PETRUS DAN YUDAS
Kisah Para Rasul 27:13-44, 22 Mei 2025
Bulan lalu, kita dihebohkan dengan sebuah film rohani Kristen yang ditayangkan di bioskop, berjudul The Last Supper. Meskipun tidak seekstrem film The Passion of the Christ, film ini tetap memberikan makna tersendiri bagi setiap penontonnya. Saya pribadi menontonnya hingga dua kali, tetapi tetap merasakan kesan mendalam seperti saat pertama kali menontonnya. Ada kesedihan yang saya rasakan ketika melihat mata Yesus menatap Petrus dan Yudas saat Ia membasuh kaki mereka. Seolah-olah percakapan yang terjadi antara mereka adalah percakapan antara saya dengan Yesus. Tatapan mata itu tidak bisa saya lupakan dan membuat saya menangis. Bisakah Anda merasakan hati seseorang yang akan dikhianati oleh orang-orang yang Ia kasihi dan percaya ? Apalagi ketika Yesus berkata, “Tidak semua kamu bersih.” Itulah perasaan terdalam yang dialami Yesus.
Siapa yang tidak tahu kisah Petrus dan Yudas dalam perjalanan mereka sebagai murid Yesus ? Mereka adalah bagian dari kedua belas murid yang Yesus pilih sendiri. Namun, Yesus juga tahu bahwa kedua muridNya itulah yang kelak akan mengkhianatiNya. Saya bertanya-tanya, mengapa Yesus tetap memilih mereka sebagai muridNya jika Ia tahu bahwa mereka akan mengkhianatiNya ? Bukankah Yesus bisa memilih orang lain yang lebih baik, lebih kompeten, dan lebih berintegritas ? Namun, Ia tidak melakukan hal itu. Mengapa ? Karena bagi Yesus, yang lebih penting adalah bagaimana seseorang berproses dan mengalami Kristus dalam perjalanan rohaninya.
Petrus adalah murid yang berapi-api, cepat berbicara tetapi berpikir belakangan, penuh semangat dalam zona nyaman, tetapi mudah mengeluh ketika menghadapi tekanan. Ia juga mudah berjanji tetapi gampang lupa akan ucapannya. Sementara itu, Yudas adalah sosok yang suka mencuri, berdusta dan beralibi, tetapi justru dipercaya sebagai bendahara. Yesus mengajarkan kita melalui Petrus dan Yudas bahwa ketika Ia memilih seseorang, Ia tidak melihat latar belakang, riwayat hidup, atau prestasi mereka. Yang Yesus tekankan adalah perubahan. Keputusan untuk berubah harus dimulai dari diri sendiri. Setelah itu, Yesus melihat bagaimana seseorang menjalani prosesnya. Setiap orang memiliki ujian dan tantangannya sendiri. Namun, keberhasilan tergantung pada keputusan yang mereka ambil.
Seperti yang kita ketahui, Petrus memilih bangkit dari kegagalannya. Ia mengakui kesalahannya dan menyesalinya. Berbeda dengan Yudas, ia justru memilih mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri. Yudas jatuh terlalu dalam dan membuka celah bagi iblis untuk mengintimidasinya.
Mari belajar dari kegagalan Petrus dan Yudas. Jangan tenggelam dalam kegagalan, tetapi segera bangkit dan memperbaikinya. Jangan mengasihani diri sendiri dan memberi kesempatan bagi iblis untuk menuduh serta mengintimidasi kita. Jika sudah dipilih menjadi murid Kristus, jangan sia-siakan kesempatan yang Tuhan telah berikan. (LA)
Questions :
1. Apa makna dari perkataan Yesus, “Tidak semua kamu bersih,” saat Ia membasuh kaki murid-muridNya ?
2. Mengapa Yesus tetap memilih Petrus dan Yudas meskipun tahu mereka akan mengkhianatiNya ?
Values :
AnugerahNya dicurahkan bagi setiap kita tanpa pilih kasih. Namun, yang mengasihi dengan tulus akan menghargai anugerahNya.
“Kata Yesus kepadanya : “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua.” Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata : “Tidak semua kamu bersih (Yohanes 13:10-11)”
Satu-satunya alasan mengapa Yesus memilih Anda, karena Ia mengasihi Anda. Dia tidak pernah salah pilih. Keputusan di tangan Anda !

“Kata Yesus kepadanya : “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua.” Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata : “Tidak semua kamu bersih (Yohanes 13:10-11)”
BalasHapus
BalasHapusSatu-satunya alasan mengapa Yesus memilih Anda, karena Ia mengasihi Anda. Dia tidak pernah salah pilih. Keputusan di tangan Anda !