H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Sabtu, 14 Juni 2025

Sumbu yang Pudar Nyalanya Tidak Akan DipadamkanNya

 *“Buluh yang patah terkulai tidak akan dipatahkan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya.”*

📖 *Yesaya 42:3*


Ketika api di hati Anda mulai meredup. Bukan karena tidak mencintai Tuhan, tapi karena beban hidup, kelelahan, kegagalan, atau luka yang belum sembuh membuat nyala api itu tinggal asap. 


Anda merasa tidak layak, tidak cukup kuat, dan bahkan mungkin bertanya, “Apakah Tuhan masih melihatku?” Tapi justru di saat seperti itulah Yesaya 42:3 menjadi pelukan kasih Tuhan untuk kita.


*TUHAN BERKATA:*

*"Sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya."*


Tuhan tidak datang membawa penghakiman atas api yang hampir padam. Dia datang membawa pengharapan, kelembutan, dan kesetiaan. Allah bukan pemadam semangat, tapi penyala yang setia. *Api diatas Mezbah harus dijaga supaya tetap menyala.* 


*Api yang di atas mezbah itu harus dijaga supaya terus menyala, jangan dibiarkan padam. Tiap-tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya dan membakar segala lemak korban keselamatan di sana. Harus dijaga supaya api tetap menyala di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam."*

✍️ *Imamat 6:12-13*


Ini tanggung jawab kita—untuk tetap meletakkan "kayu" setiap hari:


*Tetap Doa, walau pendek...Baca Firman, walau hanya beberapa ayat..Pujian, walau dengan beban berat..Tuhan tidak menuntut api besar—Dia juga menyukai kesetiaan kecil.*


Dan saat kita datang kepada-Nya dengan sumbu yang hanya mengeluarkan asap, Tuhan tidak akan memadamkannya.


Dia akan meniupnya perlahan dengan kasih, dengan penghiburan, dengan pengharapan baru hingga api itu kembali menyala.


▪️Apakah saat ini aku merasa seperti sumbu yang berasap?


▪️Apakah aku masih setia menaruh “kayu” di mezbah hatiku?


▪️Sudahkah aku mengizinkan Tuhan mendekat dan menyalakan kembali api-Nya?


Brother Yun adalah seorang pengikut Kristus dari Tiongkok. Ia tumbuh dalam keluarga ateis saat Revolusi Budaya mengguncang negaranya.


Tapi ketika ibunya sembuh secara ajaib dari penyakit berat setelah seseorang berdoa bagi dia, api kecil mulai menyala di rumah mereka—meskipun sangat tersembunyi. Di usia 16 tahun, Yun mulai haus akan Firman Tuhan. Tapi mereka tidak memiliki Alkitab. 


Jadi dia berdoa dan berpuasa setiap hari, meminta agar Tuhan memberinya Alkitab. *Setelah berpuasa selama 100 hari, seorang hamba Tuhan muncul dan memberinya Alkitab secara ajaib.*


Dari situlah api di hatinya benar-benar menyala. Yun mulai menginjil dari desa ke desa, meski ia tahu risikonya besar. Ia beberapa kali dipenjara, disiksa, bahkan hampir mati. Suatu kali, kakinya dipukuli hingga remuk. Tapi saat di penjara, dia terus menyembah Tuhan dan menyaksikan banyak narapidana bertobat.


Yang luar biasa adalah di tengah penyiksaan, penolakan, dan kesepian—Yun tidak pernah membiarkan apinya padam. Bahkan saat semangatnya tinggal asap, ia berseru kepada Tuhan, dan Tuhan menyatakan diri-Nya dalam cara yang tak terduga. 


Sumbu yang berasap itu, tidak dipadamkan Tuhan—malah ditiup dengan kuasa kasih-Nya. Sampai hari ini, Brother Yun masih melayani Kisahnya telah menyentuh jutaan orang melalui bukunya, “The Heavenly Man”, dan ia terus menjadi pengingat bahwa: *Tuhan tidak mencari api besar—Dia mencari hati yang rela menyala.*


Sumbu yang berasap di tangan Tuhan bisa menjadi terang yang menyala bagi banyak orang. Ketekunan dalam keadaan sulit adalah bentuk “meletakkan kayu di mezbah”.


Tidak ada kesakitan yang terlalu besar untuk dijangkau kasih Tuhan. *Api kecil yang dijaga dengan setia bisa membawa terang sampai ke ujung bumi.*


DOA:

Tuhan, terima kasih karena Engkau tidak memadamkan api yang hampir padam dalam hidupku. Saat hatiku lelah, Engkau tetap lembut. Saat semangatku pudar, Engkau tetap hadir. Bantu aku untuk tetap setia menaruh “kayu” setiap pagi, agar api di mezbah hatiku terus menyala. Pakailah hidupku, walau kecil dan sederhana, untuk menjadi terang bagi dunia.


*Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu.*

❤️ *Yesaya 60:1-2*


🔥 *API KRISTUS TETAP MENYALA*







3 komentar:

  1. Tuhan, terima kasih karena Engkau tidak memadamkan api yang hampir padam dalam hidupku. Saat hatiku lelah, Engkau tetap lembut. Saat semangatku pudar, Engkau tetap hadir. Bantu aku untuk tetap setia menaruh “kayu” setiap pagi, agar api di mezbah hatiku terus menyala. Pakailah hidupku, walau kecil dan sederhana, untuk menjadi terang bagi dunia.

    BalasHapus
  2. DAMAI mengandung arti sebuah PANGGILAN untuk hidup dalam kasih dan harmoni, menjauhi konflik yang tidak perlu dan berusaha untuk memelihara hubungan yang sehat dengan sesama manusia.

    BalasHapus
  3. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu.

    BalasHapus