BIJAK DALAM MEMBAGIKAN KEBENARAN
Lukas 8 : 1- 25 , 6 Januari 2025
Ayat ini mengandung pesan penting tentang kebijaksanaan dalam membagikan kebenaran injil. Dalam budaya Yahudi, istilah “barang yang kudus” sering merujuk pada sesuatu yang dipersembahkan dalam ibadah. Dalam konteks ini, hal tersebut melambangkan segala sesuatu yang berharga secara rohani : nasihat, ajaran, atau doktrin injil. Sementara itu, “mutiara” melambangkan kebenaran yang sangat berharga, yaitu firman Tuhan (Matius 13 : 45-46).
Namun, Yesus memberikan peringatan untuk tidak memberikan “barang yang kudus” kepada “anjing” atau melemparkan “mutiara” kepada “babi”. Anjing dan babi disini menggambarkan orang-orang yang dengan sengaja menolak, menghina atau meremehkan kebenaran firman Tuhan. Dalam Filipi 3:2, Paulus memperingatkan untuk berhati-hati terhadap “anjing”, yaitu orang yang memutarbalikkan kebenaran. Sementara itu, Petrus menggambarkan orang-orang yang hidup dalam kenajisan dan kembali kepada kehidupan lama sebagai babi yang kembali ke kubangannya (2 Petrus 2:22).
Apa artinya ini bagi kita ? Tuhan memanggil kita untuk membagikan injil kepada semua orang, tetapi Dia juga mengingatkan agar kita bijak. Tidak semua orang siap menerima kebenaran. Beberapa mungkin menentangnya dengan keras atau bahkan memanfaatkan kebenaran untuk menyerang kita. Kita dipanggil untuk berdoa memohon hikmat, memahami kondisi hati seseorang, dan menentukan waktu yang tepat untuk membagikan kebenaran.
Ini bukan berarti kita menyerah pada mereka yang sulit. Sebaliknya, kita dipanggil untuk tetap berdoa bagi mereka dan menunjukkan kasih Kristus dalam tindakan kita. Dalam menghadapi pengajar palsu atau bidat yang menentang kebenaran injil, seperti yang disebutkan dalam 2 Petrus 2, kita harus waspada agar tidak terjebak dalam diskusi yang sia-sia. Fokus kita adalah pada mereka yang mau mendengar dan menghargai kebenaran.
Yesus sendiri menunjukkan contoh ini. Dia tidak memaksakan kebenaran kepada mereka yang hatinya keras, tetapi dengan sabar mengajarkan kepada mereka yang haus akan firman Tuhan. Tugas kita adalah meneladani Dia : bijak, penuh kasih, tetapi tetap tegas dalam menjaga integritas kebenaran firman Tuhan.
Mari kita menjadi pelayan injil yang bijaksana, yang tahu kapan dan bagaimana membagikan kebenaran, sehingga nama Tuhan dimuliakan dalam segala hal. (DH)
Questions :
1. Apakah Anda bijaksana dalam membagikan kebenaran injil, atau sering terjebak dalam perdebatan yang tidak membangun ?
2. Bagaimana kita dapat membedakan seseorang yang siap menerima firman Tuhan dan seseorang yang menolaknya ?
Values :
Kebenaran injil adalah mutiara berharga - berikan kepada mereka yang siap menerima, bukan kepada yang ingin menghancurkannya.
“Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu (Matius 7:6)”
Bijaksana bukan berarti menyerah, tetapi tahu kapan harus berbicara dan kapan harus berdoa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar