MENJUAL HAK SULUNG
Yesaya 29-31 , 20 Desember 2024
Hak sulung adalah tradisi orang Yahudi dimana seorang anak sulung memperoleh berkat kesulungan dari ayahnya ditandai ia juga memperoleh warisan dua kali lipat lebih banyak dibanding saudara-saudaranya. Yakub dan Esau adalah saudara kembar. Sehingga isu hak kesulungan bagi anak kembar memang bisa menjadi pertikaian. Karena mereka lahirnya hampir bersamaan secara psikologis maka mereka berdua cenderung mempersoalkan hak sulung tersebut. Esau dianggap kakak Yakub yang usianya beberapa menit lebih tua. Sebagai adik yang terpaut beberapa menit Yakub berharap ialah yang sulung.
Suatu saat sepulang berburu Esau mencium masakan sup kacang merah yang lagi dimasak oleh Yakub. Sepertinya ia sudah sering makan masakan adiknya Yakub. Tapi hari ini ia lapar sekali, sehingga Esau merayu adiknya, minta si kacang merah dengan segera. Kesempatan ini dipakai secara licik oleh Yakub, ia meminta kakaknya menjual hak kesulungan dengan semangkuk kacang merah. Esau tak sanggup menahan kelaparannya. “Kata Esau kepada Yakub : “Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah.” Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. Tetapi kata Yakub : “Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu.” Sahut Esau : “Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu ?” Kata Yakub : “Bersumpahlah dahulu kepadaku.” Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya (Kejadian 25:30-33).
Esau tidak melihat pentingnya hak kesulungan, pikirannya pendek, nafsunya telah mengalahkan akan siapa jati dirinya sebenarnya. Ia telah dijebak oleh adiknya dengan “makanan kesukaannya, sup kacang merah”. Apa arti rohani dari kejadian ini ? Esau dengan mudah mengambil keputusan penting tanpa pertimbangan yang matang, hanya melihat kebutuhan sesaat tanpa melihat akibat yang kekal. Didalam kehidupan sehari-hari banyak orang Kristen sembrono, demi kenikmatan sesaat telah mengorbankan keluarganya, kariernya ataupun imannya. Kita telah banyak mendengar ada orang meninggalkan impiannya gara-gara pacar, gara-gara harta, gara-gara jabatan. Hal yang bernilai sementara ditukar dengan hal yang bersifat kekal. Mereka itu ibarat menjual “hak kesulungan” dengan semangkuk kacang merah. Penggambaran yang tepat untuk seorang yang hanya melihat kenikmatan dan manfaat sesaat, lalu mengambil keputusan sembrono. Mereka yang dengan gampang menukar hal yang fana, yang bersifat kedagingan dengan nilai kehidupan yang bersifat kekal. (DD)
Questions :
1. Apa arti menjual hak sulung dengan semangkuk kacang merah ?
2. Mengapa hal yang fana lebih menggiurkan dibanding hal yang kekal ?
Values :
Sang Raja mengajarkan untuk bertindak hati-hati dan berhikmat saat memutuskan pilihan di dalam kehidupan.
“Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu (Kejadian 25:34)”
Orang yang berhikmat peka melihat kebutuhan yang kekal sehingga tak sembrono memutuskan sesuatu demi hal yang fana.
“Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu (Kejadian 25:34)”
BalasHapusOrang yang berhikmat peka melihat kebutuhan yang kekal sehingga tak sembrono memutuskan sesuatu demi hal yang fana.
BalasHapus