengampunan dan ada kasih Karunia yang besar.


*4. SIAPA  PERCAYA  DISELAMATKAN*


Firman ini mengajarkan kita bahwa iman bukanlah berusaha untuk mentaati dan memenuhi suatu hukum. Maksudnya, iman itu bukanlah melakukan suatu usaha yang terbaik  guna memenuhi standard yang harus anda penuhi. Kalau anda berusaha mengikuti hukum, apapun itu, dan berusaha untuk hidup sesuai hukum itu, maka itu bukanlah iman.   Itu sama saja artinya, hidup dengan mengandalkan perbuatan.


Iman bukanlah membuat Tuhan  menerima dan mengasihi anda hanya karena anda telah berusaha sebaik mungkin untuk mematuhi beberapa standar. Kenyataannya, jika anda hidup dengan syarat-syarat itu, maka anda akan menemukan bahwa anda tidak dapat menerima apa yang Tuhan ingin berikan kepada Anda. 


Abraham adalah bukti bahwa metode ini tidak akan pernah memberi anda kasih karunia. 


Jika Anda berpikir bahwa Tuhan akan menerima, mengasihi, dan mengampuni anda karena Anda telah berusaha keras untuk melakukan apa yang menurut anda benar, maka anda berada di jalur yang salah. Itu tidak akan pernah berhasil. Perthatikanlah ayat berikut ini,


_“Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.  (Roma 4:13)”_


Perhatikanlah,  Abraham menerima pemberian, janji kebenaran, jauh sebelum Hukum Taurat diberikan kepada Musa. Abraham menerima janji Tuhan, bukan melalui melakukan Hukum. Abraham menerima anugerah kebenaran ratusan tahun sebelum Hukum Taurat diberikan. Jadi kebenaran tidak datang melalui hukum.  Karenanya pembenaran diperoleh Abraham karena percaya, bukan karena melakukan Hukum Taurat sebab Hukum belum diberikan pada zamannya.


_“Sebab jika mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu. (Roma 4:14)”_


Demikian juga ketika Hukum Taurat diberikan kepada Israel melalui Musa, tidak berarti Hukum yang menyelamatkan, tetapi tetaplah keselamatan adalah karena percaya kepada Tuhan Allah yang telah memberikan Hukum agar setiap orang memahami diri adalah orang berdosa yang memerlukan Tuhan,  dipanggil untuk percaya kepadaNya. Kita hanya dapat menerima janji-janji Allah dengan iman kepadaNya, bukan dari melakukan Hukum Taurat karena tidak mungkin orang melakukan Taurat sepenuhnya tanpa cacat. Satu-satunya harapan kita adalah belas kasihanNya yang membuat kita layak di hadapanNya.


Memang Hukum dan kasih karunia dalam beberapa hal, bertentangan satu sama lain, tetapi kita membutuhkan keduanya, yaitu kita membutuhkan hukum untuk mengetahui betapa besarnya doa kita yang olehnya maka kita memahami bahwa kita sangat membutuhkan kasih karunia Allah didalam Yesus Kristus. 


Jangan pernah berkata, "Saya di bawah kasih karunia, oleh karena itu saya tidak membutuhkan hukum."  Sekali lagi, Hukumlah yang membantu anda datang ke kasih karunia.


Sekarang kita tahu, bahwa  cara kerja keselamatan yang diberikan Tuhan kepada  Abraham dan keselamatan kepada kita, adalah tetap sama, tidak berubah,  yaitu diselamatkan karena percaya, bukan karena kesanggupan kita mememenuhi tuntutan Hukum Taurat. 


Jangan ada orang yang bermegah dan menganggap diri sanggup memenuhi tuntutan hukum Taurat apalagi merasa diri lebih rohani daripada orang lain karena menggunakan standard sendiri di hadapan Tuhan. Tuhanlah yang menentukan standard bahwa dihadapanNya tidak ada seorangpun yang layak.  Tanpa terkecuali kita semua memerlukan Kasih Tuhan yang besar dan apabila kita telah menerima kasihNya maka kita juga dituntut untuk hidup didalam kasih Yesus sepanjang waktu. 


Dengan dibenarkannnya Abraham oleh iman, maka pembenaran oleh Tuhan Allah tidak mengalami perubahan. Artinya pembenaran tetaplah oleh karena percaya kepada perintah, Firman dan janji-janji Tuhan bukan karena melakukan Hukum Taurat.  Orang-orang yang diselamatkan oleh karena percaya akan melakukan Hukum  semata-mata karena menyadari dirinya berdoa dan memerlukan pengampunan dan kekuatan  untuk hidup didalam kasih Kristus.  


Itulah  sebabnya  rasul Paulus memperingatkan jemaat Roma maupun kita semua di zaman ini, bahwa dibenarkan oleh iman dan menerima kasih karunia,  bukanlah hanya untuk orang-orang Yahudi yang memiliki Hukum Taurat tetapi juga adalah bagi setiap  orang dari segala bangsa  yang mau percaya dan hidup  dengan iman yang  diteladankan oleh Abraham, Bapa dari semua orang beriman dari segala bangsa di dunia ini.


Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua. seperti ada tertulis,


_"Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa,  di hadapan Allah yang kepadaNya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firmanNya apa yang tidak ada menjadi ada.(Roma 4:16-17)_


Abraham disebut sebagai bapa orang beriman, karena Tuhan memakai percayaannya kepada janji-janji Allah sebagai contoh dasar dari seorang yang diperhitungkan dengan kebenaran Kristus, oleh kasih karunia melalui iman.  Itulah yang dimaksud Kitab Suci ketika Tuhan memberi tahu Abraham, "Aku telah menjadikanmu bapa banyak bangsa." 


Tuhan memilih Abraham sebagai bapa dari banyak bangsa, bapak rohani dari orang Yahudi yang percaya dan orang bukan Yahudi yang percaya kepada Yesus Kristus. Dan rasul Paulus menjelaskan siapa sesungguhnya Tuhan Abraham itu, Dia adalah Tuhan yang menghidupkan kembali orang mati.  Itulah yang dipercaya Abraham sehingga dia rela mempersembahkan anaknya Ishak kepada Tuhan untuk disembelih kaena percaya bahwa Tuhannya adalah Tuhan yang sanggup menghidupkan orang mati. Dia adalah Tuhan yang memberikan sanggup kehidupan yang baru kepada mereka yang sudah mati karena pelanggaran dan dosanya. Di dalam Kristus, Dia memberi hidup kekal, hidup  berkelimpahan melalui melalui iman.


Abraham adalah bapa bagi setiap orang percaya,  dari orang Yahudi dan kita yang bukan Yahudi karena kita juga diselamatkan karena iman kepada Allah Bapa yang telah menyelamatkan kita didalam AnakNya, Tuhan Yesus Kristus. 


Setiap orang dari segala bangsa yang percaya kepadaNya mendapatkan Kasih Karunia dan dibenarkan dari dosa-dosa mereka. Apa yang kita peroleh didalam Kristus, hanya dapat kita terima dengan iman, dengan percaya saja, bukan oleh kerja keras kita untuk mendapatkannya.


Karena itu percayalah kepada Tuhan Yesus, maka engkau akan dibenarkan dan diampuni segala dosamu, dan beroleh hidup yang kekal.


Sekarang apa yang dapat kita katakan selain bersyukur dan memuji NamaNya, karena kita tahu bahwa kalau mengandalkan usaha sendiri, untuk sempurna melakukan Hukum Taurat maka kita kita akan tetap dihukum karena kita pasti tidak akan dapat memenuhi standard ilahi.  


Tetapi hanya oleh karena kasihNya yang besar, dan oleh teladan Abraham kita mengerti bahwa, keselamatan kita hanya dapat kita terima dengan iman dan percaya akan Kasih Karunia yang besar yang diberikan kepada setiap kita bahkan dari segala bangsa yang beriman dan hidup didalam Tuhan Yesus dan FirmanNya. _*Amin!🙏*_


🌷Salam dan doa,

    _ev.r.l.toruan/ev.m.br.P1000, depok_ 







Bahan Perenungan 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar