SATU-SATUNYA PILIHAN, BERKENAN PADA ALLAH
Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.
Galatia 1:10 (TB)
Kepada jemaat di Galatia, Rasul Paulus menyampaikan kekhawatirannya tentang iman mereka. Mengapa begitu gampangnya mereka digoncang oleh pemberitaan yang bukan Injil Kristus.
Sampai ditegaskannya terkutuklah siapapun yang memberitakan injil palsu, sekalipun dia adalah seorang malaikat. Dia betul-betul menekankan akan hal ini.
Hidup kita yang telah diserahkah ke dalam tangan Kristus janganlah ditarik ulur dan ditarik ulur lagi. Allah tidak berkenan akan hal yang seperti ini. Iman yang goyah dan mudah diombang-ambingkan. Mantapkan hati bahwa memang Allah adalah pemilik hidup kita, dan Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit demi memperdamaikan diri kita dengan Allah. Maka hidup kita hendaknya sungguh-sungguh kita persembahkan hanya bagi Allah, segala sesuatunya adalah untuk menyukakan Allah saja.
Segala sesuatunya telah berbeda sejak kita menjadi milik Allah, menjadi murid Kristus. Cara pandang kita akan dunia ini, cara kita menyelesaikan masalah, cara kita memperlakukan sesama kita manusia, tak bisa kita lepaskan dari yang namaNya kehendak Allah yang kita yakini ada di atas segalanya dan di dalam segalanya. Kesukaan Allah adalah yang terutama. Kita menempatkanNya menjadi yang tertinggi di dalam prioritas hidup kita bahkan di atas keluarga, karir dan masa depan kita. Ada Allah yang harus kita senangkan dan muliakan.
Jadi keberadaan kita sebagai murid Kristus di tengah-tengah dunia ini sudah pasti akan menarik perhatian karena kemilau pancaran cahayanya. Kenapa? Karena kita hidup berbeda dari yang lain. Standar hidup kita adalah yang tertinggi, kita meletakkan standar Allah sebagai pedoman kehidupan kita yaitu kebenaran sejati. Sehingga apapun yang kita lakukan menjadi yang terbaik yaitu segala hal yang mulia dan benar sesuai dengan kehendak Allah, satu-satunya sang pemilik segala kemuliaan itu sendiri.
Kiranya Allah terus berkenan memimpin kehidupan kita, iman kita dari waktu ke waktu ke arah kesempurnaan di dalam Dia. Kita mau taat dan tunduk akan pimpinannya, menyerahkan totalitas hidup kita hanya untuk menyukakan Allah. Menyadari penuh keberadaan kita, yang tiada arti apabila bukan karena telah diselamatkan oleh Yesus Kristus. Sehingga kita mau dengan rela hati belajar terus menerus hidup sesuai standar kehendak Allah, meletakkan kebenaran sejati di atas segala sesuatunya. Segala kemuliaan hanya bagi Allah. Amin.
#erbs260720
Tidak ada komentar:
Posting Komentar