Surat untuk mama
Dalam hidupku sosok ibu
memberikan kami kesempatan untuk mengenal orangtua khususnya pribadi mama.
Banyak juga pekerjaan yang dilakukan seorang ibu jika dia sadar apa tanggung
jawabnya. Mulai dari melayani suami dan anak-anaknya. Aku sering memperhatikan
ibuku jikalau dia sedang makan, tidur, dan bekerja. Satu hal yang paling
berkesan bagiku, memperhatikan mama berdoa sebelum makan siang. Kepribadian
mama yang kurang kusukai bias ditunjukkan dengan sikapku, Aku akan menjauh jika
mama mulai menyuruhku untuk mengerjakan pekerjaan rumah termasuk kesenangannya melihat
rumah yang rapi. Dia mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik, menjagai dan
melindungi kami anak-anaknya dengan
sopan dan tegas, melayani suami dengan ramah, dan bekerja dengan semangat. Aku
tidak pernah melihat hasil kerja mama karena pagi hari kami sudah masuk ke
kelas dan mulai belajar. Apabila sudah siang hari, mama akan bertanya apakah
ada Pekerjaan Rumah (PR), dan apakah ada nilai tugas atau nilai ujian yang
dibagikan dari sekolah dan malam hari kami akan disuruh belajar mulai dari jam
7 hingga jam 9 malam. Aku tidak pernah menanyakan bagaimana pekerjaan mama.
Sebagai anak aku hanya menuruti segala perkataannya, peraturan di rumah, dan
yang penting adalah waktuku untuk bermain-main. Itu saja udah cukup
menyenangkan bagiku. Bila pagi hari tiba , kami mulai mengerjakan tugas rumah,
mama memasak dan aku membereskan kamar. Sarapan pagi dan minum susu udah
menjadi kebiasaan keluarga kami. Kami akan sangat senang jika mama membuat kue
atau membeli kerupuk.
Waktu
terus berjalan, mulai kelas 5 SD aku tidak pernah lagi memanggil mama karena
sosok mama telah pergi dari kehidupan keluarga kami. Sekarang dalam kehidupanku
tinggal ayah dan kami berlima anak-anakmu.. kami disekolahkan ayah dengan
semangat dan ayah selalu menyembunyikan kesedihannya. Aku tidak tahan bila
melihat ayah menangis, dan bila melihat
ayah bekerja sendiri, menyemir sepatunya sebelum dia bekerja, memberi makan
bebek, ayam, dan angsa pada pagi dan sore hari, memelihara ladang kita, aku
perhatikan ayah selalu merenung sambil memberikan makan ternak. Sebagai kakak
panggoaran kami berbagi tugas untuk mengerjakan tugas mama agar rumah kembali
rapi dan bersih.
Mama..Sekarang kami
berlima sekolah, banyak yang kami pelajari ma.. aku sekarang sudah pandai
memasak dan aku sudah mengenal keluarga kita semua. Sebagai kakak panggoaran
ternyata ada juga menyakitkan dalam keluarga yang kurasakan
Waktu mulai berjalan, kami akan
tetap berjuang dan semangat untuk menyelesaikan sekolah kami, kami juga
nantinya akan berkeluarga dan harapannya sama seperti mama, selalu kuat mengerjakan segala sesuatunya dan mengabdi untuk Bangsa dan Negara dengan
belajar sungguh-sungguh, menggapai cita-cita kami. Biarlah dari pribadi
seseorang kami dapat belajar kejujuran dan bertanggung jawab. Aku yakin Tuhan
akan menunjukkan jalanNya kepada kami sehingga kami berlima berhasil.
Terima
kasih mama
Kelompok Kecil ESE RAISE CASTLE |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar