(Bagian Kelima dari Studi Sistematis tentang Pokok
Keselamatan)
oleh Pendeta Eric Chang
'Kasih karunia' adalah kata yang khas digunakan oleh
rasul Paulus
Pertama-tama, mari kita teliti pemakaian
kata 'kasih karunia' ini di dalam Alkitab. Kata ini paling sering dipakai oleh
rasul Paulus. Rasul Paulus memakai kata ini sampai 100 kali. Di dalam tulisan
Pauline - yaitu, tulisan-tulisan para pengikut atau murid Paulus seperti Kisah
Para Rasul dan Lukas, kata ini muncul sebanyak 25 kali. Surat Ibrani, yang juga
merupakan tulisan Pauline, memuat kata ini sebanyak 8 kali. Ini berarti bahwa
dari total 155 kali kemunculan kata ini di dalam Perjanjian Baru, sebanyak 133
kali kata ini muncul di dalam tulisan Paulus.
Rasul Yohanes justru sangat jarang
memakai kata 'kasih karunia' ini. Di sepanjang Injil Yohanes kata 'kasih
karunia' hanya muncul 4 kali. Di dalam kitab Wahyu, kata ini muncul hanya 2
kali. Dan di dalam ketiga surat rasul Yohanes, kata ini hanya muncul sekali.
Artinya, di dalam 5 tulisan penting rasul Yohanes, kata 'kasih karunia' hanya
muncul 7 kali. Di dalam Injil Matius dan Injil Markus, kata kasih karunia
bahkan tidak muncul sama sekali.
Kesimpulan dari analisis statistik ini
adalah bahwa kata 'kasih karunia' secara khusus merupakan ciri tulisan Paulus.
Artinya, jika rasul Yohanes ingin membahas tentang kasih karunia, dia akan
memakai kata lain ketimbang 'kasih karunia'. Kata kasih karunia bukan kata yang
lazim dia gunakan.
Kasih karunia berarti kasih Allah kepada kita
Kata apa yang dipakai oleh rasul Yohanes
sebagai ganti kata 'kasih karunia (grace)'? Yohanes memakai kata 'kasih
(love)'. Jadi kata 'kasih karunia' di dalam tulisan Paulus adalah kata
'kasih' di dalam tulisan Yohanes. Demikianlah perbandingannya. Di Injil
Yohanes, misalnya, dia memakai kata 'kasih' sebanyak 36 kali. Di dalam 3
suratnya yang singkat, rasul Yohanes memakai kata 'kasih' sebanyak 31 kali.
Jika kita mencermati dan merangkum semua uraian ini, hal ini akan membantu kita
untuk memahami apa arti kasih karunia. Kasih karunia (grace) itu berarti
kasih (love) - yakni kasih Allah kepada kita.
Jika kita beralih ke Titus 3:4, dan
meneliti seluruh bagian ayat-ayat 4-7, kita akan menemukan makna yang lebih
lengkap tentang kasih karunia. Di sana tertulis :
Tetapi ketika nyata kemurahan Allah,
Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah
menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi
karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang
dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus
Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh
kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.
Ini adalah ayat-ayat yang sangat indah
dan penting yang secara langsung berkaitan dengan keselamatan kita. Saat kita
menganalisa ayat-ayat ini, kita melihat beberapa hal. Ayat 7 berbicara tentang
kasih karunia: kita dibenarkan oleh kasih karuniaNya. Di ayat 5, kita
melihat bahwa kasih karunia itu bermakna rahmat (mercy = belas
kasihan, rahmat). Dan jika kita telusuri balik ke ayat 4, kita melihat bahwa
kasih karunia ini bermakna kemurahan (goodness = kebaikan,
kemurahan) dan kasih (loving kindness = kasih kebaikan, kasih),
dengan demikian, kita mendapati definisi kasih karunia yang lebih lengkap.
Sangatlah penting untuk memahami makna kasih karunia karena oleh kasih
karunialah kita diselamatkan.
Namun apakah uraian tadi telah membawa
pemahaman kita cukup mendalam? Mengertikah Anda sekarang apa makna kasih
karunia itu? Ternyata kita masih saja belum mendapat kejelasan karena yang kita
dapatkan hanyalah pemakaian kata-kata yang berganti-ganti, dan kita tidak yakin
apakah kita lebih mengerti makna kata yang satu dibandingkan yang lain. Untuk
saat ini, kasih karunia berarti rahmat (mercy), namun hal ini hanya
membangkitkan pertanyaan berikutnya, apa arti rahmat (mercy) itu? Dan
kasih karunia berarti kasih (loving kindness), namun apakah arti kasih (loving
kindness) itu? Kita perlu teruskan penelusuran kita. Saat kita lanjutkan
penelitian kita, kita mulai temukan hal yang sangat berharga.
Kasih karunia adalah apa yang telah Allah kerjakan bagi
kita lewat Kristus
Apakah kasih karunia menurut Alkitab?
Kasih karunia adalah ketika Allah mengutus Yesus demi kepentingan kita.
Mengertikah kita apa yang telah Yesus alami demi kita? Jika kita pernah
menderita sebagian kecil saja dari apa yang telah Yesus alami, mungkin kita
akan mengerti. Persoalan yang melanda kekristenan adalah bahwa kita belum cukup
mengerti pengorbanan yang telah dilakukan oleh Allah lewat Kristus bagi kita.
Banyak hal yang hanya sekadar kata-kata saja bagi kita. Belum ada keinsyafan di
dalam hati, yang ada hanya fakta di kepala.
Apakah kita dapat memahami pergumulan
Yesus di taman Getsemani? Kita tidak mungkin dapat memahami kepedihan yang dia
tanggung. Di kayu salib, dia mencurahkan dirinya bagi kita, sampai dengan tetas
darah yang terakhir - tetes demi tetes - yang mengalir keluar dari setiap
lukanya. Tak ada bentuk hukuman mati yang lebih kejam daripada penyaliban. Akan
tetapi, bentuk paling kejam yang bisa dibayangkan oleh manusia itu, mereka
sediakan untuk Anak Allah. Namun penderitaan apakah yang pernah kita tanggung
demi kebenaran? Tahukah kita apa harga kasih karunia ini bagi Yesus? Jika kita
memahaminya, kita tidak akan menawarkan keselamatan yang murahan.
Kasih karunia adalah komitmen total Allah kepada kita
melalui Yesus
Saat saya mengamati hidup dan kematian
Yesus, saya mulai memahami arti kasih karunia. Saat saya menatap paku yang
menancap di tangan dan kakinya, saya mulai mengerti apa arti 'kasih karunia'.
Kasih karunia adalah komitmen total Allah kepada saya melalui Yesus. Seperti
yang disampaikan oleh Paulus di dalam Roma 8:32, "Ia, yang tidak
menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua."
Apa lagi yang Allah pertahankan dari kita? Hal apa lagi yang bisa diberikan
oleh Allah, yang belum Dia berikan kepada kita? Namun ada orang dunia yang
berkata, "Apa yang dikerjakan oleh Allah untuk menyelamatkan dunia dari
kekacauan ini?" Mereka mengatakan hal ini karena mereka tidak pernah
diajarkan tentang apa itu kasih karunia. Apa yang perlu dilakukan, sudah
dikerjakan oleh Allah. Dan Dia masih mengerjakannya. Dan Dia akan
menyelesaikannya!
Tidak ada hal yang Allah pertahankan
dari kita. Dia telah memberikan segala yang bisa diberikan. Tak ada kasih yang
memberi diri, begitu murni dan tidak egois seperti ini di antara manusia. Dan
disaat kita sudah memahami kasih karunia, hal apa lagi masih masih bisa kita
keluhkan di dalam hidup kita? Siapa dari antara kita yang masih berani membuka
mulut kita untuk menggerutu dan mengeluh? Kasih karunia terlihat ketika Allah
memberikan diriNya kepada kita melalui AnakNya. itulah kasih karunia!
Mengunakan kata-kata Paulus di dalam Galatia 2:20, "... Anak Allah yang
telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." Hal yang
sangat penting untuk dipahami adalah bahwa kasih karunia itu terlihat
ketika Kristus secara langsung memberi dirinya kepada saya.
Kristus bukanlah sekadar sarana untuk mencapai tujuan
Kasih karunia Allah itu tersedia hanya
di dalam Kristus karena Kristus itulah kasih karunia Allah kepada kita. Tidak
ada keselamatan di luar Kristus. Kita sering mendengar bahwa keselamatan adalah
hadiah yang kita terima dari Allah. Dan hadiah ini dijamin dengan kematian
Kristus. Penting bagi kita umtuk bisa membedakan apa tujuan akhirnya dan
bagaimana kita mencapainya. Banyak orang yang menjadi Kristen karena mereka
menghendaki keselamatan. Jadi, untuk mendapatkan keselamatan, iman di dalam
Kristus dijadikan alat atau sarana untuk mencapai keselamatan itu. Ini cara
berpikir yang sangat berbahaya karena itu berarti bahwa Yesus bukan tujuan
Anda. Yesus tidak menjadi tujuan Anda; Dia hanya dijadikan alat untuk mencapai
tujuan.
Hal apa yang membuat Anda tertarik
menjadi Krisen? "Yah, aku takut mati! Dan yang terutama, aku takut masuk
neraka. Jadi, aku perlu Yesus datang menyelamatkanku dari neraka. Aku juga
terganggu dengan rasa bersalah. Aku perlu Yesus untuk menolongku dan
menyelamatkan aku dari tekanan rasa bersalah yang membuat hidupku menderita.
Namun sekarang aku diselamatkan dan memiliki hidup yang kekal. Aku tidak akan
pernah binasa; lalu untuk apa lagi Anda membutuhkan Yesus?" Jika Anda
sekarang sudah mencapai tujuan Anda dalam mendapatkan jaminan tempat di surga,
Anda tidak memerlukan Yesus lagi, bukanlah demikian? Inilah yang dimaksudkan
dengan memperlakukan Yesus sebagai suatu sarana untuk mencapai tujuan!
Dapatkah Anda melihat kesalahan halus
dan bahaya terselubung yang diakibatkan oleh ajaran yang sedemikian? Apakah
kita melihat gereja mempunyai ketergantungan terus menerus pada Yesus? Atau
apakah yang kita lihat adalah gereja-gereja yang menganggap bahwa Yesus adalah sarana
untuk mencapai keselamatan, dan setelah Anda memperoleh keselamatan, Anda tidak
memerlukan Yesus lagi.
Keselamatan menjadi milik kita selama kita memiliki
Kristus
Jika Anda memperlakukan Yesus hanya
sebagai sarana untuk mencapai keselamatan, maka Anda tidak akan memperoleh
keselamatan. Karena Anda belum memahami makna kasih karunia dan juga
keselamatan itu sendiri. Kita tidak boleh memperalat Yesus sebagai suatu sarana
untuk mendapatkan keselamatan. Yang menjadi tujuan kita adalah Yesus karena
Allah, di dalam hikmatNya, telah menaruh keselamatan selalu dan hanya di dalam
Kristus! Anda hanya akan memperoleh keselamatan selama Anda berada di dalam
Kristus. Pada saat Anda menyingkirkan Yesus, maka Anda tidak memperoleh
keselamatan karena dengan menyingkirkan Yesus berarti Anda menyingkirkan
keselamatan. Anda tidak boleh sama sekali meninggalkan Yesus seperti Anda
meninggalkan pembuka kaleng. Anda sama sekali tidak boleh berkata, "Aku
sudah mendapatkan apa yang kuinginkan, jadi, terima kasih, Yesus. Aku akan
selalu bersyukur kepadamu, akan tetapi sekarang aku tidak membutuhkanmu."
Apakah bagi Anda Yesus lebih berharga
daripada keselamatan Anda? Bagi rasul Paulus, keselamatan itu bukan hal yang
sangat berharga bagi dia. Karena inilah dia bisa mengucapkan pernyataan yang
luar biasa di dalam Rom 9:3, "Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah
dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani."
"Jika dengan memasukkanku ke neraka bisa menyelamatkan jemaat, maka
masukkanlah aku ke neraka." Itulah pemikiran Paulus. Keselamatan itu
sendiri tidak pernah menjadi hal yang sangat berharga bagi dia. Dia bukan jenis
orang yang hanya mau menyelamatkan dirinya sendiri, sekalipun itu diri
rohaninya. Dia adalah jenis orang yang bersedia mengikuti kebenaran, ke manapun
kebenaran itu membawanya. Akan tetapi pemberitaan Injil sekarang ini telah
memenuhi gereja dengan kumpulan orang-orang yang hanya peduli dengan
keselamatan pribadinya. Mereka tak peduli jika orang lain di dunia ini pergi ke
neraka, asal dia selamat, hanya itu yang dia pedulikan. Orang semacam itu
bahkan tidak tahu apa arti kasih karunia.
Hanya Yesus yang memberi arti bagi keselamatan
Keselamatan sepenuhnya merupakan kasih
karunia karena keselamatan itu sepenuhnya oleh Allah lewat Kristus. Saya tidak
bisa diselamatkan oleh apapun selain Allah. Jangan pernah memperlakukan Yesus
sebagai sarana untuk memperoleh keselamatan. Allah melarang hal itu! Periksalah
hati Anda di hadapan Allah dan tanyalah diri Anda apakah yang menjadi motivasi
Anda menjadi orang Kristen. Jika Anda menjadi Kristen hanya untuk menyelamatkan
roh Anda sendiri, sobat, berarti Anda berada di jalur yang salah karena Anda
tidak mengasihi kebenaran, Anda hanya mengasihi diri Anda sendiri. Orang yang
mengasihi kebenaran tidak kuatir pada apa yang terjadi pada dirinya. Mungkin
Anda dulu memperlakukan Yesus sebagai alat saja. Allah bisa memaafkan hal itu,
jika Anda beranjak dari posisi itu, dan berkata, "Tuhan, maafkan saya,
saya telah memperlakukan engkau sekadar sebagai sarana untuk kepentingan saya
pribadi. Sekarang saya serahkan diri saya sepenuhnya kepadamu." Itulah
sebabnya mengapa iman tidak pernah bisa menjadi iman yang sejati jika bukan
merupakan komitmen yang total pada Allah. Iman berarti menempatkan diri
sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan setiap waktu, bukan sekadar di suatu titik di
masa lalu.
Diselamatkan hanya oleh kasih karunia!
Satu poin terakhir. Saya telah berulang
kali menegaskan bahwa kita diselamatkan oleh kasih karunia. Kita bahkan tidak
diselamatkan oleh iman kita. Iman kita tidak menyelamatkan kita. Allah-lah yang
menyelamatkan kita.
Saya akan memakai satu ilustrasi untuk
menunjukkan bahwa kita diselamatkan oleh kasih karunia. Jika Anda sakit parah,
dapatkah Anda menyelamatkan diri Anda sendiri? Saya akan memakai ilustrasi yang
sederhana - tentang penyakit usus buntu. Penyakit usus buntu pada awalnya
mungkin tidak berbahaya, namun jika tidak ditangani, Anda bisa masuk ke dalam
kondisi yang parah, yaitu peritonitis (radang usus buntu). Saat usus
buntu telah meradang, Anda bisa mati. Bisakah Anda menyelamatkan diri Anda
sendiri? Anda bisa, jika Anda tahu bagaimana cara membedah perut Anda sendiri
dan membuang usus buntu Anda. Saat demam yang tinggi, saya ragu apakah seorang
dokter ahli bisa membedah dirinya sendiri. Jadi, Anda tidak bisa menyelamatkan
diri Anda sendiri. Anda benar-benar bergantung pada dokter untuk berbuat
sesuatu bagi Anda. Penanganan masalah ini benar-benar bergantung pada kasih
karunia si dokter.
Iman yang menyelamatkan: menempatkan
diri Anda sepenuhnya ke dalam tangan Allah
Iman baru bisa menyelamatkan Anda jika
iman Anda bisa membuang usus buntu tersebut. Jika iman Anda bisa menyelamatkan
Anda, maka Anda tidak memerlukan dokter. Iman berarti Anda menempatkan diri
Anda sepenuhnya ke dalam kemurahanNya. Iman berarti pengakuan seutuhnya bahwa
Anda tidak bisa menyelamatkan diri Anda. Jika iman bisa menyelamatkan Anda,
maka Anda tidak memerlukan dokter. Iman selalu ditujukan kepada pihak lain;
iman berarti Anda, sama seperti seorang pasien, menyerahkan diri Anda ke dalam
tangan Allah sepenuhnya dan tanpa syarat, "Tuhan, Engkau boleh mengerjakan
apapun yang Kau kehendaki. Lakukanlah apapun yang Kau pandang perlu untuk
dikerjakan atasku. Jika Engkau harus membedahku, bedahlah. Terasa sakit, akan
tetapi memang perlu dikerjakan."
Itu sebabnya mengapa iman itu berarti
komitmen total - berserah sepenuhnya ke dalam tanganNya. Iman bukan sekadar
mempercayai beberapa hal sebagai suatu fakta. Saya bisa saja terus menerus
percaya bahwa dokter ini mampu mengangkat usus buntu saya. Namun hal itu sama
sekali tidak menolong. Fakta bahwa saya mempercayai kemampuannya dalam membuang
usus buntu saya tidak membuat usus buntu saya terangkat. Saya harus menyerahkan
diri saya kepadanya. Itulah hal yang harus saya lakukan - tak boleh kurang dari
itu. Jika iman Anda hanya sekadar kepercayaan bahwa Yesus telah mati bagi Anda,
maka hal itu tidak akan menyelamatkan Anda. Itu hanya langkah pertama, namun
masih harus diambil langkah-langkah berikutnya. Anda harus menyerahkan diri
Anda sepenuhnya ke dalam tangan Allah, dan berkata, "Ini saya, Tuhan. Saya
sepenuhnya menjadi milikMu.
Pertanyaan lain yang perlu diajukan
adalah: saat Anda menjadi Kristen, apakah Anda memperlakukan Yesus sekadar
sebagai alat untuk mendapatkan keselamatan, atau, apakah dia sendiri yang
merupakan tujuan yang hendak Anda raih? Jika Anda hanya sekadar ingin
memperalat Yesus untuk menjamin tempat bagi Anda di surga, lupakan saja, sobat,
karena Anda tak akan pernah sampai ke sana! Kedua, dalam hal menerima kasih
karunia: Apakah kasih karunia itu murah atau sangat mahal bagi Anda? Jika
menurut Anda murah, saya kuatir kalau yang Anda terima itu barang yang salah;
bukan kasih karunia Allah. Akan tetapi jika kasih karunia itu menuntut
pengorbanan diri Anda, di mana Anda harus menyerahkan diri Anda sepenuhnya ke
dalam tangan Allah, maka Anda sedang berada di jalur yang benar.
Tetap Semangat dan taat ya.. Tuhan memberkati *^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar