Suku Gnetaceae (Belinjo-belinjoan)
Suku
Gnetaceae memiliki berbagai habitus dari pohon, perdu hingga liana. Bila
dilihat dari jaringan pengangkutnya sudah lebih kommplek karen jaringan xilem
sudah memiliki trakea, dan saluran lendir terdapat pada jaringan phloem.
Susunan daun berupa daun tunggal yang berhadapan atau atau berhadapan
bersilangan. Helaian daun berbentuk ovatus, aatau eliptikus hingga berbentuk
oblong. Susunan tulang dauan menyerupai jala dan menyirip mirip dengan susunan
dun tumbuhan dikoltil.
Tumbuhan
umumnya berumah dua sehingga bunga jantan berada pada tumbuan yang berbeda
dengan bunga betina, oleh karena itu sering juga disebut sebagi tumbuhan
uniseksual. Bunga tersusun dalam stronbilus dan membentuk panicula, aksilaris
atau terminalis. Strobilus keluar dari sepasang daun sisik yang berhadapan,
bersatu pada bagian bawah membentuk struktur semacam perahu yang disebut
braktea. Pada pembungaan terdapat nodus, pada setiap nodus terdapat brakte-braktea
serupa sisik terletak dalam lingkaran dan bersatu membentuk struktur serupa
cawan yang disebut kupula.
Pada
strobilus jantan diatas kupula terdapat sejumlah bunga-bunga betina yang
steril. Setiap bunga jantan mempunyai badab serupa perigonium berbentuk corong
yang di dalamnya terdapat 1 stemen dengan 2 antera (mikrosporangia). Pada
strobilus betina di atas kapula terdapat 1 lingkaran bunga-bunga betina yang
sebagian besar fertil. Setipa bunga betina 7 mempunyai 1 ovul yang dibungkus
oleh perianthium yang berdaging. Ovul mempunyai 2 integumen yang membungkus
nusellus. Setiap integumen terbuka pada bagian apeks. Integumen dalam bagian
apeks berakhir pada tabung mikrosporofil. Setelah biji masak integumen luar
mengeras. Embrio dengan 2 kotiledon. Endosperm dibentuk oleg sel-sel gametofit
betina sendiri. Sel-sel endosperm yang poliploid dihasilkan dari fusi nuklei
pada gametofit betina.
Suku
Gnetaceae memiliki 1 Genus yaitu Gnetum, dan diperkirakan memiliki sekitar 30
species yang tersebar di daerah tropis, termasuk Indonesia.
Contoh
✓ Gnetum gnemon L. (belinjo,
melinjo), oleh masyarakat lokal Indonesia daun dan biji digunakan sebagai bahan
sayur asam sedangkan batangnya digunakan sebagai bahan bagunan. Tumbuhan ini
sangat mudah ditemukan di berbagai daerah khusunya Pulau Jawa termasuk Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar