H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Senin, 20 Februari 2023

Renungan Mudahnya Berkabar Bohong

 



MUDAHNYA BERKABAR BOHONG

Imamat 19:11-16 (Tgl 19 Februari 2023, Minggu)

  Sewaktu SD, lapangan olahraga kami terpisah dari gedung sekolah. Ada dua alternatif jalan menuju ke sana. Salah satunya, jalan pintas yang lebih disuka murid-murid, yaitu melewati sebuah pekuburan. Suatu kali, muncul ide di benak saya untuk menakuti-nakuti seorang teman. Saya berkata, “Tadi, ada tangan yang keluar dari dalam makam”. Teman saya menatap dengan mata terbelalak. Saya tertawa puas di dalam hati mengetahui usaha saya berhasil. Namun, ada satu yang tidak saya ketahui. Berita itu kemudian tersebar dari mulut ke mulut, hingga sampai ke telinga saya kembali. Kali ini malah jauh lebih lengkap karena sudah dibumbui di sana-sini. Saya sendiri sampai ikut takut mendengar cerita bohong plus bumbu itu. Sejak itu, sebagian murid menjadi takut untuk melewati jalan itu lagi.

 Betapa mudahnya kabar bohong tercipta dan tersebar. Saya pasti akan berpikir ulang jika sedari awal menyadari dampak yang bakal ditimbulkan. Lagipula, Allah dengan tegas melarang kita berbohong dan berdusta (Ay.11). Sebaliknya, firman Tuhan mendorong kita untuk menempuh jalan orang baik dan memelihara jalan orang benar. “Karena orang jujurlah akan mendiami tanah, dan orang yang tak bercelalah yang akan tetap tinggal disitu (Ams 2:20-21)”.

  Di era digital saat ini, berita bohong mudah sekali kita temui. Bagaimana seharusnya kita bersikap ? Tentu saja, yang pertama adalah tidak ikut menciptakannya. Tak ada manfaatnya. Sekalipun itu awalnya diniatkan sebagai guyonan. Saya sudah mendapatkan pelajarannya saat masih SD. Kita tak pernah tahu seberapa luas berita bohong itu akan tersebar, dan siapa saja yang akan terkena dampaknya. Pada saat akibat negatifnya bermunculan, kita sudah tidak mempunyai kemampuan untuk menariknya kembali. Selain itu, kita perlu menyaring setiap berita yang kita terima. Kita dapat dengan mudah mencari konfirmasinya lewat mesin telusur. Sayangnya, tak banyak orang yang mau repot sedikit untuk melakukannya sebelum menekan tombol “Sebarkan”. Saat kita berusaha keras menjauhi kebohongan dan dusta, serta lebih memilih untuk mengikuti jalan orang yang jujur, saat itulah kita memelihara nyawa kita (Ams 28:18). (Angga)

 

 

“Janganlah engkau pergi kian kemari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; Janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah Tuhan (Imamat 19:16)”

 

 

Ketika kita ikut menyebarkan berita dusta, kita menjadikan diri sebagai pendusta






Bu TET Kesehatan Masyarakat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar