Slmt pg buat kita semua..
😊😊
1 Samuel 16:7 (TB) Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
🙏🙏🙏
MENJADI ANAK-ANAK ALLAH
Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa."
2 Korintus 6:18 (TB)
Pernah ada yang bertanya pada saya, darimana kita bisa tahu kita ini anak Allah atau bukan? Pertanyaannya sama halnya dengan darimana kita bisa tahu kita ini anak orangtua kita atau bukan. Kita disebut anak karena kita memiliki hal-hal yang diwariskan atau dturunkan oleh orangtua kita. Misalnya wajah kita mirip ayah atau ibu, sifat dan karakter, kebiasaan-kebiasaan kita dll. Termasuk juga harta dan otoritas kita diwariskan oleh orangtua kita dengan segala yang terkait di dalamnya. Demikian juga halnya dengan status kita sebagai anak-anak Allah. Kita juga mewarisi apa yang ada pada Allah Bapa kita.
Kita seharusnya adalah gambar dan rupa Allah kita sebagaimana awal kita diciptakan. Walau gambar dan rupa awal itu telah rusak oleh dosa namun Allah telah merestorasinya kembali. Ia mengutus AnakNya yang tunggal melakukan misi penyelamatan itu dengan mengorbankan nyawanya supaya pada akhirnya kita pun bisa disebut sebagai anak-anak Allah juga. Karena status kita tadinya adalah orang hukuman menjadi orang tebusan, bahkan diangkat Allah menjadi anakNya. Allah memilih sendiri siapa yang diangkatNya menjadi anak-anakNya. Jadi bersukacitalah jika anugerah itu tiba kepada kita, panggilan untuk bertobat dan datang pada Allah, jangan tolak dan keraskan hati, percayalah dan segeralah ikuti panggilanNya.
Anak-anak Allah pasti punya sifat mirip Bapanya, mengasihi dunia milik Bapanya juga. Mengasihi maksudnya disini ingin memberi yang terbaik bagi dunia ini, menyelamatkan dunia ini juga sebagaimana Bapa melakukanNya juga. Menjadi perpanjangan tangan Bapa kita menyampaikan kasihNya bagi dunia ini. Memiliki hati Bapa yang bersedih ketika dunia ini disakiti dan terus menjauh dari Bapa, berbahagia ketika dunia ini kembali kepadaNya yaitu hidup di dalam kasihNya. Namun tidak ada yang bisa mengetahui kita adalah anak Allah atau bukan selain diri kita dan Allah sendiri.
Yang paling jelas kita ketahui bahwa kita tidak pernah sejahtera berada di tengah-tengah dunia yang bobrok, kita selalu rindu kembali ke surga yang damai tempat Bapa kita berada. Sehingga adalah pergumulan setiap saat bagaimana kita mempertahankan dan berjuang sebagai anak-anak Allah, membawa nama Bapa kita, menjaga nama baikNya di tengah-tengah dunia ini yang terus menuju kehancurannya. Saat itu pula Allah akan menguatkan kita memberikan kita kuasa sorgawi sebagai anak-anakNya untuk memenangkan setiap pertandingan iman melawan dunia ini yang selalu menarik kita jauh dari Bapa kita.
Anak-anak Allah ditempatkanNya di tengah dunia ini tinggal bersama dengan anak- anak dunia ini. Dan Allah mau kita 'memisahkan' diri dari dunia ini. Bukan mengasingkan diri namun berani hidup berbeda dari mereka. Berbeda dari mereka menunjukkan indahNya hidup sebagai anak-anak Allah, sehingga mereka pun rindu datang pada Allah.
Sebagai contoh (karena ada beberapa masukan supaya saya memberi contoh) jika anak-anak dunia ini bekerja karena dibayar, maka anak-anak Allah harusnya bekerja karena bersyukur, dibayar atau tidak dibayar selalu percaya ada Bapanya yang selalu mencukupkan segalanya. Contoh berikutnya, jikalau diminta memberikan diri untuk bekerja selama 5 (lima) jam, anak-anak Allah akan memberikan diri bekerja selama 10 jam tanpa mengeluh dan menghitung-hitung karena hati yang terus bersyukur dan bersukacita Allah pun telah memberikan lebih dari yang kita minta dan pikirkan. Contoh terakhir, anak-anak Allah senang keteraturan, kedamaian, kasih dan sukacita, keadilan dan kebenaran, dimanapun berada akan berani menunjukkan cahayanya berbeda dari yang lain, dia akan berjuang untuk hal-hal tersebut. Kalau cahayanya redup ditimpa kekacauan dunia ini, diragukan kita ini anak Allah atau bukan.
Ya Allah berbelas kasihanlah pada kami anak-anakMu yang lemah dan selalu butuh pertolonganMu ini. Kuatkanlah kami terus mempertahankan kemuliaan namaMu dengan diri kami yang terus berdosa ini, topanglah kami untuk terus tegak berdiri melawan derasnya arus dunia ini. Terpujilah namaMu selamanya. Amin.
#erbs170720
😊😊
1 Samuel 16:7 (TB) Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
🙏🙏🙏
MENJADI ANAK-ANAK ALLAH
Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa."
2 Korintus 6:18 (TB)
Pernah ada yang bertanya pada saya, darimana kita bisa tahu kita ini anak Allah atau bukan? Pertanyaannya sama halnya dengan darimana kita bisa tahu kita ini anak orangtua kita atau bukan. Kita disebut anak karena kita memiliki hal-hal yang diwariskan atau dturunkan oleh orangtua kita. Misalnya wajah kita mirip ayah atau ibu, sifat dan karakter, kebiasaan-kebiasaan kita dll. Termasuk juga harta dan otoritas kita diwariskan oleh orangtua kita dengan segala yang terkait di dalamnya. Demikian juga halnya dengan status kita sebagai anak-anak Allah. Kita juga mewarisi apa yang ada pada Allah Bapa kita.
Kita seharusnya adalah gambar dan rupa Allah kita sebagaimana awal kita diciptakan. Walau gambar dan rupa awal itu telah rusak oleh dosa namun Allah telah merestorasinya kembali. Ia mengutus AnakNya yang tunggal melakukan misi penyelamatan itu dengan mengorbankan nyawanya supaya pada akhirnya kita pun bisa disebut sebagai anak-anak Allah juga. Karena status kita tadinya adalah orang hukuman menjadi orang tebusan, bahkan diangkat Allah menjadi anakNya. Allah memilih sendiri siapa yang diangkatNya menjadi anak-anakNya. Jadi bersukacitalah jika anugerah itu tiba kepada kita, panggilan untuk bertobat dan datang pada Allah, jangan tolak dan keraskan hati, percayalah dan segeralah ikuti panggilanNya.
Anak-anak Allah pasti punya sifat mirip Bapanya, mengasihi dunia milik Bapanya juga. Mengasihi maksudnya disini ingin memberi yang terbaik bagi dunia ini, menyelamatkan dunia ini juga sebagaimana Bapa melakukanNya juga. Menjadi perpanjangan tangan Bapa kita menyampaikan kasihNya bagi dunia ini. Memiliki hati Bapa yang bersedih ketika dunia ini disakiti dan terus menjauh dari Bapa, berbahagia ketika dunia ini kembali kepadaNya yaitu hidup di dalam kasihNya. Namun tidak ada yang bisa mengetahui kita adalah anak Allah atau bukan selain diri kita dan Allah sendiri.
Yang paling jelas kita ketahui bahwa kita tidak pernah sejahtera berada di tengah-tengah dunia yang bobrok, kita selalu rindu kembali ke surga yang damai tempat Bapa kita berada. Sehingga adalah pergumulan setiap saat bagaimana kita mempertahankan dan berjuang sebagai anak-anak Allah, membawa nama Bapa kita, menjaga nama baikNya di tengah-tengah dunia ini yang terus menuju kehancurannya. Saat itu pula Allah akan menguatkan kita memberikan kita kuasa sorgawi sebagai anak-anakNya untuk memenangkan setiap pertandingan iman melawan dunia ini yang selalu menarik kita jauh dari Bapa kita.
Anak-anak Allah ditempatkanNya di tengah dunia ini tinggal bersama dengan anak- anak dunia ini. Dan Allah mau kita 'memisahkan' diri dari dunia ini. Bukan mengasingkan diri namun berani hidup berbeda dari mereka. Berbeda dari mereka menunjukkan indahNya hidup sebagai anak-anak Allah, sehingga mereka pun rindu datang pada Allah.
Sebagai contoh (karena ada beberapa masukan supaya saya memberi contoh) jika anak-anak dunia ini bekerja karena dibayar, maka anak-anak Allah harusnya bekerja karena bersyukur, dibayar atau tidak dibayar selalu percaya ada Bapanya yang selalu mencukupkan segalanya. Contoh berikutnya, jikalau diminta memberikan diri untuk bekerja selama 5 (lima) jam, anak-anak Allah akan memberikan diri bekerja selama 10 jam tanpa mengeluh dan menghitung-hitung karena hati yang terus bersyukur dan bersukacita Allah pun telah memberikan lebih dari yang kita minta dan pikirkan. Contoh terakhir, anak-anak Allah senang keteraturan, kedamaian, kasih dan sukacita, keadilan dan kebenaran, dimanapun berada akan berani menunjukkan cahayanya berbeda dari yang lain, dia akan berjuang untuk hal-hal tersebut. Kalau cahayanya redup ditimpa kekacauan dunia ini, diragukan kita ini anak Allah atau bukan.
Ya Allah berbelas kasihanlah pada kami anak-anakMu yang lemah dan selalu butuh pertolonganMu ini. Kuatkanlah kami terus mempertahankan kemuliaan namaMu dengan diri kami yang terus berdosa ini, topanglah kami untuk terus tegak berdiri melawan derasnya arus dunia ini. Terpujilah namaMu selamanya. Amin.
#erbs170720
Tidak ada komentar:
Posting Komentar