MUJIZAT PADA MATAKU
Kesaksian
Bapak Andrean Suhendra, Jakarta
Kurang
lebih dua puluh tahun yang lalu, sewaktu saya bekerja di sebuah home industri
sebagai montir elektronik, tiba-tiba mata kanan saya kabur. Memang sebelumnya
sejak masih berusia belasan tahun, kedua mata saya sudah minus sepuluh lebih.
Segera setelah itu, saya bergegas minta izin untuk pulang terlebih dahulu,
walau hanya dengan sebelah mata yang masih dapat melihat. Saya pun pulang
mengendarai sepeda motor. Setelah tiba di rumah, saya bersama isteri langsung
pergi ke dokter spesialis mata Hamzaruddin di Jakarta selatan. Setelah di cek
ternyata retina saya mengalami kerobekan yang cukup fatal. Awalnya saya
berpikir bahwa dokter akan menyarankan saya untuk dioperasi. Namun ternyata
mata saya cukup dilaser saja.
Esoknya
setelah dilaser, dokterpun memberi resep berupa obat tetes mata. Kemudian saya
diperbolehkan pulang untuk selanjutnya
menjalani perawatan di rumah selama satu bulan. Adapun perawatan itu
mengharuskan saya tidak boleh banyak bergerak dan ketika tidurpun saya hanya
bisa berbaring kesamping kanan. Hal itu dilakukan supaya hasil laseran menjadi
optimal. Keadaan itu sungguh merepotkan isteri saya. Makan, minum, buang air
kecil, buang air besar dan sebagainya harus di tempat tidur. Dalam keadaan
seperti itu, ibu beserta saudara saya pun menganjurkan saya dan istri untuk
memanggil ibu gembala dan mendoakan saya. Dengan tujuan agar proses penyembuhan
tersebut berhasil dengan baik. Padahal sebelumnya, saya dan istri belum begitu
aktif ke gereja, hanya sekali-sekali saja.
Akhirnya
kami setuju memanggil ibu gembala. Setelah didoakan perasaan saya pun menjadi
lebih tenang, yang sebelumnya memang merasa khawatir. Berhasil atau tidaknya
hasil laser tersebut, selama sebulan itu saya terus berdoa di dalam hati dengan
keyakinan bahwa Tuhan pasti menyembuhkan mata saya. Namun disamping itu, saya
sering merasa mengalami berbagai kejadian aneh. Suatu kali saya merasa seperti ada
orang yang mencolek kepala saya, padahal tidak ada orang sama sekali. Pernah
juga ketika saya berbaring dengan sadar, tanpa sengaja tangan saya nyaris
memukul mata kanan saya yang masih diobati. Saya tidak mengerti apa yang
sebenarnya terjadi. Saya berpikir mungkin juga ada gangguan kuasa kegelapan
yang tidak menghendaki saya sembuh. Dalam ketidaktahuan itu, saya hanya
mengucapkan,” Darah Yesus!”
Akhirnya
setelah melalui proses penyembuhan selama sebulan, saya kembali ke dokter untuk
melakukan pengecekan. Setelah dicek, penutup mata sayapun dibuka, dan ternyata
hasil laseran tersebut berhasil baik. Sungguh suatu mujizat bagi kesembuhan
mata saya. Saya dapat melihat secara normal kembali seperti semula. Akhirnya
saya dinyatakan sembuh, namun tetap dianjurkan untuk melakukan pengecekan ulang
beberapa bulan sekali. Mujizat itu juga menjadi titik awal bagi keluarga saya
dalam mengalami perubahan. Hari-hari selanjutnya kami mulai aktif ke gereja
setiap minggunya. Bersyukur dan berdoa selalu atas pertolongan Tuhan. Sampai
sekarang, meskipun telah berusia lima puluhan, mata saya masih tetap berfungsi
dengan baik.
Tuhan
Yesus tidak pernah meninggalkan orang yang berseru dan berharap kepadaNya dalam
kesungguhan. Ia sellau setia dalam kasihNya, dan Ia juga selalu mencari orang-orang yang
terhilang untuk ditemukan kembali.
“Haleluya
! bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik ! bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setiaNya (mazmur 106:1) !”
Sumber :
Mansor Edisi Agustus 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar