H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Minggu, 28 Desember 2025

Mazmur 136 : 1

 *“Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.”*

📖 *Mazmur 136:1*


Pak Samuel, seorang pensiunan karyawan swasta di Bekasi, menjalani masa tua yang tidak ia bayangkan sebelumnya. Setelah pensiun, ia berharap hidup lebih tenang. Namun justru sebaliknya, ia menghadapi tekanan besar: tabungan menipis karena biaya pengobatan istrinya, anak-anaknya masih berjuang secara ekonomi, dan tubuhnya sendiri mulai melemah.


Di suatu malam akhir tahun, Pak Samuel duduk sendirian di teras rumah. Ia menatap langit dan berkata lirih, “Tuhan Yesus, kalau Engkau baik, kenapa hidup terasa makin berat?”


Esok harinya, ia membantu petugas gereja membagikan sembako ke jemaat lansia yang lebih kekurangan. Saat menyerahkan satu paket, seorang nenek menggenggam tangannya dan berkata dengan mata berkaca-kaca, “Terima kasih ya, Pak. Tuhan Yesus baik sekali, Dia masih ingat saya.”


Kalimat sederhana itu menusuk hati Pak Samuel. Dalam perjalanan pulang, ia menangis. Ia sadar, di tengah keterbatasannya sendiri, Tuhan masih memakainya menjadi saluran kebaikan. Sejak hari itu, setiap pagi Pak Samuel mulai menulis satu kalimat di buku kecilnya:

“Hari ini Tuhan tetap baik.”


Mazmur 136 dimulai dengan pernyataan yang sangat sederhana, namun sangat dalam “Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik.”


Pemazmur tidak berkata, “Bersyukurlah karena hidupmu mudah,” atau “karena semua doamu terjawab,” tetapi karena Tuhan itu baik. Artinya, dasar ucapan syukur kita bukan situasi, melainkan karakter Allah yang tidak berubah.


Kita sering mengaitkan kebaikan Tuhan dengan kenyamanan hidup. Ketika sehat, cukup, dan lancar, kita berkata Tuhan baik. Namun saat hidup berat, kita mulai meragukannya. Padahal kebaikan Tuhan tidak diukur dari seberapa ringan beban kita, tetapi dari kesetiaan-Nya yang menopang kita memikul beban itu.


Pak Samuel belajar bahwa kebaikan Tuhan tidak selalu terlihat dalam bentuk berkat besar, tetapi sering hadir dalam momen kecil yang membuka mata rohani kita. Ketika ia melayani orang lain, ia justru menemukan penghiburan bagi dirinya sendiri. Ia sadar bahwa Tuhan tidak pernah berhenti bekerja, bahkan ketika hidup terasa menurun.


Menjelang akhir tahun, mungkin kita merasa lebih banyak kehilangan daripada keuntungan. Namun renungan hari ini mengajak kita untuk mengubah sudut pandang:

👉 Apakah Tuhan berhenti menjadi baik hanya karena hidup kita tidak mudah?

👉 Atau justru kebaikan-Nya nyata karena Ia tetap setia menyertai kita sampai hari ini?


Bersyukur karena Tuhan baik berarti kita memilih percaya bahwa kasih setia-Nya lebih besar dari keadaan kita. Itu adalah iman yang dewasa — iman yang tidak bergantung pada hasil, tetapi pada pengenalan akan Tuhan.


✝️ *Ketika keadaan tidak berubah, kebaikan Tuhan Yesus tetap sama. Bersyukur karena siapa Tuhan itu, bukan hanya karena apa yang Ia beri.*


✅ *TUHAN YESUS TETAP BAIK*













Reuni KMK USU


2 komentar:

  1. Bersyukur karena Tuhan baik berarti kita memilih percaya bahwa kasih setia-Nya lebih besar dari keadaan kita. Itu adalah iman yang dewasa — iman yang tidak bergantung pada hasil, tetapi pada pengenalan akan Tuhan.

    BalasHapus
  2. *Ketika keadaan tidak berubah, kebaikan Tuhan Yesus tetap sama. Bersyukur karena siapa Tuhan itu, bukan hanya karena apa yang Ia beri.*

    BalasHapus