Selamat pagi semua saudara dalam Kristus.
*Apabila providensi menunda pewujudan belas kasihan yang sudah lama anda doakan, janganlah patah semangat dan kuatir dalam menanti Allah*.
28 Desember
*Providensi yang Menyesakkan*
*“Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?”* Mazmur 13:2
Umat Tuhan memiliki paling sedikit alasan dari semua manusia untuk *tidak puas* dengan providensi Allah yang seperti apapun, tetapi merekalah yang paling sering ditemukan dalam sikap tidak puas itu.
Pertimbangkanlah *kemurahan dan hak istimewa anda yang telah diinvestasikan oleh Tuhan Yesus di dalam anda,* tatkala anda ingin menyampaikan keluhan!
Satu saja dari kemurahan-kemurahan ini *telah memadai* untuk membuat manis semua kesulitan-kesulitan di dalam dunia ini (Ef. 1:3).
*Oh, bagaimana mungkin orang yang melihat warisan demikian terjamin di dalam Kristus, bisa membuka mulutnya untuk mengeluhkan bagian providensi yang ditentukan baginya!*
Pertimbangkanlah dosa-dosa anda, dan *hal itu akan mengakibatkan anda puas* dengan bagian anda.
Kita layak atas kehancuran kekal dari Allah! Neraka menjadi upah dari pemikiran sia-sia sekecil apapun!
Kebobrokan anda menjadikan anda *layak atas semua salib* dan kesulitan-kesulitan yang menimpa anda.
Lagipula setelah semua pukulan yang anda terima, *tidakkah hati anda masih congkak, sia-sia, dan bersifat kedagingan?*
*Berapa banyak minuman pahit yang diperlukan untuk merontokkan sikap hati yang alot dan menular ini!*
Pertimbangkanlah betapa dekatnya anda dengan perubahan situasi anda.
Sedikit *bersabarlah*, dan segala sesuatu akan membaik selaras dengan hasrat hati anda.
*Dunia ini adalah tempat terburuk yang tidak akan anda diami lagi*. Jika seorang musafir kehabisan semua uangnya, hal itu tidak akan terlalu mengganggunya jika ia menyadari rumahnya sudah dekat.
Jika kehabisan lilin di rumah, kita akan sedikit kuatir hanyalah jika kita yakin fajar segera menyingsing.
Apabila providensi menunda pewujudan belas kasihan yang sudah lama anda doakan, *janganlah patah semangat dan kuatir dalam menanti Allah.*
Seringkali Allah disukakan dengan umat-Nya yang mencoba menerapkan cara ini, dan membuat mereka berseru, *‘Berapa lama lagi, Tuhan, berapa lama?’*
Penundaan ini sering terjadi, dan ketika hal itu menimpa kita, kecenderungan kita adalah mengartikannya sebagai Tuhan mengabaikan kita, dan kita jatuh ke dalam dosa kemurungan atau patah semangat.
Tuhan bermaksud mewujudkan belas kasihan yang kita dambakan, namun pada umumnya *Ia akan melatih kesabaran kita dalam menunggu*.
John Flavel 1627-1691), Works, Bab IV: hlm 432-433.




Tuhan bermaksud mewujudkan belas kasihan yang kita dambakan, namun pada umumnya *Ia akan melatih kesabaran kita dalam menunggu*.
BalasHapus
BalasHapus“”Jika memang kamu mengerti maksud firman ini : Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah (Matius 12:7)”