Makna Pernyataan Pdt. Stephen Tong: “Kalau saya tidak hati-hati mengikut Tuhan, saya pun mungkin dibuang.”
Pernyataan ini sering disalahpahami jika tidak ditempatkan dalam konteks pelayanan dan kehidupan rohani seorang hamba Tuhan. Banyak yang langsung menafsirkannya seolah-olah berbicara tentang kehilangan keselamatan. Padahal, jika kita memahami keseluruhan ajaran Pdt. Stephen Tong—terutama tentang anugerah dan predestinasi—jelas bahwa beliau tidak sedang berbicara tentang keselamatan, melainkan tentang pelayanan dan kesetiaan dalam panggilan.
1. Bukan Soal Keselamatan, Tapi Soal Pelayanan
Pdt. Stephen Tong selalu mengajarkan bahwa keselamatan orang percaya sejati tidak dapat hilang, karena keselamatan adalah karya Allah yang kekal (Yoh. 10:28–29; Roma 8:30). Namun, pelayanan adalah perkara lain.
Seorang yang dipanggil dan diurapi Tuhan bisa saja dikesampingkan dari pelayanan jika hidupnya tidak kudus atau tidak hati-hati. Dalam hal ini, “dibuang” bukan berarti kehilangan keselamatan, melainkan tidak lagi dipakai dalam pelayanan aktif.
Contoh alkitabiah sangat jelas:
Saul tetap hidup, tetapi Tuhan menolak dia sebagai raja (1 Sam. 15:26).
Samson kehilangan kuasa Tuhan karena bermain-main dengan dosa (Hak. 16:20).
Demus, rekan Paulus, meninggalkan pelayanan karena cinta dunia (2 Tim. 4:10).
Bahkan Daud, meski diampuni, tetap mengalami konsekuensi berat karena dosa moralnya.
Dalam pengertian inilah Pdt. Stephen Tong menyampaikan bahwa seorang pelayan Tuhan, termasuk dirinya sendiri, harus senantiasa berhati-hati dalam kesaksian hidup, agar tidak dibuang dalam konteks pelayanan.
2. Sejalan dengan Doktrin Predestinasi
Pdt. Stephen Tong adalah pengajar yang kuat dalam doktrin predestinasi dan pemeliharaan kekal Allah atas orang pilihan-Nya. Maka, ia tentu tidak mungkin bertentangan dengan keyakinan bahwa keselamatan orang pilihan adalah pasti.
Namun, dalam kerangka tanggung jawab manusia, orang pilihan tetap dipanggil untuk hidup kudus dan setia.
Predestinasi bukan alasan untuk lalai, melainkan dorongan untuk berjaga-jaga, seperti Paulus menasihatkan:
> “Aku melatih tubuhku dan menguasainya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1 Kor. 9:27)
Ayat inimenjadi dasar yang sangat selaras dengan pernyataan Pdt. Stephen Tong: bahwa seorang hamba Tuhan harus sadar, kesetiaan dalam pelayanan tidak otomatis, tetapi perlu dijaga.
3. Aplikasi dalam Kehidupan Hamba Tuhan
Kita telah melihat banyak contoh hamba Tuhan yang jatuh dalam dosa moral, manipulasi, atau penyalahgunaan kuasa—sehingga “dibuang” dari pelayanan walau mungkin tetap berada dalam anugerah keselamatan. Kasus tragis seperti yang terjadi pada Ravi Zacharias menjadi pengingat nyata: kejatuhan moral bisa membuat seseorang tidak lagi layak menjadi corong kebenaran, meskipun Tuhan tetap berdaulat atas hidupnya.
Itulah konteks realistis yang diingatkan oleh Pdt. Stephen Tong:
bahwa setiap pelayan Tuhan harus berjalan dengan gentar dan hati-hati, karena pelayanan adalah kepercayaan yang bisa diambil kembali bila disalahgunakan.
Kesimpulan saya
Jadi, pernyataan “Kalau saya tidak hati-hati mengikut Tuhan, saya pun mungkin dibuang”:
- Tidak menolak doktrin keselamatan kekal.
- Menekankan keseriusan hidup dalam kekudusan dan kesetiaan pelayanan.
- Mengingatkan setiap hamba Tuhan untuk berjaga-jaga dan rendah hati.
Justru dari pernyataan inilah kita melihat kedewasaan rohani seorang pengkhotbah besar yang menyadari:
> “Yang memanggil bisa juga menghentikan panggilan itu bila kita tidak layak lagi memegangnya
(Oleh Hasudungan Limbong)


Kita telah melihat banyak contoh hamba Tuhan yang jatuh dalam dosa moral, manipulasi, atau penyalahgunaan kuasa—sehingga “dibuang” dari pelayanan walau mungkin tetap berada dalam anugerah keselamatan. Kasus tragis seperti yang terjadi pada Ravi Zacharias menjadi pengingat nyata: kejatuhan moral bisa membuat seseorang tidak lagi layak menjadi corong kebenaran, meskipun Tuhan tetap berdaulat atas hidupnya.
BalasHapusSemangat beraktivitas !
BalasHapus> “Aku melatih tubuhku dan menguasainya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1 Kor. 9:27)
BalasHapus