BADAI PASTI BERLALU
Yohanes 4-7 , 28 Oktober 2024
Jika Anda mendengar judul renungan ini, Anda mungkin berkata “rasanya aku pernah mendengar kalimat ini”. Ya, memang ini judul sebuah Novel terkenal Tahun 70-an yang ditulis oleh seorang novelist yang bernama samaran Marga T. Karena begitu populernya novel ini sehingga dibuat film dengan bintang film terkenal Christian Hakim. Isi cerita novel ini adalah tentang percintaan yang penuh badai tetapi pada akhirnya terjadi “happy ending”.
Renungan hari ini hendak menasehati Anda yang saat ini berusia muda dan sering mengalami masalah di dalam percintaan. Memang mengalami masalah saat pacaran akan dirasa hidup seperti kapal oleng yang diterpa badai. Namun perlu disadari kehidupan harus tetap berjalan, jangan menyerah dan putus asa hanya karena ada “badai di dalam hubungan percintaan Anda”.
Kalau dipikir baik-baik tentunya lebih baik Anda mengalami badai percintaan pada waktu pacaran. Anda mungkin saja ditinggal pacar dan putus cinta karena tidak cocok saat pacaran. Coba pikirkan kalau ketidakcocokan ini terjadi setelah menikah maka persoalan akan lebih rumit. Itu sebabnya bagi Anda yang saat pacaran mengalami “badai”, Anda harus berpikir bahwa hal putus cinta saat pacaran adalah hal biasa.
Saat pacaran, Anda harus punya semboyan : “gugur satu tumbuh seribu”. Karena masa pacaran sebenarnya adalah masa pembelajaran, masa penjagaan untuk mengerti karakter masing-masing. Apakah ada kecocokan, apakah Anda dapat menerima kekurangan pasangan. Yang menjadi persoalan adalah saat pacaran seringkali Anda tidak dapat berpikir rasional, alias irasional. Itu sebabnya sering dikatakan “cinta itu buta”, bahkan penyanyi lagu country almarhum Gombloh mengatakan “kalau cinta melekat, tahi kucing rasa cokelat.”
Jika Anda kehilangan cara berpikir rasional, maka Anda akan mengabaikan perbedaan besar latar belakang pasangan Anda, atas nama cinta Anda yakin bahwa perbedaan besar apapun pasti terselesaikan bila Anda sudah menikah. Tentu cara berpikir seperti ini salah, dan kesalahan besar yang sering terjadi adalah banyak pasangan yang berpacaran dengan pacar yang tidak seiman. Dan mereka berharap seiring berjalannya waktu kemurnian cinta mereka akan dapat mengatasi perbedaan iman.
Keyakinan bahwa ketulusan cinta akan dapat mengatasi perbedaan keyakinan Agama adalah salah besar. Anda sedang menciptakan badai yang bisa berakibat kapal Anda karam, karena badai semacam ini tak akan mudah berlaku. Jadi pastikan pasangan Anda seiman, maka perbedaan yang lain, hanyalah badai kecil yang dapat Anda atasi dengan ketulusan cinta Anda berdua. Anda setuju ? (DD)
Questions :
1. Mengapa saat berpacaran kita menjadi irasional ?
2. Benarkah atas nama cinta perbedaan iman tak menjadi masalah ?
Values :
Warga kerajaan sejati tak akan pernah menggadaikan iman demi cinta.
“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan ? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap ? (2 Korintus 6:14)”
Kapal Rumah Tangga Anda bisa karam bukan hanya karena badai besar, tapi juga karena kebocoran kecil. Waspadalah !
Karena itu bersyukurlah sebab Kristus telah manjadi Korban yang mulia untuk menyelamatkan kita.
BalasHapusKapal Rumah Tangga Anda bisa karam bukan hanya karena badai besar, tapi juga karena kebocoran kecil. Waspadalah !
BalasHapus