Makanan Dan Kesehatan
Makanan yang kita makan tampaknya memiliki efek mendalam pada kesehatan kita. Meskipun sains telah membuat langkah besar dalam membuat makanan lebih layak untuk dimakan, pada saat yang sama, ilmu pengetahuan juga membuat banyak makanan menjadi tidak layak untuk dimakan. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa mungkin delapan puluh persen dari semua penyakit manusia berhubungan dengan pola makan dan empat puluh persen kanker juga berhubungan dengan pola makan, khususnya kanker usus besar. Orang-orang dari budaya yang berbeda lebih rentan terkena penyakit tertentu karena karakteristik makanan yang mereka konsumsi. Bahwa makanan berhubungan dengan penyakit bukanlah penemuan baru.
Pada tahun 1945, peneliti pemerintah menyadari bahwa nitrat dan nitrit (umumnya digunakan untuk mempertahankan warna daging) serta bahan tambahan makanan lainnya menyebabkan kanker. Namun, aditif karsinogenik ini tetap ada dalam makanan kita, dan semakin sulit untuk mengetahui bahan mana pada label kemasan makanan olahan yang bermanfaat atau berbahaya. Aditif yang kita makan tidak semuanya langsung. Petani sering memberikan penisilin pada sapi dan unggas, dan karena itu, penisilin ditemukan dalam susu sapi yang dirawat. Kadang-kadang obat serupa diberikan kepada hewan bukan untuk tujuan pengobatan, tetapi untuk alasan keuangan.
Para peternak hanya berusaha menggemukkan ternaknya agar mendapatkan harga yang lebih tinggi di pasaran. Meskipun administrasi makanan dan obat (FDA) telah mencoba berulang kali untuk mengontrol prosedur ini, praktiknya terus berlanjut. Diet sehat berhubungan langsung dengan kesehatan yang baik. Seringkali kita tidak menyadari zat berbahaya yang kita telan. Terkadang petani yang bermaksud baik atau orang lain yang tidak menyadari akibatnya menambahkan zat ini ke dalam makanan tanpa sepengetahuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar