TIDAK MENGUBAH FAKTA
Yesaya 25-28 , 19 Desember 2024
Kisah Pilatus adalah pelajaran besar tentang tanggung jawab dan ketakutan akan opini publik. Meski Pilatus berusaha keras untuk membebaskan Yesus, ia tetap tidak bisa menghindari kesalahan besar yang dilakukannya. Ia mencatatkan sejarah sebagai orang yang mengizinkan Anak Allah disalibkan. Tercatat empat kali ia mencoba membebaskan Yesus. Pertama, saat ia mengirim Yesus kembali kepada para pemimpin Yahudi, berharap mereka mengambil keputusan sendiri. Kedua, ketika ia mengirim Yesus kepada Herodes, dengan harapan Herodes akan menangani situasi tersebut. Ketiga, ketika Pilatus memberikan pilihan kepada orang banyak untuk membebaskan Yesus atau Barabas, berharap mereka memilih Yesus. Keempat, ia mencuci tangannya di depan umum, seolah-olah ingin lepas dari tanggung jawab.
Namun, semua upaya ini tidak mengubah FAKTA bahwa Pilatus tetap terlibat dalam penyaliban Yesus. Mengapa demikian ? Karena pada akhirnya, Pilatus lebih takut akan ancaman dan desakan orang-orang Yahudi, yang memperingatkannya bahwa melepaskan Yesus berarti dia melawan Kaisar (Yohanes 19:12-13). Demi menjaga posisinya dan menghindari konflik dengan otoritas Roma, Pilatus menyerahkan Yesus untuk disalibkan. Meskipun hatinya mungkin penuh penyesalan atau rasa bersalah, itu tidak mengubah kenyataan bahwa dia tetap menyerahkan Yesus kepada mereka.
Kita juga sering seperti Pilatus. Berapa kali kita mencoba merasionalisasi atau mencari alasan untuk membenarkan perbuatan yang salah ? Mungkin kita cepat memaklumi karakter buruk kita sendiri, memaklumi alasan untuk tidak hadir di ibadah hari Minggu, membenarkan mengapa kita enggan bersaksi tentang iman kita, menggunakan alasan untuk membenarkan dosa seperti perselingkuhan, memberi pembenaran mengapa kita tidak menolong sesama yang membutuhkan.
Kisah Pilatus mengajarkan bahwa alasan-alasan semacam itu tidak dapat diterima. Kita tetap harus bertanggung jawab atas tindakan kita. Tuhan menghendaki kita hidup berdasarkan standarNya, bukan standar kita sendiri. Jadikan Firman Tuhan sebagai pedoman, bukan hanya saat nyaman, tetapi terutama saat kita dihadapkan pada tantangan. Jangan takut berdiri teguh dalam kebenaran, meskipun itu berarti harus melawan arus dunia. Tanggung jawab kita adalah untuk melakukan apa yang benar, bukan sekedar apa yang aman atau nyaman. (DH)
Questions :
1. Apa yang dapat kita pelajari dari keputusan Pilatus dalam menghadapi tekanan dari orang banyak ?
2. Bagaimana cara kita mengenali dan menghindari pembenaran terhadap tindakan yang salah dalam hidup kita ?
Values :
Alasan yang kita buat tidak mengubah kebenaran, setiap tindakan kita tetap memiliki konsekuensi.
“Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia (Yohanes 19:1)”
Tuhan memanggil kita untuk bertanggung jawab atas keputusan kita, bukan untuk mencari cari pembenaran yang menyimpang dari kebenaranNya.
“Lalu Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah Dia (Yohanes 19:1)”
BalasHapusAlasan yang kita buat tidak mengubah kebenaran, setiap tindakan kita tetap memiliki konsekuensi.
BalasHapus