MEMPERCAYAI
TUHAN
Daniel 3 (Tgl 28 Maret 2023, Selasa)
Dalam
sebuah pertunjukan akrobat, seorang pria paruh baya mempertunjukkan
kehebatannya. Dengan sebuah sepeda, ia melintas diatas seutas tambang yang
teruntai memanjang diantara dua gedung tinggi. Dari gedung yang satu ia
melintas di atas tali dengan sepedanya menuju ke gedung yang ada di seberang.
Ia melakukannya sambil duduk maupun berdiri dan kadang melepas kedua tangan.
Sungguh sebuah pertunjukan yang hebat. Di bawah, penonton bertepuk tangan riuh
sebagai pengakuan akan kehebatannya. Mereka berteriak, “Hebat… luar biasa.
Bisakah Anda melakukannya lagi ?” Membalas tepuk tangan dan pujian dari
penonton , pria itu berkata, “Anda mau saya melakukannya sekali lagi ? “ “ Mau
!” seru penonton. Lalu dengan lantang ia menantang mereka, “Adakah diantara kalian
yang mau menemani saya bersepeda melintas ke gedung itu ?” Suasana tiba-tiba
menjadi hening. Dari sekian banyak orang itu, tidak satu pun yang berkomentar.
Pengakuan
akan kehebatan serta kepercayaan menjadi hilang seketika, yang ada hanya
keraguan. Gambaran akan tingginya gedung, merindingnya tubuh kala membayangkan
bersepeda di atas tali, dan kengerian jika jatuh, membuat penonton ketakutan.
Mereka saling memandang untuk mencari siapa yang berminat. Tiba-tiba terdengar teriakan,
“Saya mau.” Semua orang menoleh. Teriakan itu rupanya datang dari seorang
remaja. Pria itu menaikkan anak itu kepundaknya lalu mereka berdua bersepeda
melintasi tali. Penonton menahan nafas, detik demi detik berlalu, setiap mata
tidak berkedip memandang atraksi menakjubkan itu.
Saat
mereka sampai, sorak sorai kembali terdengar. Orang mulai bertanya siapa anak
pemberani itu. Lalu diketahui bahwa ia adalah anak dari sang akrobator. Anak
itu berani karena yang melakukan atraksi “gila” itu adalah ayahnya. Ia percaya
kemampuan ayahnya. Sebuah cerita yang menarik dan cocok dijadikan cermin untuk
menilai tentang hubungan kita dengan Tuhan.
Orang
Kristen tipe apakah kita ? apakah kita adalah penonton yang hanya pandai
berkata-kata, “Tuhan saya percaya Engkau berkuasa !” tetapi tidak berani
berjalan bersama Tuhan dalam kemahakuasaanNya. Atau kita adalah anak yang
percaya kemahakuasaan Bapa sehingga berani berjalan bersamaNya dalam semua
situasi kehidupan ini. Sebuah pertanyaan untuk direnungkan : Apakah kita sudah
sungguh-sungguh percaya kepadaNya ? (F)
“Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan
bebas ditengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu
rupanya seperti anak dewa ! (Daniel 3:25)”
Seringkali Tuhan tidak
melepaskan kita, tetapi menyuruh kita berjalan dalam badai bersamaNya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar