BUAH
APEL
Apel merupakan tanaman buah tahunan
yang berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis. Di Indonesia apel
telah ditanam sejak tahun 1934 hingga saat ini. Oleh karena itu apabila ingin
memperoleh hasil/ produksi yang maksimal, pertanaman apel memerlukan
pemeliharaan yang optimal.
Tanaman Apel |
Beberapa perlakuan pemeliharaan apel dapat dicermati pada tahapan berikut ini :
Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau dimatikan karena tidak menghasilkan buah. Caranya dengan menanam tanaman baru atau menyulam tanaman lama. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim penghujan.
Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau dimatikan karena tidak menghasilkan buah. Caranya dengan menanam tanaman baru atau menyulam tanaman lama. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim penghujan.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila di sekitar tanaman induk terdapat banyak gulma yang dianggap dapat mengganggu tanaman. Penyiangan juga tergantung dari jarak tanam apel. Pada kebun apel dengan jarak tanam yang rapat (± 3m x 3 m), penyiangan hampir tidak perlu dilakukan karena tajuk daun menutupi permukaan tanah sehingga rumput-rumput tidak dapat tumbuh. Sedangkan jarak tanam apel yang agak luas (lebih dari 3 m x 3 m), penyiangan dilakukan bila gulma benar-benar mengganggu pertumbuhan dan keindahan.
Pembumbunan
Pembumbunan biasanya dilakukan bersamaan dengan penyiangan dimana penyiangan diikuti dengan pembumbunan tanah. Pembumbunan dimaksudkan untuk meninggikan kembali tanah di sekitar tanaman apel agar tidak tergenang air dan juga untuk menggemburkan tanah. Pembumbunan biasanya dilakukan setelah panen atau bersamaan dengan pemupukan.
Pemangkasan/
perompesan
Pemangkasan dilakukan apabila benih
sudah tumbuh setinggi 80 cm atau tunas yang tumbuh di bawah 60 cm, selain itu
pemangkasan dilakukan pada, tunas-tunas ujung beberapa ruas dari pucuk 4 - 6
mata dan bekas tangkai buah kanopi yang tidak subur, cabang yang berpenyakit
dan tidak produktif, cabang yang menyulitkan pelengkungan ranting atau daun
yang menutupi buah. Pemangkasan dilakukan sejak umur 3 bulan sampai didapat
bentuk yang diinginkan (4 tahun - 5 tahun). Perompesan dilakukan untuk
mematahkan masa dorman di daerah beriklim sub tropis/ sedang. Di daerah tropis
perompesan dilakukan untuk menggantikan musim gugur di daerah iklim sub tropis.
Perompesan dilakukan baik secara manual oleh manusia menggunakan tangan 10 hari
setelah panen maupun dengan menyemprotkan bahan kimia seperti urea 10 %
ditambah ethrel 5000 ppm yang diberikan 1 minggu setelah panen 2 kali dengan
selang satu minggu.
Drainase dan Penyiraman
Untuk pertumbuhannya, tanaman apel
memerlukan pengairan yang memadai sepanjang musim. Pada musim penghujan masalah
kekurangan air tidak ditemui tetapi harus diperhatikan jangan sampai tanaman
terendam air. Karena itu perlu drainase yang baik. Sedangkan pada musim kemarau
masalah kekurangan air harus diatasi dengan cara menyirami tanaman
sekurang-kurangnya 2 minggu sekali dengan cara dikocor.
Pelengkungan
Cabang
Setelah dirompes dilakukan
pelengkungan cabang untuk meratakan tunas lateral dengan cara menarik ujung
cabang dengan tali dan diikatkan ke bawah. Tunas lateral yang rata akan memacu
pertumbuhan tunas yang berarti memacu terbentuknya buah.
Penjarangan Buah
Penjarangan dilakukan untuk
meningkatkan kualitas buah yaitu besar buahnya seragam, kulit baik, dan sehat.
Caranya dilakukan dengan membuang buah yang tidak normal (terserang hama
penyakit atau kecil-kecil). Untuk mendapatkan buah yang baik satu ranting
hendaknya berisi 3 - 5 buah.
Pembelongsongan
buah/ Penutupan Buah
Pembelongsongan atau penutupan buah
dilakukan 3 bulan sebelum panen dengan menggunakan kertas minyak berwarna putih
sampai ke abu-abuan/ kecoklat-coklatan yang bawahnya berlubang. Tujuannya agar
buah terhindar dari serangan burung dan kelelawar serta menjaga warna buah agar
tetap mulus.
Panen Apel |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar