TANPA SALAH, TANPA NODA
Bilangan 35-36 , 26 Maret 2024
Misalnya Yesus sama dengan kita : suka berbohong, menipu, kolusi, dengki, dan sebagainya, Dia tidak akan pernah layak menjadi Penebus, meskipun misalnya, sebelumnya Ia mengalami penyucian terlebih dahulu. Sebab Alkitab sendiri menyatakan bahwa setiap bayi yang ada dikandungan para ibu sudah dinyatakan berdosa (Mzm. 51:7). Jadi konsep seperti ini mengagetkan banyak pihak, sebab bukankah kita selama ini mengira bahwa bayi itu suci dan tidak mengenai dosa ? Tetapi kita harus ingat bahwa dosa yang dilakukan nenek moyang kita mula-mula itu menularkan sampai ke anak cucu. Jadi Yesus harus diturunkan ke bumi tanpa melalui pertemuan benih antara pria dan wanita. Pengertian ini membawa kesimpulan bahwa Allah “meminjam” rahim Maria supaya bayi Yesus dilahirkan ke bumi ini sebagai Manusia yang tak bercacat dan tak bercela. Dia adalah benih Ilahi !
Apakah cukup sampai disitu saja ? Bila kita menelusuri kehidupan Yesus mulai dari bayi sampai mati di kayu salib, maka Anda tidak akan menemukan kesalahan sekecil pun dari Tuhan Yesus. Petrus yang selama beberapa tahun menyertai Yesus mengakui dalam salah satu suratnya, “Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada di dalam mulutNya” (1 Pet 2:22). Jadi seumur kehidupan Yesus, Ia tidak pernah berbuat dosa, sebab Dia memang tidak dapat berbuat dosa.
Syarat bagi anak domba untuk perayaan Paskah pada zaman Musa disebutkan, “Anak dombamu itu harus jantan, TIDAK BERCELA, berumur setahun, kamu boleh ambil domba atau kambing “ (Kel.12:5). Syarat “tidak bercela” ini tidak dapat dikurangi, direkayasa, ataupun diubah. Bagaimana mungkin korban yang dipersembahkan untuk menebus dosa manusia berasal dari obyek yang bercela ? Nah, korban dalam Perjanjian Lama keampuhannya hanyalah sampai menutupi, bukan menghapuskan ! Tetapi Yesus sebagai Imam besar yang membawa tubuhNya sendiri sebagai korban keampuhannya tidak cuma sekedar menutupi, tetapi menghapuskan segala dosa manusia. Tidak ada dosa yang terlalu pekat yang tidak dapat dijadikan seputih salju.
Imam besar yang kita miliki tidak bercacat dan bercela, kehidupanNya sendiri dapat dijadikan bukti bahwa Dia tanpa cacat cela dan memenuhi syarat sebagai korban untuk menyelamatkan umat manusia. (DH)
Questions :
1. Bagaimana pandangan Anda terhadap konsep keberdosaan ?
2. Bagaimana pemahaman Anda tentang kesempunaan dan kekudusan Yesus Kristus sebagai imam besar ? Diskusikan !
Values :
Imam Besar yang kita miliki tiada bercacat dan bercela. kehidupanNya sendiri dapat dijadikan bukti bahwa Dia memenuhi syarat sebagai korban untuk menyelamatkan umat manusia.
“Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan : yaitu yang soleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi daripada tingkat-tingkat sorga (Ibrani 7:26)”
Hanya Yesus yang memenuhi syarat sebagai korban bagi penebusan manusia.
“Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan : yaitu yang soleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi daripada tingkat-tingkat sorga (Ibrani 7:26)”
BalasHapusHanya Yesus yang memenuhi syarat sebagai korban bagi penebusan manusia.
BalasHapus