H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Rabu, 07 Oktober 2015

Renungan "Panutan"



Verry baru setahun bertobat. Sebagai seorang remaja yang sedang tumbuh, ia butuh seorang remaja yang sedang tumbuh. Ia butuh seorang teladan kristen yang baik. Dia mencoba mencari panutan itu diantara kawan-kawannya di Gereja.
Tadinya dia mengira Billy, sang gitaris andal. Namun Ia keliru. Sore itu, sewaktu Verry sedang menjajakan koran di lampu merah Ia melihat Billy sedang mengendarai mobil. Sebuah angkot berhenti di depan mobil Billy untuk menunggu penumpang. Angkot itu menghambat jalan mobil Billy. Billy Mengklakson angkot itu dengan kerasnya supaya angkot itu segera minggir. Tetapi tidak ada respon dari supir angkot. Dengan marah Billy langsung keluar dari mobilnya dan mendatangi supir angkot. Dia memegang kerah supir itu dan menghina dan memakinya.
Sore itu, Verry menyaksikan hal yang belum diketahui sebelumnya selama Ia berkawan dengan Billy. Masih teringat jelas di dalam benaknya, saat Billy mengajaknya untuk ikut ke Gereja. Sebelumnya Verry tidak pernah mau ke Gereja dan tak peduli dengan hal-hal rohani.
“Tidak ada yang mustahil kok bagi Tuhan Ver... Asal kita mau membuka hati kita untuk disentuhNya. Siapa dan seperti apa pun kita, Dia bisa mengubah seluruh hidup kita, engkau harus percaya ituVer...” Verry teringat perkataan Billy setahun yang lalu. Ya, Verry masih ingat bagaimana Billy menjadi pemimpin komunitas sel...Bagaimana fasihnya Billy berkothbah dan berbicara mengenai hal-hal rohani. Betapa menyentuh hati ketika mendegar Billy bersaksi. Dan betapa lincahnya jarinya menari di atas dawai gitar mengiringi setiap pujianyang dilantunkan bagi Tuhan. Billy memang sangat aktif di Gereja. Verry sempat Ingin menjadi seperti Billy. Tapi setelah kejadian itu, Verry menjadi merenung kembali tentang arti kekristenan. Apakah kekristenan hanya sebuah teori rohani? Seperti sebuah rumah tak berpenghuni...
Lain Billy lain Paul, Paul adalah seorang salesman yang sangat bersemangat. Bisnis apapun yang ia jalani , dia aktif melayani dan tidak pernah absen ke Gereja. Dia ramah, ceria, senang bergaul dan humoris. Paul memang orang yang baik, Pemuda yang sukses. Ditambah dengan bahasa-bahasa motivasinya di dalam setiap pelayanan konselingnya, membuat ia sangat dikagumi oleh orang kristen di sekitarnya. Sewaktu ibadah, Paul juga suka sekali memberikan kesaksian. Disetiap kesaksiannya, ia tidak lupa mengingatkan teman-temannya agar rajin ke Gereja, berdoa dan berpuasa. Selalu berpikir positif, saat teduh setiap hari dan memberi persembahan tentunya.
Karena dari kesaksian hidupnya, setelah ia melakukan semua itu dengan tekun. Di luar pikirannya, ia merasa Tuhan telah berkali-kali memulihkan kehidupan dan bisnis-bisnisnya yang terpuruk. “Carilah dahulu kerajaanNya, maka semuanya akan ditambahkan...” demikian kalimat yang sering dijasikan panduan dalam hidup Paul. Awalnya Verry sangat antusias dengan kesaksian-kesaksian Paul. Dan lama-lama dia mulai bosan, karena kesaksiannya itu-itu saja. “Aneh lama-lama Tuhan jadi seperti jin atau sinterklas yang melayani tuan Paul” Pikir Verry.
Setelah itu,Verry berpikir sejenak. Mungkin, karena ia tidak sukses seperti Paul, jadi semua itu hanya asumsi dari perasaan iri saja. Namun, Verry malah jadi semakin bigung.
“Perasaaan aku juga melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Paul. Tapi, kenapa kehidupanku begini-begini saja? Atau mungkin masih ada dosa yang tersembunyi dalam hidupku yang belum kubereskan sejak menerima Tuhan Yesus setahun yang lalu? Ah, apa yang tealh aku pikirkan? Aku yakin ini tak ada hubungannya” Setiap orang punya cara pikir dan pandangan yang berbeda. Begitu juga Verry, dia yakin yang ingin Tuhan berikan bukan soal berkat duniawi. Ada sesuatu yang lain, sesuatu yang sangat penting. Karena itu ia mencari seorang kristen yang benar.
Setelah beberapa bulan berlalu, akhirnya Verry merasa telah menemukan seorang panutan yang dicarinya selama ini. Namanya Jeff, salah satu pemimpin Youth.
“Sejak dia jadi ketua Youth, semakin banyak yang bersemangat datang untuk ibadah, bukan itu saja kudengar dia sekolah teologi Ver... dan dia sekarang sering menjadi worship leader dalam ibadah segala kelompok usia. Dan menurut kawan-kawanku kalau jeff yang jadi worship leader, pujian-pujian itu terasa ‘ngangkat’ apalagi kalau dia berdoa... Kurasa Jeff bisa menjadi panutan yang baik bagi kita” Ungkap Ali.
Jeff memang sangat populer di kalangan pemuda juga kelmpok usia lain. Dia sangat dikenal diantasa para pemimpin Gereja. Cerita Ali tentang Jeff yang ternyata belajar tentang teologi membuat verry tambah bersemangat.
“eh! Gomong-gomong aku jadi ingat ketika bertemu dengan Jeff di lampu merah. Dia sedang mengendarai sebuah mobil dan dia tidak sendirian. Dia bersama Airin. Mereka ingin menonton Film di bioskop 21. Aduhh seandainya aku jadi Jeff” ungkap Verry.
“hahaaha..semua juga orang sudah tahu Ver, dari dulu memang Jeff sering kencan dengan Merry, mereka berduakan sudah pacaran lama” ungkap Ali.
“EE,,. Tadi aku bicarain Airin, Li..”kata Verry.
“Bukan, tadi aku bicarain Merry” kata Ali.
Mereka berdua pun berpikir. Berpikir sangat lama. Tiba-tiba Jeff lewat dari depan mereka. Dia tidak sendiri, dia bersama Rayna. Mereka terkejut dan heran dan kemudian berpikir lagi.
Yah, begitulah. Verry kembali menatap Alkitab diatas mejanya dan merenungkan semuanya. Verry merasa ada yang ganjil. Entah mengapa sepertinya semua hal yang dia saksikan tidaklah wajar dan tidak seperti diharapkan. Namun, Verry tetap yakin, pasti masih ada orang-orang yang lebih memprioritaskan Tuhan daripada kepentingan sendiri. Ya, suatu hari dia kakan bertemu.
Sore itu, Verry berjalan-jalan bersama Ali. Tiba-tiba mereka bertemu dengan bang Ian, ia mengendarai sepeda. Bang Ian menyapa mereka.
“Kenapa belakangan ini Bang Ian naik sepeda, bukannya dia punya mobil?” kata Verry.
“Oh,, kudengar sih sudah dijual. Katanya untuk biaya bangun rumah singgah untuk anak-anak jalanan. Dibelakang SDN dekat lampu merah. Selain itu bang Ian juga banyak habisin waktu untuk ngajar anak-anak itu membaca, menulis dan hal berguna lainnya. Dia merasa sukacita bersama-sama dengan anak-anak yang sering terlupakan oleh kita itu Ver..” ungkap Ali.
Seperti yang Verry tahu, Ian adalah seorang guru. Usianya paling tua diantara kawan-kawannya. Orangnya agak misterius, dia juga aktif di Gereja.
Keesokan harinya, merasa penasaran dengan cerita Ali. Verry pun diam-diam mengikuti Ian sampai di sebuah rumah sederhana. Verry memanjat pagar, kemudian dia melihat bang Ian sedang mengajar anak-anak jalanan yang sering dijumpainya di Lampu merah. Sangkin serius memperhatikan, ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh dari pagar.
Bang Ian mengajak Verry jalan-jalan keluar untuk berbagi.
“Jadi kamu mengikuti aku dari lampu merah untuk mencari tahu apa yang sedang kulakukan? Hahaha,...Memang ada apa Ver..?Sepertinya penasaran sekali.” Kata Ian.
“Aku ingin menemukan seorang Panutan. Orang yang benar-benar menghidupi FirmanNya, Karena aku ingin mengerti arti kekristenan yang sebenarnya.”Kata Verry.
“Aku dilahirkan dalam keluarga kristen, jadi sudah lama mendengar tentang Yesus Kristus. Namun di kehidupan ini aku tidak pernah merasakan makna kekristenan yang benar.”
“Aku diajari banyak hal tentang ‘Kerohanian’ oleh kedua orang tuaku. Ayahku seorang aktivis di Gereja dan telah banyak meyelenggarakan kegiatan rohani. Ibuku juga banyak melakukan pelayanan rohani, terutama konseling. Saat itu umurku 15 tahun. Orang-orang melihat orangtuaku sebagai panutan kristen yang baik, karena rohani dan aktif sekali di Gereja.”
“Tapi mereka tidak sungguh mengenal orang tuaku, sebenarnya sikap mereka di luar Gereja jauh dari kerohanian. Mereka tidak pernah menggambarkan sebuah keluarga kristen yang seharusnya. Ayahku kerap jatuh karena wanita dan ibuku sangatlah materialistis. Ya, setiap hari mereka isi dengan pertengkaran yang tersembunyi. Sampai suatu hari kata ‘cerai’ mengakhiri semuanya.”
“Setelah orangtuaku bercerai, kuputuskan tidak ikut salah satu diantara mereka, kupilih menjalani kehidupanku sendiri, lalu bekerja sebagai penjual koran. Tapi, semua yang telsh aku alami tidak membuatku menjauh dariNya. Karena aku percaya ada kebenaran sejati di dalamNya. Hanya saja aku merasa ada sesuatu yang hilang. Karena itu pula aku ikut Billy setahun yang lalu untuk ke Gereja lagi, berharap dapat menemukan makna kristen yang benar. Dan kini bang Ian bagiku sangat berbeda dengan orang-orang kriten yang pernah kujumpai sebelumnya. Mungkin aku bisa....” kata Verry.
“Aku mengerti maksudmu Ver, tapi sayang aku tak layak dijadikan panutan yang baik. Aku bukan orang yang baik Ver... masa laluku sangat rusak. Aku pernah hidup tanpa arah. Saat ini aku hanya mencoba memperbaikinya dan apa yang kamu lihat tadi, aku rasa masih jauh. Masih jauh dari makna kekristenan yang sesungguhnya.”kata Ian.
“Arti kekristenan yang sesungguhnya tak cukup hanya dengan melakukan hal-hal yang baik seperti yang kau lihat dariku, banyak orang dapat melakukannnya. Tapi, kalau kau ingin mencari panutan, aku ada saran. Bacalah Firman Tuhan, disana ada kebenaran sejati, dan banyak teladan dari orang-orang yang melakukan kehendak Tuhan, terutama Guru agung kita..” kata Ian.
“Yah, aku tahu itu bang, aku setiap hari juga baca membaca FirmanNya. Tapi maksudku, aku ingin menemukan teladan yang hidup di Zaman ini. Orang yang benar-benar hidup sesuai Firman Tuhan.” Kata Verry.
“Ternyata orang ini sangat haus akan kebenaran, kupikir zaman ini sangat sulit menemukan orang seperti dia...” pikir Ian.
“Baiklah... bila itu yang kau cari, mungkin aku bisa sedikit membantumu..” kata Ian.
            Ian mengambil sebuah batu, kemudian melemparnya ke Danau di depan mereka.
“Nah,.. sekarang aku ingin kamu berjalan kearah batu tadi jatuh dan tolong ambilkan batu tersebut untukkku.” Kata Ian.
Verry masuk kedalam danau, dia berjalan kearah batu tersebut jatuh. Dan mulai mencari...
“Sepertinya ....tidak mungkin aku menemukan batu yang barusan Bang Ian lempar tadi. Meskipun aku tahu arahnya batu di dalam danau ini kan banyak.” Kata Verry.
“Hahaha, tentu saja itu sangat sulit. Aku hanya ingin mengilustrasikan satu hal tentang seorang panutan yang kamu cari itu. Panutan Kekristenan yang kamu cari-cari itu seperti batu yang kulempar tadi.. Batu itu pasti ada disana, hanya dia sekarang berada diantara bebatuan lain dan pastinya sulit untuk menemukannnya.” Kata Ian.
“ Seandainya pun batu itu kamu temukan, kamu mungkin akan ragu karena disana banyak batu dan bentuknya pun terlihat sama. Jadi untuk apa bersusah payah mencari itu?. Yang terlihat ‘rohani’ dan baik di mata manusia belum tentu baik di mata kita. Daripada menghabiskan waktu berharap menemukan arti kekristenan dari orang lain, lebih baik orang yang tergambar dengan jelas di depan matamu itu dijadikan pelaku FirmanNya.” Kata Ian.
Verry melihat sosok dirinya tergambar di atas permukaan air. “ Diriku sendiri? Lho , kenapa jadi aku Bang?” tanya Verry.
“Bila kamu sering membaca FirmanNya, tentu kamu sering mendengar bahwa ‘menurut Gambar Allah diciptakanNya laki-laki dan perempuan’ Kejadian 1:26-27. Lalu, sekarang menurutmu aklau kita diciptakan serupa dan segambar dengan Allah, apa yang seharusnya kita lakukan?” tanya Ian.
“Memancarkan kemuliaanNya” jawab Verry.
“Tepat....., dan itulah yang harus kamu lakukan setiap hari kemanapun kamu melangkahkan kaki. Bila kamu sudah mengerti, tak ada yang lebih berarti selain mencariNya di dunia ini. Aku yakin kamu akan menemukan arti kekristenan sejati dariNya, karena Dia telah berkata yang haus akan kebenaran mereka akan dipuaskan.”
Sejak hari itu, Verry tidak antusias lagi untuk mencari panutan dari sekitarnya. Namun ia tetap yakin masih ada orang yang benar-benar berjalan di dalamNya dan menjadi pelaku FirmanNya. Di suatu tempat...
Ia pun memutuskan untuk membantu Ian di rumah singgah, di sela-sela waktunya berjualan koran. Ia mendapatkan banyak pengertian dan hal-hal baru tentang makna hidup kekristenan yang sesungguhnya. Perlahan terjadilah perubahan dalam hidupnya. Hingga akhirnya dia sendiri dijadikan panutan oleh anak-anak dan orang-orang disekitarnya. 2 KORINTUS 3:18.
Selamat membaca dan menjadi pelaku dalam FirmanNya.....
Tuhan Yesus Memberkati kita J J J ...... 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar