H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Rabu, 03 Oktober 2012

Klasifikasi Serangga


 Serangga

          Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini. Dalam jumlah, mereka melebihi semua hewan melata daratan lainnya dan praktis mereka  terdapat di mana-mana. Bebrapa ratus ribu jenis yang berbeda telah diuraikan tiga kali lebih banyak daripada sisa dunia hewan dan beberapa pengarang percaya bahwa jumlah keseluruhan jenis-jenis yang berbeda dapat mencapai 30 juta. Lebih daripada seribu jenis terdapat pada satu lapangan yang sedang ukurannya, dan populasi mereka seringkali berjumlah jutaan pada tanah seluas satu acre (= 4047 meter persegi) (Noble, 1989).

            Banyak sekali serangga yang berharga bagi manusia, dan masyarakat tidak akan ada bentuknya sekarang ini  tanpa mereka. Dengan aktivitas penyerbukannya serangga-serangga tersebut memungkinkan produksi dari banyak hasil panenan pertanian, termsuk banyak buah dari kebun buah-buahan, kacang-kacangan, semanggi, sayur-sayuran, kapas dan tembakau; mereka memberikan kepada kita madu, malam tawon, sutera dan produk-produk perdagangan lainnya yangg bernilai, mereka merupakan makanan bagi banyak burung, ikan dan hewan-hewan yang berguna; mereka bertindak sebagai pembersih yang berharga terhadap bangkai; mereka membantu mempertahankan hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan dalam keadaan terjaga; mereka berfaedah dalam kedokteran dan dalam penelitian ilmu pengetahuan; dan dianggap sebagai hewan-hewan yang menarik bagi orang dalam segala segi kehidupan mereka. Sejumlah kecil serangga berbahaya dan menyebabkan kerugian-kerugian yang besar tiap tahun pada hasil-hasil pertanian dan produk yang disimpan, mereka dapat menularkan penyakit-penyakit yang secara  serius mempengaruhi kesehatan manusia dan hewan-hewan lain (Noble, 1989).
                        Dibandingkan dengan manusia, serangga adalah hewan yang berkonstruksi aneh (khusus). Mereka dapat dikatakan bagian dalamnya di luar karena rangka mereka ada di luar, atau erkonstruksi terbalik karena urat syaraf mereka membentang sepanjang bagian bawah tubuh dan jantungnya terletak di atas saluran pencernaan. Mereka tidak mempunyai paru-paru, tetapi bernafas melalui sejumlah lubang kecil di dalam dinding tubuh semuanya di belakang kepala dan udara masuk lubang-lubang ini tersebar ke seluruh tubuh dan secara langsung kr jaringan-jaringan melalui buluh-buluh bercabang kecil yang banyak.  Jantung dan darah tidak penting dalam transpor  oksigen ke jaringan-jaringan. Serangga membau dengan sungut mereka, beberapa serangga merasa dengan kaki mereka, dan beberapa mendengar dengan organ-organ yang khusus dengan perut, tungksi-tungkai bagian depan atau sungut (Noble, 1989).

            Pada hewan yang rangkanya ada di luar tubuh, mekanisme penunjang dan pertumbuhan adalah demikian rupa hingga hewan itu terbatas pada ukuran yang relatif kecil. Kebanyakan serangga adalah secara relatif kecil; barangkali tiga perempatnya atau lebih panjangnya kurang dari 6 mm. ukuran mereka yang kecil memungkinkan mereka hidup di tempat-tempat yang tidak akan dapat ditempati oleh hewan-hewan yang lebih besar (Noble, 1989).

            Ukuran serangga berkisar dari kira-kira 0,25 sampai 330 mm panjang dan kira-kira 0,5 sampai 300 mm dalam bentangan sayap sebuah fosil capung mempunyai  bentangan sayap lebih dari 760 mm. babarapa serangga yang terpanjang  sangat ramping (serangga yang panjangnya 330 mm yakni seekor serangga tongkat terdapat di Kalimantan) , tetapi beberapa kumbang mempunyai tubuh hampir sebesar kepalan tinju. Serangga-serangga yang terbesar di Amerika Utara yaitu beberapa ngengat , dengan bentangan sayap kira-kira 150 mm dan serangga tongkat dengan panjang tubuh kira-kira 150 mm (Noble, 1989).

            Serangga-serangga itu hanya invertebrata-invertebrata yang mempunyai sayap, dan sayap-sayap ini memiliki suatu asal sejarah evolusi yang berbeda dari vertebrata. Sayap-sayap dari vertebrata-vertebrata terbang (unggas, kelelawar, an lain-lainnya) adalah modifikasi dari kaki –kaki depan; yang ada pada serangga-serangga adalah struktur-strktur disamping atau sebagai tambahan “tungkai-tungkai” yang berpasangan, dan mungkin dapat disamakan dengan sayap-sayap dari mitos Pegasus (kuda terbang). Dengan sayap, serangga mampu meninggalkan satu habitat bila habitat itu tidak cocok; serangga-serangga air misalnya, memiliki sayap-sayap, dan bila habitat lainnya. Ikan dan bentuk-bentuk akuatik lainnya biasanya musnah dalam keadaan jelak yang serupa (Noble, 1989).

                        Beberapa serangga memiliki struktur yang mengagumkan bila kita bandingkan dengan vertebrata. Lebah dan tabuhan dan sejumlah semut mempunyai ovipositar, atau organ untuk bertelur, yang berkembang menjadi penusuk beracun (sangat) yang merupakan satu sarana yang bagus untuk penyerangan dan pertahanan. Beberapa ichnemoid memiliki sebuah ovipositor seperti rambut panjangnya 100 mm yang dapat menembus kayu yang padat. Sejumlah kumbang moncong mempunyai dahi yang menjulur keluar menjadi satu struktur langsing yang lebih panjang daripada sisa tubuh , dengan rahang yang kecil pada ujungnya.  Beberapa lalat mempunyai mata yang terletak di ujung-ujung tangkai langsing, yang pada satu jenis yang terdapat di Amerika Serikat panjangnya sepanjang sayap. Sejumlah kumbang rusa jantan mempunyai geraham-geraham setengah panjang tubuh mereka dan bercabang-cabang seperti tanduk seekor rusa jantan.  Individu-individu tertentu pada beberapa semut madu menjadi sangat menggembung dengan makanan sehingga perrut mereka menjadi sangat besar. Semut-semut ini bertindak sebagai tempat penyimpanan makanan yang hidup, di mana mereka memuntahkan ‘atas permintaan” kepada semut-semut lainnya dalam koloni tersebut (Noble, 1989).

            Serangga adalah makhluk yang berdarah dingin. Bila suhu lingkungan menurun, suhu tubuh mereka juga menurun, dan proses fisiologik mereka menjadi lamban. Banyak serangga tahan terhadap suhu beku pada periode yang pendek, tetapi beberapa mampu berrtahan pada suhu beku atau dibawah dalam waktu yang panjang. Bebrapa serangga tahan hidup pada suhu-suhu yang rendah ini dengan menyimpan etilen glikol di dalam jaringan-jaringan mereka. Zat kimia yang sama kita atuanagkan ke dalam radiator kendaraan kita, untuk melindunginya dari pembekuan selama musim dingin (Noble, 1989).

Mata majemuk seringkali sangat besar menempati hampir seluruh kepala, dan dapat terdiri dari ribuan “mata’ individual. Sejumlah serangga mendengar dengan genderang telinga, alinnya mendengar dengan rambut yang sangat peka yang terdapt di sungut mereka atau di tempat mana pun di atas tubuh mereka. Seekor serangga memiliki genderang telinga pada sisi-sisi tubuh di dasar perut (belalalng bersungut pendek) atau di atas tungkai-tungkai depan di bawah “lutut” (belalang bersungut panjang dan cengkerik) (Noble, 1989).

            Kutu merupakan parasit paa permukaan butung dan mamalia. Di negara-negara beriklim panas , kutu paling  banyak selama bula Februari hingga Maret dan paling sedikit antara Juni dan Agustus. Alassn utnuk variasi musiman dalam juml;ah sedemikian ini tidak diketahui dengan pasti. Kutu dibagi menjadi ordo Anopleura, yang mengandung spesies-spesies yang alat mulutnya disesuaikan untuk menghisap darah atau cairan jaringan mamalia, sehingga sering disebut “kutu penghisap”, dan ordo Mallophaga, tediri dari kutu yang alat mulutnya disesuaikan untuk menguyah struktur epitel kulit hospesnya. Kebiasaan menguyah tesebut menimbulkan istilah “kutu penggigit” bagi Mallophaga, tetapi mereka seharusnya tidak menggigit (Noble, 1989).
                        Semua kutu tidak bersatap, mempunyai tubuh pipih dorsiventral, antena pendek dengan tiga sampai lima ruas, dan mata mereduksi atau tidak ada. Tooraks, bersegmen yang tidak jelas, mengandung satu pasang spirakulum. Kaki pendek mempunyai tarsus yang ckarnya digunakan untuk berpegangan pada bulu atau rambut. Abdomen, selalu tanpa srsi, umumnya mengandung enam pasang spirakulum. Tidak seperti kebanyakan parasit artropoda, semua kutu tinggal selama hidup pada tubuh hospesnya, dan infestasi dari suatu hospes ke hospes lain dilakukan dengan kontak langsung. Dengan alasan ini, spesifitas hospes sangat kentara. Telur kutu, dikenal sebagai  “lingsa” ditempelkan oleh induknya pada bulu atau rambut hospes (Noble, 1989).

            Kekuatan serangga demikian besar. Kumbang Lucanus dama (keluarga Lucatidae) seberat 1,2 gram yang diikat dengan benang pada pinggangnya dapat menarik benda yang beratnya 106 gram yang terdiri dari dua vulven, satu pensil dan satu jam tangan  (Pracaya, 2003).

Beban yang mampu ditariknya itu lebih kurang 90 kali berat badan kumbang itu sendiri dan jauhnya 30 kali panjang badannya dalam waktu 25 menit. Banyak serangga  lain yang dapt membawa bahan yang beratnya 10 sampai 20 kali berat badannya (Pracaya, 2003).
            Serangga mudah sekali menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya. Walaupun serangga  suka pada tanaman tertentu, apabila tanaman itu tidak ada ia masih dapt hidup dengan memakan jenis tanaman lain (Pracaya, 2003).

            Tubuh serangga terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1. Kepala
2. Dada (thorax)
3. Perut (abdomen)
1. Kepala (Pracaya, 2003).

            Kepala serangga terdiri dari 6 ruas (segmen). Pada kepala itu terdapat:
a. satu pasang mata mejemuk yang terletak di kiri kanan kepala. Meta majemuk itu terdiri dari beberapa  puluhan atau ratusan bahkan ribuan kesatuan mata faset yang menyerupai lensa yang berbentuk hexagonal, tergantung dari jenisnya serangga.
Mata ocellus (mata sederhana) ini kecil, terdapat pada serangga yang belum dewasa (larva atau nimfa) maupun yang telah dewasa.
b. satu pasang antena, sebagai alat perasa. Dengan antena serangga dapat mengetahui keberadaan makanan, arah perjalanan, jodoh, bahaya dan dapat mengadakan hubungan dengan sesamanya.
c. mulut. Mulut serangga ada beberapa macam kegunaannya, yaitu:
 1.   Sebagai alat untuk menggigit atau mengunyah. Hingga bagian tanaman yang telah dikunyah dapat terus ditelan, misalnya: ulat, jengkerik da belalang. Serangga ini disebut serangga penguyah atau pemamah.
2.  Sebagai alat untuk menyerap (absorb). Misalnya pada lalat rumah.
3. Sebagai alat untuk menusuk dan mengisap cairan tanaman, alat tersebut stylet, misalnya pada aphis, lalat sapi, kupu-kupu penusuk buah dan thrips.
4. Sebagai alat penghisap, misalnya pada kupu-kupu pengisap madu.
5. Sebagai alat mengunyah dan menjilat, misalnya pada lebah madu.
2. Dada (Thorax)
          Dada serangga terdiri dari 3 ruas, yaitu: prothotorax, mesothorax, dan terakhir netathorax. Dada ini adalah tempat melekatnya (besambungnya) kaki dan sayap  (Pracaya, 2003).
Penggolongan Serangga
Serangga berguna dibagi ats beberapa kelompok, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Serangga berguna yang erat kaitannya dalam pengendalian hayati, seperti predator, parasitoid, dan patogen serangga.
2. Serangga penyerbuk tanaman (polinator), seperti penyerbuk tanamana pangan (padi, sagu, ubi, jagung, gandum, dan lainnya). Penyerbuk tanaman hortikultura dan buah-buahan (cabe, kentang, kubis, sawi, tomat, wortel, jambu, jeruk, mangga, pepaya, pisang, dan lainnya). Dan penyerbuk tanaman perkebunan (cokelat, kelapa sawit, kopi, tebu, the, tambakau, dan lainnya).
3. Serangga bermanfaat bagi kehidupan seperti lebah madu, ulat sutera, dan jangkrik.
4. Serangga sebagai pendeteksi pencemaran (bioindikator) lingkungan seperti capung (Odonata). Chironomus (Diptera), Hemiptera dan lainnya (Siregar, 2009).

Hama selalu merusak tanaman pangan dan tanaman perkebunan selama dalam pertumbuhannya,
 dalam ekologi lapangan (Kartasapoetra).
Bagaimanapun juga, karena Sifatnya yang berbahaya, biaya yang harus ditanggung, teknik aplikasi
yang tidak memadai dan ketidakefektivan dalam beberapa situasi, maka perkembangan teknologi
pengendalian hama secara kimiawi tetap terbatas (Flint, 1990).
          Pengendalian hama kemudian bergantung pada manipulasi lingkungan, sanitasi, cara-cara bercocok tanam, pengendalian biologi dan pada keadaan tertentu, keberuntungan. Tetapi  kemudian, tenemuan pada tahun 1940-an mengubah semuanya (Flint, 1990).
          DDT dikenal sbagai pestisida ajaib yang murah, sangat efektif pada dosis rendah, awet, mudah digunakan dan mampu membunuh serangga hama pada spektrum yang mengagumkan. Tidak lama kemudian, senyawa-senyawa chlorinated hidrokarbon lainnya melengkapi aftar insektisida ini, misalnya, lindane, dieldrin, metoksiklor, klordan, dan heptaklor. Kelas lain insektisida yang efektivitasnya tinggi, yaitu organofosfat (Flint, 1990).


DAFTAR PUSTAKA

Borror, D. J. 1996. Pengenalan Serangga.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.Hal.1-3, 95.
Flint, M. L. 1990. Pengendalian Hama Terpadu. Penerbit Kanaisus.Jakarta.Hal.8
Kartasapoetra, A. G. 1991. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang.Rineka Cipta.Jakarta.Hal. 1.
Noble, E. N. 1989. Parasitologi.Edisi Kelima.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.Hal.
           706.
Pracaya. 2003. Hama Penyakit Tanaman.Penerbit Swadaya.Jakarta.Hal. 8-10.
Siregar, A. Z. 2009. Serangga Berguna Pertanian.USU Press.Medan.Hal. 9.

Sarang rayap di Hutan Tridarma USU

Ayo mencari..

Sangkar Rayap Macrotermes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar