Slmt hari mggu buat kita semua..
😊😊
Kisah Para Rasul 16:25 (TB) Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.
🙏🙏🙏
Entrepreneur-entrepreneur sukses membagikan kegagalan-kegagalan mereka di sekolah-sekolah. Kegagalan dan kesuksesan sama bernilainya. (Antonius Tanan)
SATU SISI PANGGILAN PAULUS
_Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. (1Co 15:8 ITB)_
_Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Sostenes, saudara kita, (1Co 1:1 ITB)_
Oleh satu keperluan, menarik membaca ulang kisah panggilan rasul Paulus yang pada pembukaan suratnya menyatakan kerasulannya. Satu-satunya rasul yang bertemu langsung dengan Yesus pasca kenaikan Yesus adalah rasul Paulus. Ini yang membedakannya dengan Timotius, Priskila dan Akwila, Titus atau Klemens dari Roma, Ignatius dari Antiokhia dan Polikarpus dari Smirna dan Agustinus; rasul - bertemu langsung dengan Yesus. 1 Kor 15:8 dapat ditafsir – barangkali- sebagai pernyataan Paulus sebagai rasul terakhir. Maka penegasan beliau “oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus” bisa dimengerti. Dia yakin sepenuhnya bahwa beliau dipanggil sejak dalam kandungan dengan demikian beliau tidak membutuhkan suatu pengakuan atau pernyataan official, formal atau non-formal dalam pelayanan. Hal ini dapat dibaca dalam pernyataan
_Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia; juga aku tidak pergi ke Yerusalem mendapatkan mereka yang telah menjadi rasul sebelum aku,_ (Gal 1:15-17a ITB)
Yang beliau lakukan adalah – dalam tradisi dan tafsir beberapa orang – mengasah dirinya sebagai yang dipanggil
_tetapi aku berangkat ke tanah Arab dan dari situ kembali lagi ke Damsyik. Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya._ (Gal 1:17b-18 ITB)
Selanjutnya beliau melanjutkan panggilan pelayanannya – tanpa perlu dikenal.
_Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia. Tetapi rupaku tetap tidak dikenal oleh jemaat-jemaat Kristus di Yudea. Mereka hanya mendengar, bahwa ia yang dahulu menganiaya mereka, sekarang memberitakan iman, yang pernah hendak dibinasakannya._ (Gal 1:21-23 ITB)
Bagi Paulus, fokusnya bukan atribut untuk mendukung atribut, bukan juga pengakuan, bukan juga official atau bukan. Kepastian panggilan baginya hanya satu yaitu _“Dan mereka memuliakan Allah karena aku.”_ (Gal 1:24 ITB)
Di masa pandemi COVID ini – atau sebelumnya – semakin mudah seorang pelayan Tuhan tergoda dan ingin mendapatkan atribut, pengakuan, status formal sebagai hamba Tuhan. Status formal wajar atau perlu dimiliki. Tetapi menempuh berbagai cara tidak wajar, tidak etis, pemaksaan, sedusi atau sedikit ancaman menggunakan Tuhan justru menghancurkan panggilan itu sendiri seolah jabatan dan status tertentu adalah supreme.
Di atas telah saya singgung bahwa Ia menyatakan (apokalupto) Anak-Nya secara pribadi kepada Paulus. Tentu kita tahu pernyataan secara pribadi Yesus pada semua orang percaya berbeda dengan yang dimaksud Paulus. Dengan demikian seseorang dengan penggunaan kalimat “belajar langsung kepada Yesus…”, “tidak membutuhkan buku referensi-hanya Alkitab dan Yesus” dan mengabaikan upaya belajar dengan benar Alkitab dalam perspektif Surat Galatia bisa berimplikasi dua hal. Pertama, seolah sedang menyebutkan dirinya adalah rasul – belajar dengan bertemu langsung dengan Yesus dan kedua, lebih besar dari Paulus yang masih mengasah diri ke tanah Arab.
Mem-publish kegiatan dalam koridor berbagi dan menguatkan, sebagai pemberitahuan kepada penyantun adalah bagian dari kehidupan Tubuh Kristus tetapi motivasi tercampur (mix motivation) untuk jadi publisitas diri atau panjat sosial, _dancing queen_ dengan berbagai cara haruslah dihindarkan.
Pada akhirnya memenuhi dan mentaati panggilan akan membuat mereka yang dilayani memuliakan Allah. Saya sendiri tidak pernah menafsir bahwa Paulus membanggakan atau menyombongkan diri dengan perkataan “karena aku” (ay.24). Mengapa? Karena di bagian lain kita menyimpulkan bahwa dirinya tidak tertarik atas atribut itu. Bukan karena satu kejadian ( _event_ ) seorang dinilai tetapi apa yang dihidupinya ( _phenomen_ )
Kiranya memberi pencerahan dan pencerahan datang dari Roh Kudus.
_Karena sekarang di atas dunia bukan hanya ada aku, kebencian dan mati. Beri Dia, Kasih dan Hidup ruang yang lebih luas_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar