H.O.R.A.S

Selamat Datang buat anda yang mengunjungi blog ini, Segala informasi dalam blog ini merupakan bantuan dari buku-buku, majalah, dan lain-lain
Semoga blog ini bermanfaat bagi anda ^^.


Kamis, 05 Juli 2012

ALAT SAMBUNG BAUT PADA KONSTRUKSI BANGUNAN


    PENDAHULUAN
 
Latar Belakang
            Kayu adalah suatu bahan yang dihasilkan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan keinginan dan kemajuan teknologi. Kayu berasal dari tumbuh-tumbuhan hidup di alam yang jenis pohonnya mempunyai batang berupa kayu.

Berat jenis dan ketahanan terhadap tegangan (kekakuan) digunakan sebagai pendekatan untuk mengukur kekuatan. Parameter-parameter tersebut secara langsung berhubungan dengan kekuatan, tetapi hubungan tersebut berbeda menurut spesiesnya. Sifat mekanis merupakan kekuatan dan ketahanan terhadap perubahan bentuk suatu bahan, sedangkan kekuatan adalah kemampuan suatu bahan untuk memikul beban atau gaya yang bekerja padanya. Sifat mekanis biasanya merupakan ciri terpenting dari produk kayu yang akan digunakan untuk bahan bangunan gedung (Haygreen dan Bowyer, 1982). 

Sambungan kayu adalah sambungan yang mengikat dua atau lebih papan kayu secara bersamaan dengan menggunakan alat sambung mekanik, seperti paku, baut, konektor, atau menggunakan alat sambung berupa perekat struktural. Kekuatan sambungan tergantung pada kekuatan komponen penyusunnya yaitu kayu yang disambung dan alat sambungnya. 

Semua ukuran segiempat yang biasanya digunakan untuk kayu dengan beban berat, misalnya berukuran 10 cm x 5 cm, 12 cm x 12 cm, 15 cm x 15 cm, 20 cm x 10 cm, 30 cm x 15 cm, dsb. Persyaratan kelas kayu secara visual berhubungan dengan sifat visual yang dapat diterima untuk kayu konstruksi. Persyaratan tersebut bisa digunakan di samping uji kelas untuk kekuatan dan keteguhan kayu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan sambungan adalah kerapatan kayu, besarnya beban yang diberikan, dan keadaan alat sambungnya. Sambungan kayu berperan penting , seperti bangunan gedung, rumah, menara, atau jembatan. Hal ini dikarenakan struktur kayu terbuat dari komponen yang harus disambungkan secara bersama-sama untuk memindahkan beban yang diterima oleh komponen kayu tersebut. 

Pemilihan baut dan mur sebagai alat pengikat dalam industri transportasi, misalnya pacta kapallaut, mobil ataupun pesawat terbang, harus dilakukan secara cermat dan seksama untuk mendapatkan mutu atau kekuatan baut yang sesuai dengan konstruksi yang akan disambung. Pemilihan ini tentunya hams dilandasi dengan pengujian dan penelitian agar didapatkan basil yang optimal. Akan tetapi teknik penyambungan dengan baut walaupun telah melalui pengujian dan penelitian, penurunan kekuatan tetap saja terjadi pacta bagian yangdisambung temtama pada daerah lubang dan bagian ulir dari baut, hal ini disebabkan karena ulir baut mempakan bentuk takikan yang dapat memperlemah konstruksi. Selain itu dalam pembuatan baut, cacat mikro jarang terdeteksi walaupun telah menggunakan alat uji.
Baut yang sering digunakan

ISI
Ditinjau dari perencanaan mekanika, konstruksi kayu memiliki perbedaan dengan konstruksi lain, seperti pada beton bertulang atau baja. Pada konstruksi kayu akan ditemukan kondisi sambungan yang tidak mungkin rigid seperti pada beton bertulang atau pada konstruksi baja. Pada konstruksi kayu terdapat batasan deformasi atau displacement pada sambungannya dimana batasan displacement sambungan yang diizinkan adalah sampai dengan 1,5 mm. Untuk alat sambung sendiri ada beberapa macam yaitu alat sambung perekat (epoxy), pasak, paku dan baut. Efektifitas masing – masing alat sambung berbeda – beda tergantung dari karakterisatik masing – masing sambungan dimana keefektifitasan lat sambung perekat dapat mencapai 100%, pasak 60%, paku 50% dan baut 30% (Felix,1992).
           
A.    Konstruksi Bangunan
Sambungan kayu seing diperlukan dalam dunia konstruksi kayu yang berfungsi untuk memperpanjang batang kayu (Overlapping connection). Namun, sambungan merupakan titik terlemah atau titik kritis dalam suatu bangunan structural. Hal ini karena sambungan tersebut selain berfungsi menahan beban yang bekerja padanya, juga berfungsi menahan aliran gaya / beban pada suatu bagian ke bagian lain dalam sambungan tersebut. 

Bangunan di Indonesia memiliki bentuk yang diadaptasi dari desain bangunan Eropa dan arsiteknya adalah mahasiswa jurusan teknik sipil. Kayu yang digunakan bangunan ini berasal dari kayu Indonesia, dimana kayu ini selanjutnya akan dikirim untuk didesain sesuai kebutuhan. Pada bagian dalam bangunan, terdapat furniture dan benda-benda yang terdiri dari kayu.

B.     Peranan Baut
Pada bangunan ini juga dapat dilihat bagian sisi ventilasi dibuat dengan menggunakan kayu meranti, bagian jendela yang kayunya sangat kokoh juga terbuat dari kayu meranti, dan bagian langit-langit bangunan terbuat dari beton (semen).

Material dasar yang digunakan dalam pembuatan baut dan mur adalah baja karbon rendah yang berbentuk gulungan kawat baja batangan. Gulungan kawat baja ini dilumskan diantara canai yang berputar kemudian dimasukkan kedalam mesin pemotong untuk dipotong sesuai dengan ukuran taut dan mur yang telah ditentukan. Proses pembuatan taut dengan cold working dibedakan dalam dua cara, yaitu dengan Machined Bolt, pembuatan ulir baut dikerjakan dengan menggunakan mesin butut atau yang sejenisnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar