PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kayu adalah suatu bahan yang
dihasilkan dari sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah
diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan keinginan dan kemajuan teknologi.
Kayu berasal dari tumbuh-tumbuhan hidup di alam yang jenis pohonnya mempunyai
batang berupa kayu.
Berat
jenis dan ketahanan terhadap tegangan (kekakuan) digunakan sebagai pendekatan
untuk mengukur kekuatan. Parameter-parameter tersebut secara langsung
berhubungan dengan kekuatan, tetapi hubungan tersebut berbeda menurut
spesiesnya. Sifat mekanis merupakan kekuatan dan ketahanan terhadap
perubahan bentuk suatu bahan, sedangkan kekuatan adalah kemampuan suatu bahan
untuk memikul beban atau gaya yang bekerja padanya. Sifat mekanis biasanya
merupakan ciri terpenting dari produk kayu yang akan digunakan untuk bahan
bangunan gedung (Haygreen dan Bowyer, 1982).
Agar cocok untuk penggunaan dan
pemakaian kayu sebagai bahan bangunan maka pedoman di bawah ini dapat dijadikan
pegangan diantaranya adalah sebagai berikut
- Berdasarkan sifat-sifat jenis kayu :
- Sifat keawetan kayu
- Sifat kekuatan kayu
- Sifat-sifat lainnya
- Berdasarkan keadaan permukaan kayu
1.
Warna dan pola kayu
2.
Ukuran serat dan pori-pori
- Berdasarkan kelas pemakaian kayu
1.
Banyak sedikitnya penggunaan suatu jenis kayu oleh
konsumen kayu
2.
Dilihat dari kelas keawetan dan kelas kekuatan jenis
kayu yang bersangkutan
Beberapa keuntungan dan kerugian kayu sebagai bahan bangunan adalah :
- Keuntungan
-
Banyak didapat di Indonesia dan bias di daur ulang lagi
ketersediaannya dengan menanam kembali (reboisasi)
-
Mudah dikerjakan dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan
dan penggunaannya serta harga yang relative murah
-
Kekuatan kayu cukup tinggi dan ringan
-
Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia (kecuali
bahan kimia yang keras) cukup tinggi atau baik
-
Pada jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang indah
sehingga mempunyai nilai dekoratif yang indah dan baik
-
Kedap suara
- Kerugian/Keuntungan
-
Sifatnya kurang homogen
-
Mudah dipengaruhi oleh iklim atau cuaca
-
Lendutan dapat terjadi pada keadaan kelembapan tinggi
-
Mudah terserang serangga, jamur, dan cacing laut
-
Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam seperti : mata
kayu dan pecah-pecah
-
Agak mudah terbakar
Berdasarkan ukuran dan penggunaannya, kayu bangunan dapat dibagi menjadi
tiga macam yaitu :
- Kaso dan papan
Kayu ini berpenampang segi empat dengan tebal antara 5-12.5 cm (2-5
inchi) dan lebarnya 10 cm (4 inchi) ke atas. Sortimen jenis ini biasa dipakai
untuk kaso atap rumah (kaso) dan untuk lantai (papan)
- Balok dan gelagar
Kayu ini berpenampang segi empat dengan tebal 12.5 cm (5 inchi) atau
lebih dan lebarnya 20 cm atau lebih. Kayu-kayu ini biasa dipakai sebagai balok
penopang, gelagar jembatan dan bagian-bagian konstruksi lainnya yang menyangga
beban lentur.
- Tiang
Kayu-kayu ini berpenampang bujur sangkar atau mendekati bujur sangkar
berukuran sekitar 12.5 x 12.5 cm atau lebih.
Semua
ukuran segiempat yang biasanya digunakan untuk kayu dengan beban berat, misalnya
berukuran 10 cm x 5 cm, 12 cm x 12 cm, 15 cm x 15 cm, 20 cm x 10 cm, 30 cm x 15
cm, dsb. Persyaratan kelas kayu secara visual berhubungan dengan sifat visual
yang dapat diterima untuk kayu konstruksi. Persyaratan tersebut bisa digunakan
di samping uji kelas untuk kekuatan dan keteguhan kayu.
Pemilihan baut -mur
sebagai alat pengikat dalam industri transportasi, misalnya pacta kapallaut,
mobil ataupun pesawat terbang, harus dilakukan secara cermat dan seksama untuk
mendapatkan mutu atau kekuatan baut yang sesuai dengan konstruksi yang akan disambung.
Pemilihan ini tentunya hams dilandasi dengan pengujian dan penelitian agar
didapatkan basil yang optimal. Akan tetapi teknik penyambungan dengan baut
walaupun telah melalui pengujian dan penelitian, penurunan kekuatan tetap saja
terjadi pacta bagian yangdisambung temtama pada daerah lubang dan bagian ulir daTi
baut, hal ini disebabkan karena ulir baut mempakan bentuk takikan yang dapat
memperlemah konstruksi. Selain itu dalam pembuatan baut, cacat mikro jarang terdeteksi
walaupun telah menggunakan alat uji tanpa memsak.
ISI
Ditinjau dari perencanaan
mekanika, konstruksi kayu memiliki perbedaan dengan konstruksi lain, seperti
pada beton bertulang atau baja. Pada konstruksi kayu akan ditemukan kondisi
sambungan yang tidak mungkin rigid seperti pada beton bertulang atau
pada konstruksi baja. Pada konstruksi kayu terdapat batasan deformasi atau displacement
pada sambungannya dimana batasan displacement sambungan yang
diizinkan adalah sampai dengan 1,5 mm. Untuk alat sambung sendiri ada beberapa
macam yaitu alat sambung perekat (epoxy), pasak, paku dan baut.
Efektifitas masing – masing alat sambung berbeda – beda tergantung dari
karakterisatik masing – masing sambungan dimana keefektifitasan lat sambung
perekat dapat mencapai 100%, pasak 60%, paku 50% dan baut 30% (Felix,1992).
Dalam kegiatan praktek yang dilaksanakan pada gedung bangunan perumahan,
dapat diketahui banyak penggunaan kayu pada bangunan tersebut. Bangunan
perumahan ini terletak di Jln. Jamin Ginting, Simalingkar A No.105, Medan.
Perumahan ini diberi nama sesuai dengan nama secara umum yakni “Grand Sumatera
Jamin Ginting” tidak sesuai dengan nama yang memiliki bangunan ini.
Bangunan ini memiliki bentuk
bangunan yang diadaptasi dari desain bangunan Eropa dan arsiteknya adalah mahasiswa
jurusan teknik sipil. Kayu yang digunakan bangunan ini berasal dari kayu
Indonesia, dimana kayu ini selanjutnya akan dikirim untuk didesain sesuai
kebutuhan. Pada bagian dalam bangunan, terdapat furniture dan benda-benda yang
terdiri dari kayu.
Pada bangunan ini juga dapat dilihat
bagian-bagian yang belum mengalami kerusakan, baik kerusakan karena usia
ataupun karena pengaruh perusak kayu (rayap) karena perumahan ini baru dibangun
dan ada sebagian bangunan rumah yang sudah siap. Bagian sisi ventilasi dibuat
dengan menggunakan kayu meranti, bagian jendela yang kayunya sangat kokoh juga
terbuat dari kayu meranti, dan bagian langit-langit bangunan terbuat dari beton
(semen).
Material dasar yang
digunakan dalam pembuatan taut dan mur adalah baja karbon rendah yang berbentuk
gulungan kawat baja batangan. Gulungan kawat baja ini dilumskan diantara canai
yang berputar kemudian dimasukkan kedalam mesin pemotong untuk dipotong sesuai
dengan ukuran taut dan mur yang telah ditentukan. Proses pembuatan taut dengan
cold working dibedakan dalam dua cara (Gambar 2A), yaitu dengan Machined Bolt,
pembuatan ulir baut dikerjakan dengan menggunakan mesin butut atau yang
sejenisnya.
- Kayu dalam pembangunan
Penggunaan kayu
sembarang sangat membantu dalam kontruksi perumahan
- Pintu kayu
Pada bangunan ini pintu yang digunakan ada 2 jenis yaitu pintu sayap
ganda sebagai pintu utama di bagian depan rumah. Pintu sayap ganda ini memiliki
dua daun pintu yang di gantung pada bagian dalam rangka dengan menggunakan
engsel kayu yang menyatu pada pintu yang terletak di bagian atas dan bawah
pintu. Untuk pintu-pintu yang digunakan untuk ruangan-ruangan biasa diguanakan
pintu dengan tipe pintu sayap tunggal dengan menggunakan engsel pintu besi yang
biasa digunakan pada pintu-pintu biasa. Semua pintu yang digunakan terbuat dari
kayu besi. Dibawah ini merupakan gambar pintu kayu sayap ganda.
- Jendela kayu
Jendela yang digunakan pada bangunan ini adalah jendela dengan tipe
jendela sayap ganda. Jendela ini mempunyai daun-daun jendela yang ditempatkan
pada engsel depan atau belakang. Bagian jendela ini dapat dibuka penuh. Untuk
jendela pada lantai satu pada bangunan ini dilengkapai dengan jerajak besi,
sedangkan untuk jendela pada lantai dua hanya dilengkapi dengan daun jendela
saja tanpa ada jerajak. Semua daun jendela terbuat dari kayu Merbau (Intsia palembanica) yang diimpor dari
Bandung. Dibawah ini terlihat jendela pada bangunan perumahan.
Cincin
penutup (washer) digunakan agar kepala baut atau mur tidak masuk ke dalam kayu ketika
baut dikencangkan. Penentuan nilai
rancangan yang diizinkan tidak memperhitungkan washer. Semua mur harus dipasang dengan kencang
kemudian dikencangkan lagi setelah kayu mencapai kadar air keseimbangannya. Kualitas sambungan
dengan baut dipengaruhi oleh kualitas kayu dan baut yang digunakan
(Soltis, 1999). Sementara itu Faherty
(1997) menyatakan beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam sambungan
kayu dengan baut ini adalah beban pada baut, kualitas lubang baut, beban yang
diizinkan, penempatan, bidang bersih dan penyesuaian untuk nilai yang diizinkan.
- Kusen Pintu dan Jendela
Pada daun pintu dan jendela pada dinding, dipasang rangka yang disebut
kusen, kusen untuk tempat tinggal terbuat dari kayu atau logam. Kusen kayu
memberikan penampilan yang hangat dan indah dari tampilan tekstur serat-serat
kayu yang dimilikinya, mempunyai nilai penyekat panas yang baik dan pada
umumnya tahan terhadap pengaruh cuaca. Pada bangunan ini tipe kusen pintu dan
jendela yang digunakan adalah kusen pintu gedung dari besi.
Dibeberapa bagian untuk mencegah
agar tidak mengalami kerusakan akibat serangan rayap misalnya pada pintu di
ruang makan dan agar rayap menyerang
bagian bawah pintu yang menyebabkan pintu tersebut rusak maka diperlukan
tindakan untuk melakukan pengawetan kayu sebelum digunakan lalu kayu pintu
ataupun jendela tersebut di cat. Pengawetan kayu untuk perumahan dan gedung
adalah suatu proses memasukkan bahan pengawet ke dalam kayu dengan tujuan untuk
meningkatkan daya tahan kayu terhadap serangan organisme perusak kayu sehingga
dapat memperpanjang masa pakai kayu.
Menurut keterangan dari pihak pemilik yang kebetulan berada disana, pada
bagian loteng tidak mengalami kerusakan karena terbuat dari beton. Pada bagian
jendela atau pintu yang keadaannya lembap dan gelap membuat rayap suka tinggal
dan menyerang kayu pada bagian ini.
Beban yang diizinkan;
Nilai rancangan yang diizinkan untuk beban lateral telah disusun dalam
suatu bentuk tabel baik untuk sejajar maupun tegak lurus serat dalam
sambungan geser tunggal. Nilai yang
terpisah diberikan untuk pembebanan elemen utama atau penunjang
tegak lurus serat termasuk nilai Z2- yang diaplikasikan
ketika kedua elemen dibebani tegak lurus serat. Nilai
yang diizinkan untuk sudut beban antara 0o (sejajar serat) dan 90o (tegak lurus serat)
dapat diperoleh dari nilai sejajar dan tegak lurus dengan menggunakan rumus
Hankinson atau nomograf Scholten. Plot
nilai yang diizinkan (sejajar dan tegak lurus serat) untuk dua ukuran baut
dalam sambungan tiga elemen (geser ganda), menunjukkan nilai yang meningkat
secara proporsional dengan ketebalan elemen utama dan penunjang sampai mencapai nilai maksimum. Jika elemen kayu yang disambung berbeda
jenisnya, nilai rancangan yang diizinkan dipilih berdasarkan jenis dengan kekuatan
sangga yang terkecil.
Penempatan; Dalam
menempatkan baut, perlu mempertimbangkan jarak
ujung,
jarak tepi/pinggir, spasi dalam baris dan spasi antar baris. Perlu juga menentukan
penempatan baut pada arah sejajar dan tegak lurus serat dan mempertimbangkan
beban pada suatu sudut terhadap serat.
NDS memberikan nilai untuk spasi ketika beban yang diberikan sejajar
maupun tegak lurus serat. Kebanyakan nilai
jarak berdasarkan diameter baut (D) dan diberikan dari tengah ke tengah lubang
baut.
Bidang bersih; Elemen harus diperiksa untuk kapasitas
pembawa beban
pada
bidang bersih kritis dari sambungan.
Bidang kotor dari elemen harus dikurangi untuk
lubang. Pada elemen tegangan dan
tekanan, area bersih yang diperlukan (in2) ditentukan dengan membagi beban total yang
diteruskan melalui bidang bersih kritis dengan tegangan rancangan yang
diizinkan untuk jenis dan mutu bahan yang digunakan.
Penyesuaian untuk
nilai yang diizinkan; Penyesuaian harus mempertimbangkan:
- Lama atau durasi beban
- Kondisi kadar air dalam pemakaian
- Suhu kayu dalam pemakaian
- Faktor aksi grup
- Perlakuan bahan penghambat api
- Geometri penempatan baut
PENUTUP
Rumah konstruksi kayu adalah
bangunan rumah dengan menggunakan sistem struktur rangka pemikul dari bahan
kayu. Biasa disebut sebagai rumah kayu, ciri-cirinya yaitu seluruh komponen
balok dan kolom serta dinding yang digunakan adalah kayu. Rumah dengan struktur
rangka kayu harus menggunakan sambungan-sambungan takik yang dikencangkan dengan
menggunakan paku minimal 4 buah. Panjang paku yang digunakan minimal 2,5 kali
tebal kayu yang terkecil. Apabila struktur kayu ini memikul beban berat
(seperti struktur kayu untuk bangunan gudang atau garasi kendaraan), maka
sambungan kayu harus dikencangkan dengan menggunakan bout berdiameter minimum
10 mm. Semua kayu yang digunakan harus kering dan bila perlu diawetkan sesuai
dengan persyaratan pengawetan kayu.
Dari kegiatan yang dilakukan kita dapat mengetahui desain bangunan yang
ada pada Perumahan Grand Sumatera Jamin Ginting. Arsitektur bangunan
mengadaptasi dari desain Eropa. Pada bangunan ini, kita dapat banyak melihat
tipe-tipe perumahan yang didesain oleh arsitek Teknik Sipil.
Banyak petuah dan nasihat yang kita
lihat pada pelaksanaan kegiatan ini. Ada yang tersiratkan pada suatu bentuk
lukisan burung, yang memiliki arti kita harus bisa hidup dalam keadaan apapun.
Ini menggambarkan semangat juang yang pantang menyerah dalam menjalani setiap
kehidupan.
Bangunan Perumahan Grand Sumatera
Jamin Ginting merupakan sebuah bangunan yang menjadi bangunan mewah,
dikarenakan bentuk dan desainnya yang tetap bertahun dari tahun ke tahun.
Keistimewaan bangunan ini dapat kita lihat dari bagian dalam ruangan yang
nyaman dan praktis, dan membuat pengunjung yang datang untuk melihat serta
mengagumi bangunan yang kokoh berdiri.
Saat ini banyak pula material yang dikembangkan untuk menjadi alternatif
pengganti kayu seperti aluminium, kusen beton, gypsum, kusen UPVC yang
mendekati bentuk dan penampilan kayu untuk kusen pintu dan jendela luar.
Sebetulnya kayu memiliki Keunggulan dibanding dengan material lainnya yaitu
tampilan natural yang disukai dari kayu, material kayu banyak yang kuat menurut
jenisnya seperti kayu jati, kaper, atau ulin, melalui proses pengovenan yang
baik. Kayu memang fleksibel untuk dirubah bentuknya sesuai desain, seperti
bentuk lurus atau melengkung, dan dapat menahan panas atau dingin dari luar
ruangan. Sedangkan kerugian kayu antara lain mudah dimakan rayap, perawatan
secara berkala dengan cat atau coating agar tetap awet, dan menyerap air
sehingga menyebabkan volume kayu dapat berubah-ubah. Akibatnya pintu atau
jendela sulit dibuka karena salah satu sudutnya memuai.
Kerusakan yang menyebabkab
putusnya baut meja putar daTi Grane Drott Cruz pacta dasarnya disebabkab oleh
kelelahan (fatique) dari material baut akibat beban dinamis. Jenis kelelahan
(fatique) yang terjadi tersebut adalah jenis low cycle fatique yaitu jenis
kelelahan yang diakibatkan kelelahan yang disebabkan oleh tegangan yang besar.
Hal ini ditunjukkan oleh bentuk permukaan patahan baut yang menunjukkan kondisi
patah overload yaitu suatu kondisi dimana perambatan retak terjadi dalam waktu
yang singkat dan akhimya dengan cepat diikuti oleh patah getas.
Kerusakan akibat kelelahan
(fatique) pada baut tersebut dapat diawali atau dipercepat oleh : cacat manufaktur
pada baut. Cacat tersebut berupa lipatanlipatan (laps) pada perrnukaan ulir
dati baut yang teljadi ketika proses pengerolan ulir (thread rolling). Lipatan
tersebut merupakan bagian logam yang tidak menyatu sehingga merupakan pusat
retak awal. Disamping itu pada lipatan tersebut telah teljadi proses oksidasi
ketika baut tersebut diberi proses perlakuan panas. Proses tersebut dimaksudkan
untuk meningkatkan kekerasan atau kekuatan baut. Akibat proses oksidasi
tersebut maka pada bagian lipatan mengalami proses dekarburisasi sehingga menimbulkan
perubahan struktur mikro dari martensit temper menjadi fecit yang kasar dengan
kekuatan yang rendah. ini berarti proses dekarburisasi dapat menurunkan
kekuatan baut lebih jauh terutama dibagian lipatan sehingga kerusakan karena kelelahan
dapat dipercepat.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kehutanan. 2008.
Pemanfaatan Kayu. Jakarta.
Haygreen,
J. G. dan J. L. Bowyer. 1982. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu, Suatu Pengantar. UGM – Press. Yogyakarta.
Pandit dan Ramdan. 2002. Anatomi Kayu. ITB : Bandung
Setiadi, A dan Sofyan, K. 2010. Sifat Kimia Beberapa Jenis Kayu.
Teknologi Hasil Hutan Fahutan. Fakultas Kehutanan IPB.
Sjostrom, E. 1981. Kimia Kayu Dasar-dasar dan Penggunaan Edisi 2
(Terjemahan). Yogyakarta. Gadjah Mada Universuty Press.
Tsoumis, G. 1976. Kayu Sebagai bahan Baku. Proyek Penterjemahan
Literatur Kehutanan. Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Yap KHF. 1984.
Konstruksi Kayu. Binacipta. Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar