DAMAI
Kolose 3:5-17 , 26 Juli 2023
Nas diatas termasuk salah satu firman Tuhan yang sangat disukai dan dikenang orang karena pesan Yesus yang menjadikan kita bisa menjadi “terang dunia”. Terang yang bisa mengilhami banyak orang bahwa Tuhan itu Maha Kasih dan Tuhan itu Maha Rahim. Terang yang bisa selalu memberikan harapan dan kasih kepada semua orang, tanpa memandang latar belakang orang tersebut. Terang yang sangat menginspirasi ratusan juta orang di dunia. Terang yang membimbing kita sehingga kita menjadi saksi akan Tuhan Kita Yesus Kristus dan ajaranNya.
Ketika kata damai muncul, kita pasti berpikir suasana tanpa perang, tanpa hujatan, tanpa fitnah, aman, sejahtera, dan penuh kebahagiaan. Kita pasti teringat akan penganugerahan hadiah nobel yang dilakukan setiap tahun. Hadiah nobel terdiri dari bermacam-macam kategori, tetapi yang paling bergengsi ialah untuk kategori perdamaian. Sering terjadi pro dan kontra dengan hasil penganugerahan kategori ini, tetapi ditangan panitia Nobel yang kredibel menjadikan pilihannya bisa diterima. Salah satu pemenang hadiah nobel untuk perdamaian ialah Bunda Teresa dari Kolkata.
Pada waktu ia menerimanya, ia mengucapkan pidato yang diawali dengan Doa Damai dari Fransiskus dari Asisi. Doa yang diawali dengan kata-kata, “Tuhan, jadikanlah aku alat damaiMu.” DamaiNya yang telah menjadikan inspirasi bagi jutaan manusia untuk membuat dunia ini lebih baik dan berbahagia dengan sesama ciptaanNya.
Damai atau dalam bahasa yang digunakan Yesus yaitu Shalom, mempunyai konsep yang amat dalam dalam budaya Yahudi. Damai berarti persatuan sempurna dengan Sang Ilahi yang berarti adanya situasi pemenuhan yang sempurna lewat Tuhan.
Dari hati sipembawa damai ini diharapkan akan keluar nilai-nilai yang lain seperti kasih tak bersyarat, pengampunan, iman, harapan, trust, kebahagiaan, dan cahaya positif. Yang diingat bukan si pembawa damai tersebut, melainkan Tuhan Yesus yang telah menjadi inspirasi bagi si pembawa damai tersebut. Si pembawa damai tidak memikirkan kepentingannya sendiri melainkan untuk kepentingan yang lebih besar di antara sesama.
Apakah kita siap membawa cahaya damai Yesus ini kepada setiap orang yang kita temui sehingga kita bisa dipanggil sebagai “anak-anak Allah” ? (HK)
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah (Matius 5:9)”
Seorang pembawa damai seharusnya seseorang yang membawa persatuan dengan Tuhan
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah (Matius 5:9)”
BalasHapus