H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Sabtu, 27 Desember 2025

Mengucap Syukur

 *“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”*

📖 *1 Tesalonika 5:18*


Ibu Marta, seorang janda berusia 58 tahun di sebuah kota kecil di Sumatera Utara, hidup sederhana bersama cucunya. Setahun terakhir bukan tahun yang mudah baginya. Ia kehilangan suami, usahanya menurun drastis, dan kesehatannya sering terganggu. Menjelang akhir tahun, gereja mengadakan ibadah kesaksian. Ibu Marta diminta berbagi ucapan syukur. Awalnya ia menolak, karena merasa tidak punya alasan untuk bersyukur.


Namun akhirnya ia maju ke depan dengan suara bergetar dan berkata “Tahun ini saya banyak menangis. Tapi satu hal yang saya pelajari: setiap pagi saya masih bangun, masih bisa berdoa, dan masih merasakan Tuhan dekat. Itu saja sudah cukup untuk bersyukur.”


Ia lalu menceritakan bagaimana Tuhan mencukupkan kebutuhannya sedikit demi sedikit — melalui tetangga yang berbagi makanan, cucu yang menjadi penghiburan, dan damai di hati yang tidak bisa dijelaskan meski keadaan belum berubah. Banyak jemaat menangis mendengarnya, karena mereka sadar: syukur tidak selalu lahir dari kelimpahan, tetapi dari pengenalan akan Tuhan.


Mengucap syukur sering kita artikan sebagai respons terhadap hal-hal baik yang terjadi. Ketika doa dijawab, ketika hidup berjalan lancar, ketika berkat terasa nyata — kita bersyukur. Namun firman Tuhan hari ini membawa kita lebih dalam “Mengucap syukurlah dalam segala hal.”


Artinya, syukur bukan sekadar reaksi terhadap keadaan, tetapi sikap hati yang berakar pada iman. Paulus menulis ayat ini bukan dari situasi nyaman, melainkan dari hidup yang penuh tekanan dan penderitaan. Ia memahami bahwa syukur sejati tidak bergantung pada apa yang kita alami, tetapi pada siapa yang kita percayai.


Ibu Marta mengajarkan kepada kita bahwa syukur bukan berarti menyangkal rasa sakit. Ia tidak berkata hidupnya mudah, tetapi ia memilih untuk melihat penyertaan Tuhan di tengah kesulitan.


Syukur membuka mata rohani kita untuk melihat bahwa Tuhan bekerja bukan hanya melalui mukjizat besar, tetapi juga melalui hal-hal sederhana: napas hari ini, kekuatan untuk bangun, dan damai yang menopang jiwa.


Menjelang akhir tahun, mungkin kita cenderung menghitung kegagalan, kehilangan, dan doa-doa yang belum terjawab. Namun firman Tuhan mengundang kita untuk berhenti sejenak dan bertanya:


“Di mana Tuhan menolongku tahun ini, meski hidup tidak sempurna?”


Ketika kita belajar bersyukur, hati kita dipulihkan. Syukur mengubah keluhan menjadi pengharapan, ketakutan menjadi kepercayaan, dan kelelahan menjadi ketenangan. Syukur tidak mengubah situasi secara langsung, tetapi syukur mengubah cara kita menjalani situasi itu bersama Tuhan.


✝️ *Syukur bukan tentang memiliki segalanya, tetapi tentang menyadari bahwa Tuhan menyertai kita dalam segala hal.*


✅ *BERSYUKUR DI TENGAH SEGALA HAL*











2 komentar:

  1. *Syukur bukan tentang memiliki segalanya, tetapi tentang menyadari bahwa Tuhan menyertai kita dalam segala hal.*

    BalasHapus
  2. Syukur tidak mengubah situasi secara langsung, tetapi syukur mengubah cara kita menjalani situasi itu bersama Tuhan.

    BalasHapus