Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan dan Keawetan Kayu
Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kekuatan dan
keawetan kayu di bangunan rumah kita
1.
Pengaruh Cuaca. Kayu yang sering berhadapan dengan
udara terbuka yang terletak di daerah curah hujan dan kelembaban tinggi
akan menyebabkan kayu cepat lembab sehingga dalam waktu yang lama
kayu akan menyerap air sehingga kayu akan mengembang yang memungkinkan
kayu menjadi melengkung ke salah satu sisi. Kerusakan lainnya yang
mungkin terjadi jika kayu sering kena air atau pengaruh udara yang
terlalu lembab adalah kayu membusuk atau lapuk. Pengaruh lainnya
yang sering terjadi adalah jika udara mengandung bakteri atau
jamur kayu akan terserang hama sehingga kayu akan
berlumut, apalagi posisi kayu yang terlindung dari sinar matahari.
- Serangan Binatang. Binatang yang sering menyerang bangunan rumah kayu adalah rayap, tikus dan kumbang penyengat. Rayap adalah binatang yang hidup dalam komunitas besar yang sangat menyukai tempat yang lembab dan gelap, oleh bentuknya yang kecil kita sering tidak memperhatikan binatang ini telah merusak bangunan rumah kita. Kita tidak menyadari tempat tempat yang tertutup sudah dirusak oleh rayap tersebut hingga kayu sudah berlobang ataupun berronga. Demikian juga tikus pengerat kayu merupakan binatang yang sering menyebalkan, di mana tikus ini akan mengerat kayu sampai berlobang. Untuk kumbang penyengat, biasanya mereka mencari tempat gelap seperti di rangka atap. Mereka sering membuat lubang di kayu sebagai tempat bersembunyi.
- Pengaruh Pembebanan. Pembebanan yang tidak sesuai terhadap kayu akan menimbulkan lengkungan dan kayu bisa sampai patah. Kayu yang diberi beban berat akan mudah patah karena kekuatan kayu dalam menahan beban tersebut semakin menurun. Maka dari itu, ukuran kayu untuk menahan beban harus diperhitungkan secara benar terutama tiang, balok maupun rangka kuda kuda rangka Atap. Karena sifat kayu yang mudah memuntir akan menyebabkan kayu cepat melengkung hingga patah bila ukuran kayu tidak mampu menahan beban terlalu besar.
Perawatan
yang dilakukan terhadap Rumah Kayu.
Perawatan terhadap rumah kayu memang agak memerlukan waktu,
tenaga dan biaya yang lumayan besar. Kayu harus tetap dirawat supaya tetap awet.
Perawatan kayu berdasarkan kurun waktu dilakukan dalam 2 jenis :
a.
Perawatan Rutin .
Hal
hal yang biasa dilakukan :
1. Kayu
yang sering kena debu setiap hari harus di bersihkan. Dapat dilakukan dengan
air pel kemudian langsung dikeringkan. Dalam hal ini mungkin tidak memerlukan
biaya dan tenaga yang cukup besar. Kita mungkin bisa melakukan sendiri untuk
mengepel lantai, mengelap dinding, dan menyapu plafon rumah kita yang terbuat
dari kayu.
2. Untuk
bahan pengepelan lantai dan dinding kita bisa menggunakan ramuan tradisional
supaya kayu tetap awet dan bercahaya. Gunakan ramuan tradisional yang
menggunakan air pelepah pohon pisang dan tembakau dan ada juga yang
menggunakan air rendaman cengkeh. Dari pengalaman, cara ini
menyebabkan kayu pada rumah tradisional tetap tahan dan awet hingga
beratus tahun.
3. Dalam
kegiatan sehari hari harus diperhatikan pemakaian dan penggunaan peralatan
atau barang barang di dalam rumah, hindari gesekan langsung setiap permukaan
kayu dengan barang - barang tajam. Jika misalnya kita akan memindahkan perabot
besar misalnya kursi atau meja jangan dilakukan dengan cara menggeser tetapi
dipindahkan dengan cara mengangkat.
4. Rawatlah
tanaman di sekitar rumah, jangan biarkan dinding rumah tertutupi oleh pohon
yang berada di dekat rumah. Jika diperlukan lakukan pemangkasan terhadap pohon
tersebut supaya dinding dan ruangan dalam rumah mendapatkan sinar matahari
sehingga kayu tidak lembab dan kayu tidak cepat berjamur.
5. Juga
harus diperhatikan asap dari ruang masak jangan sering masuk ke ruangan yang
terbuat dari bahan kayu, karena hal ini akan menyebabkan kayu akan cepat kusam.
6. Jika
rumah anda menggunakan lantai kayu, jangan biarkan beban berat yang tidak
terpakai terlalu lama di dalam rumah.
b. Perawatan Berkala.
Perawatan berkala dapat dilakukan terhadap bagian bagian
rumah untuk menghindari kerusakan besar, perawatan berkala ini mungkin akan
memerlukan biaya yang cukup besar, tetapi hal ini diperlukan untuk merawat
bangunan supaya tetap awet dan tahan lama. Perawatan yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut:
- Pemusnahan dan Pencegahan Rayap. Saat ini teknologi tentang pemusanahan dan pencegahan rayap sudah semakin berkembang. Jika bagian kayu di rumah sudah diserang rayap, lakukan segera pemusnahan rayap tersebut. Pemusnahan rayap dapat dilakukan dengan memberikan obat anti rayap pada bagian yang sudah terserang. Sebelumnya kayu terlebih dahulu harus dibor supaya obat anti rayap bisa membasmi rayap di dalamnya. Jika pemberian obat sudah selesai, kayu kemudian harus ditutup kembali misalnya pemberian dempul kayu. Pastikan kondisi kayu masih kuat, jika memang harus diganti segera dilakukan. Jika kayu yang sudah diserang rayap sudah cukup parah di samping kekuatannya tidak bagus lagi, juga dikhawatirkan rayap tidak bisa dibasmi total sehingga akan tetap mengundang rayap lainnya datang di tempat yang sudah terserang. Jika rumah belum terserang rayap lakukan pencegahan rayap. Saat ini teknologi untuk mengumpulkan rayap sudah ada, sehingga rayap bisa dikumpulkan jika sudah mulai mendekati bagian rumah. Lakukan konsultasi dan pencegahan dengan pihak-pihak yang betul ahli untuk melakukannya.
- Pemberian Racun Tikus dan Perangkap Tikus. Jika ada tikus dirumah atau menemukan lubang gigitan tikus segera buatkan racun tikus dan membuat perangkap dekat lubang. Biasanya tikus akan melalui sudut rumah yang agak tertutup. Penempatan racun tikus harus jauh dari tempat anak - anak biasa bermain. Lakukan perbaikan kayu yang sudah digigit supaya tikus tidak leluasa berkeliaran lagi.
- Pencucian dinding luar. Pencucian dinding kayu dapat dilakukan tergantung tingkat kekotoran udara yang ada di sekelilingnya. Jika rumah berada di sekitar lingkungan dengan pohon yang banyak mungkin pencucian dinding dapat dilakukan sekali dalam 3 tahun. Jika kondisi rumah berada di daerah yang banyak debu, dapat membersihkannya dengan cara kering dengan menggunakan lap basah, supaya debu tidak sempat lengket dan merusak kayu. Pencucian basah terhadap dinding kayu jika terlalu sering dilakukan juga dapat menyebabkan cat akan cepat pudar atau terkelupas, dan juga memungkinkan kayu akan menyerap air sehingga bisa cepat lunak. Ada beberapa cara yang berbeda yang dapat dilakukan untuk membersihkan dinding kayu. Dapat dilakukan dengan sistem penguapan (system pressure), dapat juga dilakukan dengan alat power washer (penyemprotan air dengan tekanan tertentu). Jika menggunakan alat mesin pembersih kayu harus hati-hati. Jika tekanan terlampau besar terhadap permukaann kayu dapat menyebabkan kayu menjadi hancur atau bisa juga merusak cat kayunya, hal itu akan menyebabkan perlu mengecat kembali kayu. Mintalah petunjuk tekanan yang dianjurkan jika menggunakan mesin pencuci kayu.
4.
Jika langkah pencucian dinding kayu tidak
menghasilkan yang menggembirakan, mungkin perlu menggunakan sikat
dengan bahan bulu lembut dan kemudain mencampur air dengan sabun
pencuci yang mengandung mild.
Jika banyak terdapat lumut, dapat digunakan campuran 3 bagian air dicampur
dengan 1 bagian cuka. Beberapa campuran pembersih mungkin banyak dijumpai di
took - toko tetapi penggunaan cuka adalah paling ekonomis. Ketika membersihkan
dinding rumah, lakukan pembersihan dari atas kemudian ke bawah. Hal ini untuk
menjaga supaya air tidak mengotori kembali area yang sudah
dibersihkan.
5.
Pengecatan Ulang. Secara umum
waktu pemeliharaan yang direkomendasikan untuk dinding kayu adalah pengecatan
kembali minimum setiap lima tahun dan merawatnya dengan pemberian zat
warna setiap 3 tahun sekali. Khusus untuk daerah curah hujan tinggi dan kelembaban
tinggi, mungkin perlu mengganti cat rumah jika sebelumnya belum menngunakannya
dengan memakai jenis cat terbuat dari bahan latex.
6.
Pemeriksaan Struktur. Perlu dilakukan
pemeriksaan struktur kayu secara berkala. Terutama jika menggunakan rangka atap
dan plafon dari kayu. Struktur ini adalah tempat yang tersembunyi sehingga
tidak sering kelihatan. Lakukan pembasmian dengan cara menyemprotkan anti
serangga. Lakukan penutupan lobang dengan dempul kayu kemudian cat kembali
dengan oli. Apabila menemukan kayu yang melengkung, lakukan perbaikan
misalnya memberikan kayu penyokong, hal ini dilakukan supaya kayu jangan sampai
patah. Jika lengkungan kayu sudah cukup parah perhatikan apakah ada pembebanan
yang lebih, pindahkan beban yang lebih atau tambahkan kayu supaya bisa menahan
beban.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2009. Desa Lingga Pewaris Rumah Adat. http://www.resep.web.id/traveling/desa-lingga-sumut-desa-pewaris rumahrumah-adat.htm. (Diakses tanggal 22
September 2011).
Barus.
2009. http://www.karoweb.or.id/rumah-khas-karo-terancam punah/.
(Diakses
tanggal 22 September 2011).
Darwin. 2008. Rumah Adat Karo. 2011. http://www.mergasilima.com/seputar-karo/168-rumah-adat-karo-rumah-siwaluh-jabu.html. (Diakses tanggal
22 September 2011).
Dewi, G. 2010. Potensi Rumah Adat Karo Siwaluh Jabu Desa
Lingga dalam Meningkatkan Kepariwisataan Kabupaten Karo Kertas Karya. Fakultas
Sastra Universitas Sumatera Utara. Medan.
Ginting, J, Sinulingga, D, dan Tarigan, I. http://karosiadi.blogspot.com/2011/03/restorasi-rumah-adat-karo-sebagai.html. (Diakses tanggal 22 September 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar