MENGALAH
Kejadian 13:1-18 , 9 Desember 2023
Ada sebuah cerita tentang dua kakak beradik yang hidup rukun. Rumah mereka bersebelahan. Sampai memasuki usia lanjut, tak sekalipun mereka berselisih paham. Perbedaan pendapat diantara mereka tentu ada, tetapi tidak membuat mereka bertengkar apalagi saling membenci. Suatu hari si adik berkata, “Saudaraku, kita telah lama hidup berdampingan, dan tidak pernah sekali pun kita bertengkar tentang apapun. Aku punya ide bagaimana kalau untuk sekali ini kita bertengkar.”
Kakaknya berpikir sejenak, “Baiklah,” katanya “Apa yang akan kita pertengkarkan ?” Ia bertanya, “Bagaimana kalau sepiring nasi yang sedang kamu makan itu ?” usul sang adik. Kakaknya setuju. Si adik lalu merebut piring nasi dari tangan kakaknya sambil berkata ketus, “Nasi ini kepunyaanku, kamu tidak boleh mengambilnya sedikitpun ! “ Sang kakak memandang si adik, “Baiklah, ambil saja,” katanya. Dan pertengkaran pun selesai.
Pertengkaran besar antar saudara atau antar teman, kerap terjadi karena adanya sikap tidak mau mengalah. Kita bisa belajar dari sikap Abraham. Ia dan Lot tinggal di daerah yang sama. Konflik muncul karena ladang rumput untuk makan domba-domba mereka terbatas (ayat 7). Untunglah pertengkaran tersebut tidak berlanjut karena Abraham mempersilahkan Lot untuk memilih tempat yang sesuai dengan keinginannya. Merekapun berpisah dengan baik-baik.
Kita tahu, Abrahamlah yang kemudian menuai kebaikan (Ayat 14-18). Pelajaran untuk kita : dalam sebuah pertengkaran, selama bisa mengalah, mengalahlah. Tuhan tidak akan salah memberi berkatNya. (AYA)
“Maka berkatalah Abram kepada Lot :”Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat (Kejadian 13:8)”
Mengalah bukan berarti kalah
Kita tahu, Abrahamlah yang kemudian menuai kebaikan (Ayat 14-18). Pelajaran untuk kita : dalam sebuah pertengkaran, selama bisa mengalah, mengalahlah. Tuhan tidak akan salah memberi berkatNya. (AYA)
BalasHapus