PERJUANGAN SEORANG IBU
Yesaya 36-38 , 22 Desember 2024
Di bulan Desember ini, kembali kita akan merayakan hari ibu, yang diperingati di Indonesia tiap tanggal 22 Desember. Akhir-akhir ini kita melihat kehidupan ibu-ibu yang sibuk dengan dirinya, bahkan ada yang sampai tidak peduli kepada suami dan anak-anaknya demi membuat konten di akun media sosialnya.
Dalam suatu fase hidupnya, seseorang pasti pernah mengalami pergumulan berat, yang membuat ia sampai bertekuk lutut menaikkan doa-doanya. Hana juga sedang mengalami pergumulan berat, sampai-sampai ia tidak bisa dihiburkan siapapun (Baca 1 Samuel 1:1-28). Apa masalahnya ? Ia tidak bisa mengandung dan melahirkan anak. Ini merupakan aib bagi seorang istri dalam budaya Israel. Elkana, suaminya, menambah penderitaannya dengan ketidakmampuan mengerti perasaan istri yang tertekan. Apalagi sikap merendahkan dari madunya, Penina yang bisa memberikan keturunan bagi Elkana. Pandangan yang berlaku dalam bangsa Israel pada masa itu, kemandulan merupakan hukuman Tuhan atas seorang wanita. Itulah kata-kata hinaan Penina kepada Hana (Ayat 6-7). Sebagai seorang istri yang baik, Hana sangat berjuang untuk mendapatkan keturunan. Dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu, sehingga ia berNAZAR kepada TUHAN untuk memberikan anaknya kepada TUHAN seumur hidupnya (ayat 11). ‘Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta daripadaNya (1 Samuel 1:27)”. Perjuangan Hana sebagai istri dan ibu akhirnya mendapatkan jawaban dari TUHAN.
Ada hal yang sangat penting dalam kehidupan keluarga, yaitu bagaimana setiap wanita bisa menjadi pionir bagi keluarganya untuk membangun hubungan yang intim dengan Tuhan. Tanggung jawab rohani terhadap anak-anak sering terabaikan, sehingga anak-anak lebih suka dengan kehidupan duniawi daripada membangun hubungan dengan Tuhan.
Bagaimana dengan keluarga Anda ? Adakah mencerminkan kehadiran Allah didalamnya ? Sebagai seorang ibu, jadikan diri kita sebagai wanita-wanitanya Allah, dibuktikan jika kita mau menjadi penurut-penurut Allah, memegang perintahNya dan melakukannya dalam hidup kita, serta hidup didalam kasih terhadap sesama. Jadilah pendoa syafaat di dalam keluarga Anda, jaga hubungan intim dengan Tuhan, berperanlah sebagai wanita-wanita Kerajaan Allah, layani keluarga Anda dengan baik dan sungguh-sungguh karena mereka merupakan perwakilanNya di bumi. Amin. (AU)
Questions :
1. Bagaimana menjadi seorang ibu yang sesuai dengan standar Kerajaan ?
2. Sudahkah Anda berperan dalam pertumbuhan rohani di dalam keluarga Anda ? Diskusikan.
Values :
Layani keluarga Anda dengan baik dan sungguh-sungguh karena mereka merupakan perwakilanNya.
“Kemudian bernazarlah ia, katanya : “TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hambaMu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hambaMu ini, tetapi memberikan kepada hambaMu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya (1 Samuel 1:11 - TB)”
Tidak ada kalimat terindah selain kalimat, “Bersama keluargaku, aku akan melayani Tuhan dengan sepenuh hati”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar