*TRAGEDI AIR INDIA & PENYESALAN*
*Kisah Nyata: Bhoomi Chauhan*
Hari itu, Kamis, 12 Juni 2025, di Bandara Ahmedabad, Bhoomi Chauhan hanya bisa terpaku dalam penyesalan yang menekan jiwanya. Mahasiswi jurusan Administrasi Bisnis itu baru saja kehilangan impiannya untuk terbang menuju London dengan Pesawat Air India 171. Ia terlambat.
Putus asa merayapi hatinya. Ia mencoba memohon, nyaris berlutut di hadapan staf maskapai, menjelaskan bahwa ia hanya terlambat beberapa menit dari jadwal _boarding_. Namun, aturan adalah aturan. Dengan nada tegas, staf maskapai menyatakan pintu pesawat sudah tertutup rapat. Tidak ada pengecualian.
Pesawat tujuan London Gatwick mulai bergerak. Ia menggelinding semakin cepat dan meninggalkan landasan, terbang tanpa dirinya.
Dengan hati sedih, Bhoomi melangkah lemas sambil menjauh. Matanya nanar menatap pesawat yang meluncur.
Ia hanya bisa mencoba menemui agen perjalanan, membahas upaya pengembalian uang tiketnya.
_"Kalau datang lebih cepat, saya pasti bisa naik pesawat,"_ kata Bhoomi.
Tiba-tiba sebuah berita terdengar. Sangat mengejutkan bagai sambaran petir. Pesawat itu jatuh!
Kurang dari satu menit setelah mengudara, pesawat itu menghantam permukiman padat. MELEDAK. Ledakannya memekakkan telinga, disusul kepulan asap hitam tebal yang membubung tinggi. Semuanya nampak dari tempatnya berdiri!
Tak terbayangkan kengerian di dalam pesawat tersebut. Sebanyak 241 penumpang di dalam pesawat - yang tadi berada di sekitarnya - tewas seketika.
Mulut Bhomi ternganga. Kakinya gemetar. Lantai di bawahnya seolah ikut runtuh.
Beberapa menit kemudian peristiwa ini memicu duka mendalam yang merobek dua benua, meninggalkan luka menganga, pertanyaan tanpa jawaban, dan kesedihan yang tak terperi.
Dalam hitungan detik, suatu kesadaran menghantam Bhoomi. Keterlambatannya, yang tadinya ia sesali sangat dalam, ternyata adalah penyelamat yang menariknya dari tepi jurang kematian.
Ia telah berdiri di ambang api kematian yang menghanguskan, namun entah bagaimana, ia masih dijemput oleh kehidupan.
"Ini benar-benar tak terduga," ucap Bhoomi dengan suara bergetar, seperti dilansir oleh BBC.
Frustrasi dan keputusasaan yang semula mencengkeramnya, kini mendadak berubah menjadi gelombang perasaan campur aduk yang tak terucapkan
Kisah Bhoomi ini adalah pengingat yang kuat bagi kita tentang kedaulatan tangan Allah tak terlihat yang seringkali bekerja di balik layar kehidupan kita. Apa yang kita anggap sebagai kegagalan, kemalangan, atau bahkan penyesalan mendalam, bisa jadi adalah cara Tuhan untuk mengarahkan kita pada jalan yang lain.
Cerita ini mengajarkan kita bahwa dalam setiap detail kecil, bahkan dalam keterlambatan yang membuat frustrasi, ada campur tangan ilahi yang melampaui pemahaman kita. Ini memanggil kita untuk senantiasa berserah dan percaya pada rencana Tuhan, bahkan ketika keadaan nampak terasa menyakitkan.
_"Hati manusia merencanakan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan langkahnya."_ (Amsal 16:9)
Disadur oleh:
Pieters Pin
(Dikutip dari fb Bambang Budiono Spjp)


Apakah Anda lebih mementingkan dihormati atau belajar memberi hormat kepada orang lain ?
BalasHapus“Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, Ia akan ditinggikan (Lukas 14:11)”
BalasHapus_"Hati manusia merencanakan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan langkahnya."_ (Amsal 16:9)
BalasHapus