*“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”*
📖 *Roma 12:1*
Oswald Chambers dikenal sebagai pengkhotbah yang tajam, penuh hikmat, dan memiliki masa depan pelayanan yang sangat menjanjikan. Banyak orang mengira hidupnya akan dipenuhi mimbar besar dan pengaruh luas. Namun jalan yang Tuhan pilihkan baginya berbeda—jalan penyerahan total.
Ketika Perang Dunia I pecah, Oswald memutuskan melayani sebagai pendeta bagi para tentara Inggris di Mesir. Lingkungan pelayanannya keras: panas gurun yang menyengat, kondisi kesehatan yang buruk, dan jadwal yang melelahkan. Ia berkhotbah di tenda-tenda sederhana, menguatkan prajurit yang trauma, dan berdoa bagi mereka yang takut menghadapi kematian.
Natal di Mesir jauh dari suasana yang ia kenal. Tidak ada gereja indah, tidak ada paduan suara, tidak ada keluarga. Pada malam Natal itu, Oswald duduk bersama para tentara yang rindu pulang, sebagian dengan air mata yang ditahan. Ia berbicara tentang Yesus yang menyerahkan diri-Nya sepenuhnya—bukan setengah-setengah—demi menyelamatkan manusia.
Oswald sendiri menulis bahwa Natal itu mengajarkannya satu hal: Tuhan tidak meminta sebagian hidup kita, tetapi seluruhnya. Beberapa bulan kemudian, kesehatannya memburuk. Ia meninggal pada usia yang sangat muda—43 tahun—tanpa pernah melihat dampak global dari pelayanannya.
Namun setelah kematiannya, catatan renungan Oswald yang disusun istrinya diterbitkan dan dikenal dunia sebagai My Utmost for His Highest. Hingga hari ini, jutaan orang dikuatkan oleh tulisannya. Natal penyerahan itu menghasilkan buah yang melampaui usia hidupnya.
Natal adalah momen ketika Allah memberi yang terbaik—Anak-Nya sendiri. Respon yang layak dari kita bukan sekadar perasaan hangat, tetapi penyerahan hidup. Roma 12:1 mengingatkan bahwa ibadah sejati adalah mempersembahkan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan.
Oswald Chambers menunjukkan bahwa penyerahan tidak selalu berarti hidup panjang atau terlihat sukses di mata manusia. Penyerahan berarti setia memberi yang terbaik, di mana pun Tuhan menempatkan kita.
Mungkin Tuhan memanggilmu menyerahkan waktu, rencana, atau ambisi pribadi. Mungkin itu terasa mahal. Namun Natal mengajarkan bahwa apa yang diserahkan kepada Tuhan tidak pernah sia-sia.
✝️ *Ibadah sejati lahir ketika kita menyerahkan yang terbaik—bahkan seluruh hidup—ke dalam tangan Tuhan.*
✅ *HARI23: MENYERAHKAN YANG TERBAIK BAGI TUHAN*
*HADIAH DARI SURGA:*
_Series 25 Hari Menemukan Kristus Secara Pribadi”_🎄


*Ibadah sejati lahir ketika kita menyerahkan yang terbaik—bahkan seluruh hidup—ke dalam tangan Tuhan.*
BalasHapusMungkin Tuhan memanggilmu menyerahkan waktu, rencana, atau ambisi pribadi. Mungkin itu terasa mahal. Namun Natal mengajarkan bahwa apa yang diserahkan kepada Tuhan tidak pernah sia-sia.
BalasHapus